Ashton gelagapan saat ditanya dengan wajah seriusnya Lily. Ashton bingung ingin menjawab jujur atau bohong. Tapi melihat wajah Lily yang penuh keseriusan membuat Ashton tak berani berbohong.
Hingga akhirnya... dengan ragu Ashton menganggukan kepalanya. "Ya aku tertarik padanya. Dia gadis yang baik." Ucap Ashton dengan hembusan nafasnya.
Lily tidak bisa menahan keterkejutannya. Bagaimana bisa gadis yang baik? Lily ingat dengan jelas perlakuan jalang sialan itu saat di restaurant! Sangat tidak mencerminkan sikap baik sama sekali!
Lily berusaha menahan kekesalannya, "Apanya yang kau sebut baik Ash?" Lily dengan kuat menahan intonasi suaranya agar tidak menyudutkan Ashton.
"Dia baik, perhatian, dan sangat peduli pada kelas bawah. Dia sering berkunjung kemari, dan aku mulai terbiasa dengannya."
Lily kesal dan berdiri dari duduknya, "Kenapa kamu tidak cerita? kenapa kamu tidak memberitahu di surat?!" Pekik Lily kalut.
Leo yang melihat adiknya yang seperti ingin meledak, mencoba menenangkannya dengan sabar. Membawa Lily duduk kembali sambil terus memeganggi tangan Lily yang terkepal kuat.
Ashton menatap Lily dengan pandangan tak mengerti, "Kenapa aku harus menceritakan semua kisah hidupku pada-mu?"
Lily yang mendengar itu sontak terkejut. Sangat amat terkejut sampai rasanya Lily ingin mengamuk. Bisa-bisanya Ashton, pria itu berkata demikian setelah masa kecil mereka yang penuh dengan tawa?
Leo juga terlihat kecewa terhadap Ashton, tapi dia memilih bersikap tenang. "Ash mungkin Lily hanya ingin kita seperti dulu, tidak ada yang disembunyikan. Lagi pula, kemarin aku bertemu dengan Valerie, dan maaf saja... aku rasa dia tidak sebaik yang kau bilang, Ash."
Ashton memijat pangkal hidungnya, "Sudahlah aku ingin sendiri. Bisa kalian pergi dulu?"
Lily yang sudah muak semakin bertambah muak mendengar perkataan Ashton barusan. Dengan kasar Lily bangkit dan menarik tangan Leo untuk pergi.
~~~
Perjalanan pulang, Lily sama sekali tidak bisa berpikir jernih. Otaknya benar-benar kalut, kusut tak menentu. Lily pikir semuanya akan berubah, Lily pikir pertemuannya dengan Ashton akan merubah takdir. Tapi mengapa harus seperti ini? Mengapa takdir tidak ingin dirubah? Kenapa?!
"Lil kau baik-baik saja?"
Lily menoleh sekilas kearah Leo. Kakaknya itu terlihat khawatir. Lily mendekatkan tubuhnya kearah Leo lalu memeluknya dengan erat. Lily butuh sandaran saat ini. Hanya kakaknya yang bisa membuat Lily tenang saat kalut seperti ini. Walaupun Leo sangat menjengkelkan tapi saat adiknya sedang tidak baik-baik saja, Leo akan berada di tempat paling terdepan untuk melindungi dan menenangkan adik kesayangannya itu.
Dan Lily sangat bersyukur memiliki kakak seperti Leo.
"Tenanglah, Ashton pasti tahu yang terbaik untul dirinya."
Lily hanya bisa mengangguk menanggapi perkataan kakaknya.
Setelah beberapa lama akhirnya Lily dan Leo sampai dirumah. Dengan Cepat Lily langsung menuju kamarnya tanpa mempedulikan tatapan bingung dari ibunya.
"Leo, ada apa?" Tanya Catelyn dengan wajah khawatir nya.
Leo langsung saja memeluk ibunya erat, "Hanya perselisihan kecil bu."
Catelyn mengusap rambut anaknya dengan lembut. Catelyn yakin bukan hanya sekedar masalah yang kecil. Jika hanya masalah kecil anak-anaknya tidak akan sekalut ini.
Sedangan dikamarnya Lily bergelung dibawah selimut, memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi kedepannya. Bagaimana jika ending mengerikan itu benar-benar terjadi? Oh Tuhan, Lily sangat butuh pertolongan saat ini.
TBC
Halo ada yang kagen ga?😸
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Kaisar!
خيال (فانتازيا)Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum bisa berbicara! ©Sherlynap2021