Tujuh hari berlalu setelah acara pergantian tahun yang penuh kebahagiaan itu. Aku tidak bodoh yang melewatkan raut wajah Alden yang sejak saat itu terlihat diselimuti kabut kelabu.
Pikiran buruk satu persatu menubruk kepala-ku. Sejak hari itu, aku selalu berusaha untuk berpikir dengan jernih. Tapi pada kenyataannya, tak sedetik-pun kepala ini memikirkan hal yang positive.
Ashton yang terasa semakin jauh, Leo yang bersekolah dan hanya pulang saat musim dingin, dan sekarang? Alden yang meresahkan.
Dua belas tahun aku hidup di dunia ini. Aku bahkan tidak bisa mengubah alur cerita. Ashton akan tetap hancur karena Valerie. Walaupun aku tahu bisa saja semua itu berubah. Namun entah kenapa, hati-ku berkata bahwa semua ini, takdir ini, tidak akan pernah bisa berubah.
Alden, anak itu benar-benar mencuri hati-ku. Dan akan ku pastikan dia akan bertanggung jawab akan hal ini. Jika dia benar-benar pergi, aku ingin dia membawa seluruh hatiku begitu juga sebaliknya. Akan ku kurung seluruh hatinya bersama ku.
"Lily kenapa melamun, hmm?"
Aku mengerjap saat merasakan usapan lembut dibahuku. Ibu? Ah~ aku bahkan hampir lupa kalau aku sedang membuat roti panggang bersama ibu.
Aku tersenyum kearah ibu, "Lily tidak apa-apa. Maaf Lily melamun, bu."
Ibu mengelus rambutku dengan gemas, "Tahu tidak? ibu lihat anak-anak ibu belakangan ini sedang murung semua. Entah itu Leo, Alden, dan sekarang kamu. Memangnya ada apa sih?"
Leo? Anak itu murung?
"Nah kan melamun kembali, Lily sebaiknya kamu ke kamar kakak-mu saja. Ibu jadi khawatir."
Aku tersenyum tidak enak kearah ibu, sejak pagi juga aku belum menemukan Alden dimanapun.
"Ibu, apakah ibu melihat ka Alden?" Tanyaku.
"Pagi-pagi sekali Alden pergi bersama ayahmu."
"Baiklah ibu, maaf Lily tidak bisa membantu ibu."
"Tidak masalah Lily, segeralah hampiri kakak mu."
Aku-pun mengangguk, lalu berbalik dan melangkah menuju kamar Leo.
Sebelumnya Alden dan Ayah memang sering pergi berdua, namun kali ini perasaanku sedikit tidak enak. Ada apa sebenarnya?
Aku sudah sampai di depan pintu kamar Leo, lalu dengan tergesa aku membukanya. Terlihatlah Leo yang sedang bergelung di dalam selimut.
Ide jahil ku tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Aku berjalan mengendap-ngendap lalu melompat dan menaiki tubuh Leo yang sedang berada di dalam selimut.
"ARGHH LILYYYYYY!!!"
Aku tertawa mendengar jeritannya, lalu menggulingkan tubuhku dan tertidur diatas kasurnya yang empuk ini.
"Kakak, kata ibu kau sedang murung. Ada apa gerangan?"
Dengan tetap berada di dalam selimutnya Leo menjawab, "Kau tahu Lil? yang waktu itu aku bilang tentang Alden bertemu ayahnya? Dia memang bertemu kan? walaupun tidak langsung. Raut wajahnya saat itu terlihat murung, persis seperti saat kita bersama kemarin."
Tiba-tiba saja Leo membuka selimutnya dan mendekatkan wajahnya kearahku, "Tapi yang sekarang terlihat lebih parah."
Aku manarik nafas panjang. Pikiran buruk ku itu t-tidak mungkin terjadi kan?
bersambung...
HALO! HAPPY 29K VOTE! TERIMAKASIH BANYAK-BANYAK UNTUK KALIANNNNN!!!!❤😭
Makasih banyak buat kalian yang setia baca ceritaku, apalagi yang setia vote juga, makasih pokoknya makasihh!!
Makasih juga yang setia nunggu aku yang suka ngaret ini❤😭 Emot love banyak-banyak buat kalian❤❤❤❤💜💙💛💜💚💝
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Kaisar!
FantastikJulia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum bisa berbicara! ©Sherlynap2021