Mulai sedikit tidak peduli

23.1K 3.4K 42
                                    

Keesokan harinya Lily berjalan-jalan ke kota, dia ingin membeli beberapa hadiah untuk Alden nanti. Lily masih kesal jika memikirkan perbuatan Leo yang sangat mengganggu suasana itu. Harusnya Lily bisa lebih lama tidur dalam kehangatan tubuh Alden tercintanya, apalah daya jika memiliki kakak macam si curut Leo.

Lily berjalan kesana kemari mencari toko yang menjual barang yang Lily inginkan. Sebuah brooch permata biru untuk di pakai Alden nanti. Lalu Lily ingin memberikan sebuah pedang yang ingin Lily request langsung modelnya kepada pengrajin.

Udara yang dingin ini tidak menyurutkan semangat Lily untuk mencari. Lily bahkan menolak saat Leo mengusulkan ingin ikut mengantar. Lily hanya di temani kusir dan kudanya yang menunggu di depan gang kecil.

Tahun-tahun yang lalu Lily selalu memberikan sesuatu yang terlalu biasa untuk Alden. Di mulai dari sapi tangan, anak-anak Dizzy yang Lily dandani lalu Lily masukan ke dalam kotak besar penuh bolong-bolong udara, lalu topi, ah yang pasti semua itu sangat tidak berkesan menurut Lily.

Setelah lama berkeliling akhirnya Lily menemukan sebuah toko perhiasan yang menarik perhatiannya. Memang sederhana, namum perhiasan yang di pajang sangat amat cantik dan seperti memiliki auranya sendiri.

Lily berjalan mendekat. Mata Lily berbinar melihat perhiasan yang begitu cantik dan elegant itu. Dengan hati yang berbunga Lily membuka pintu toko itu dengan di iringi suara lonceng yang terletak diatas pintu.

"Selamat datang, nikmati waktu mu Lady."

Lily tersenyum kearah pria tua pemilik toko yang berdiri di belakang etalase perhiasan itu. "Aku mencari sebuah brooch permata berwarna biru untuk hadiah." Ucap Lily yang di balas senyuman oleh pria memilik toko.

"Pasti untuk pria?" Tanya pemilik toko itu, Lily mengangguk mengiayakan.

Pria itu beranjak pergi dari tempatnya, dia masuk kedalam pintu. Lily mengerjap bingung, padahal brooch seperti yang Lily sebutkan tadi ada di etalase, namun kenapa pria itu malah pergi entah kemana? Ah mungkin dia pergi ke toilet, pikir Lily.

Tal beberapa lama pria itu-pun kembali, Lily hanya bisa diam pemperhatikan pergerakan pria itu.

"Maaf membuat-mu menunggu lama."

Lily tersenyum, "Tidak apa-apa."

Pria itu menyodorkan sebuah tempat perhiasan yang begitu indah berwarna hitam beludru. Dia membukanya, dan terpanalah Lily dengan brooch yang begitu indah itu. Matanya berkaca-kaca takjub.

"Indah sekali!" Lily berkata dengan lirih.

Lily meraih uang di dalam kantung mantelnya, "Apakah segini cukup untuk membelinya?" Tanya Lily.

Pria pemilik toko itu tertawa, "Lady kecil, ini adalah perhiasan satu-satunya yang ada di toko ini."

Kabut kelabu sontak saja mengelilingi mata Lily setelah mendengar pria itu berkata. Lily hanya memiliki uang sebesar ini untuk membeli brooch, sisanya Lily akan belikan pedang.

Namun tiba-tiba pemilik toko itu kembali tertawa, "Lady kecil, anda bisa memilikinya kalau mau. Tidak usah membayar."

"Bagaimana bisa?" Tanya Lily.

"Tentu saja bisa, dia sendiri yang memilih anda."

Lily tertawa kecil, "Anda bisa saja, mana mungkin bisa seperti itu. Tolong, bisakah dengan beberapa uang ini aku bisa memilikinya?"

"Sudah saya bilang anda bisa memilikinya secara cuma-cuma, namun baiklah saya akan mengambil separuh dari uang ini."

Akhirnya brooch cantik itu berada di tangan Lily. Lily tersenyum senang lalu mengucapkan terimakasih kepada sang pemilik toko setelah brooch itu di bungkus dengan baik. Dengan hati-hati Lily menaruhnya di dalam kantong mantel.

'Ting!'

Lily menoleh kearah pintu. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang masuk. Ashton dan Valerie! Sedang apa mereka–

"Lily? Sedang apa kau disini?"

Pertanyaan di benak Lily terpotong begitu saja dengan pertanyaan sama yang keluar dari mulut Ashton.

Lily memutar bola matanya, "Tidak usah basa basi, sudah basi." Jawab Lily yang membuat Ashton terngaga.

"Pangeran, biarkan saja dia. Ingat tujuan kita."

Urghh rasanya Lily ingin mencakar mulut perempuan sial itu! Tapi Lily ingat janjinya untuk mencoba tidak peduli.

Lily tersenyum kearah pria pemilik toko, "Terimakasih sekali lagi."

"Sama-sama, Lady."

Lily-pun akhirnya berjalan keluar melewati Ashton dan Valerie. Tidak perlu berbasa-basi, Lily langsunh saja keluar meninggalkan mereka.

Namun Lily samar-samar mendengar suara Ashton yang berkata, "Dia berubah." dan sialnya lagi si jalang Valerie malah berkata, "Ya, dia seakan tidak memiliki etiquette."

Percayalah, Lily benar-benar muak dengan mereka berdua.




TBC

Halo! Maaf.. mungkin untuk 1 minggu kedepan aku ga bisa update, tapi akan aku usahain! Dan mohon maaf bila ada typo, aku mager banget ngebenerin typo😿

Sehat selalu, kalian!🌻

–Love y'all💋

I'm Yours Kaisar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang