42. Hanya saja dia juga mencintainya

254 42 2
                                    

" Wu Er, apakah belum menemukan Xiao Chen ? "

" En ".

Lin Zheng Feng akan menelepon Wu He Lian setiap jam, juga mengirim bawahannya untuk mencari.

Tapi Gu Xiao Chen tampaknya telah menguap dari bumi, tidak bisa ditemukan di mana pun. Di pihak Yu Mei, ia juga sudah menelepon untuk bertanya. Gu Xiao Chen tidak pernah kembali. Ia tidak punya waktu untuk menjelaskan alasannya, jadi hanya berpesan singkat, agar dia tidak keluar. Jika Gu Xiao Chen kembali, maka segera memberi tahu dirinya.

Hari mulai gelap, tapi masih belum mendapat kabar Gu Xiao Chen

Tidak ada yang tahu kemana dia pergi, tidak ada yang tahu bagaimana dia sekarang.

Dia sendirian, gadis yang sangat lemah, sangat membuat orang khawatir.

Lin Zheng Feng melakukan semua yang ia bisa untuk menemukannya, sampai hari gelap dan akhirnya kembali ke hotel dengan enggan.

Di kamar hotel, Lin Lan memilih lukisan pemandangan yang terkenal dan menunjukkannya kepada Su Hong.

" Ma, apa pendapatmu tentang lukisan ini ? "

“ Ku pikir itu lumayan, jika itu adalah pelukis terkenal, maka akan lebih baik lagi, ” kata Su Hong sambil tersenyum.

" Benarkah ? " Lin Lan bertanya,
" Kalau begitu aku akan pergi memilih, memilih pelukis terkenal. "

Keduanya sedang mendiskusikan lukisan, Lin Zheng Feng bergegas masuk. Lin Lan menoleh dan menatapnya, ia benar-benar terkejut ketika melihat ekspresi seriusnya,
" Pa, ada apa denganmu ? "

“ Xiao Lan, aku ingin berbicara dengan mamamu, kau kembali ke kamar dulu. ” Lin Zheng Feng berkata dengan suara yang dalam. Meskipun Lin Lan curiga, dia tetap pergi dengan patuh. Begitu dia pergi, Lin Zheng Feng segera bertanya, " Su Hong ! Apa yang kau katakan padanya ! Bahkan sampai memaksanya pergi ! "

“ Dipaksa pergi ? ” Su Hong menangkap dua kata dalam kata-katanya, emosinya yang tenang tiba-tiba berubah. Wajahnya tidak senang, “ Tuan besar, aku tidak memaksanya pergi ! Dia sendiri yang berkata tidak akan pernah memasuki pintu keluarga Lin ! Tidak sebelumnya, tidak sekarang, bahkan di masa depan ! Dia yang ingin pergi sendiri, siapa yang bisa menghentikannya ? "

" Jika kau tidak mengatakan apa-apa padanya, dia akan pergi seperti ini ? "

" Memang benar, aku  sudah mengatakannya ! Aku mengatakan kepadanya bahwa Ding Shu Chen tidak memasuki pintu keluarga Lin sampai dia meninggal, dan dia juga jangan berharap masuk ! Aku juga mengatakan kepadanya bahwa Ding Shu Chen meninggal di rumah sakit jiwa. Jika ingin dia mati dengan tenang dan damai ! Jangan pernah punya pikiran jahat untuk merampas milik orang lain ! " Su Hong berkata dengan marah.

" Kau benar-benar tidak masuk akal ! Dia adalah putriku dan Shu Chen ! Aku harus mengakuinya ! " Lin Zheng Feng meraung keras.

“ Haha, dia adalah putrimu dan Ding Shu Chen ! Bagaimana dengan Xiao Lan ? ” Su Hong tiba-tiba tertawa. Meskipun ekspresinya mengerikan namun tak bisa menyembunyikan kesepian, saat itu ia hamil enam bulan, tapi karena Lin Zheng Feng dan Ding Shu Chen, ia mengalami tekanan dan keguguran, kemudian rahimnya langsung di angkat dan tidak bisa hamil lagi.

Ia tertawa pahit, air mata mengalir dari sudut matanya, " Apakah Xiao Lan bukan putrimu dan aku ? "

Kemarahan Lin Zheng Feng yang meningkat tiba-tiba padam, ia tiba-tiba terduduk, diam untuk waktu yang lama dan bergumam, " Aku minta maaf padamu, ini semua salahku ... "

Jendela besar mencerminkan kesedihan siapa, sinar bulan menyinari seluruh kamar.

Di malam yang sunyi, lalu lintas di jalan tak berujung berangsur-angsur berkurang.

Wu He Lian tahu dia tidak meninggalkan Hong Kong, tidak ada catatan keberangkatannya di terminal maupun bandara. Tapi dia tidak pulang, apalagi check in ke hotel, memikirkan semua kemungkinan, pergi ke tempat yang tak terhitung jumlahnya, tapi tidak menemukannya. Ia memaksa dirinya untuk tenang, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia harus menemukannya.

Tanda jalan di depan mengingatkan arah, tiba-tiba terlintas sesuatu dibenak Wu He Lian dan menuju ke suatu tempat.

Ketika tiba di Pulau Lantau, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Cuaca di kota masih bagus dan cerah, tapi di sini ada hujan ringan.

Wu He Lian ingin naik gunung, tapi saat ini jam tamasya sudah berakhir, kereta gantung tidak lagi dibuka. Dia seharusnya tidak bisa naik gunung, ia bergegas ke tempat lain. Di jalan ini, ia pernah menggendongnya di punggung dan berjalan ke sekolah di Pulau Lantau. Hanya saja sekolah sudah libur, seluruh sekolah gelap gulita, hujan rintik-rintik di seluruh langit, hanya cahaya redup di pos penjaga. Ia mengetuk jendela kaca dengan cemas, segera mengagetkan paman yang sedang tidur, paman penjaga bertanya dengan waspada,
" Siapa ? "

“ Numpang tanya, apakah masih ada orang di sekolah ini ? Aku sedang mencari seseorang ! ” Wu He Lian berdiri di depan jendela bertanya.

Penjaga pintu berdiri dan melihat lebih dekat. Ada sosok tinggi berdiri di tengah hujan rintik-rintik. Dia mengambil senter. Itu adalah seorang pria. Dia menghela nafas lega dan berseru, " Tidak ada ! Guru dan siswa sedang berlibur ! "

" Lalu apakah ada seorang gadis datang ke sini hari ini ? "

“ Gadis ? ” Paman penjaga berkata dengan tergesa-gesa, “ Ada seorang gadis, tapi aku tidak membiarkannya masuk ! ”

Harapan menyala di hatinya, Wu He Lian bertanya, " Apakah kau tahu ke mana dia pergi ? "

" Ini aku tidak tahu ! " Paman menggelengkan kepalanya dan berkata, " Tapi dia sepertinya menuju ke utara ! "

Wu He Lian berterima kasih padanya, berbalik dan berlari ke utara. Berjalan melalui jalan gunung, rumah pribadi terlihat samar-samar, hujan rintik-rintik turun terus, di malam yang redup, lampu-lampu rumah menyala dan padam, seolah membimbingnya ke suatu tempat.

Ia tidak tahu apakah dia akan ada di sana, tapi ada perasaan yang kuat di tengah kebimbangan.

Wu He Lian akhirnya datang ke rumah kecil berlantai dua dan melihat halaman depan, ia melihat bayangan hitam samar meringkuk di depan rumah. Ia segera mendorong  pintu pagar rumah yang usang dan berjalan menuju bayangan gelap.

Dia menundukkan kepala, rambut pendeknya menutupi wajah, membuat orang tidak bisa melihat ekspresinya. Memegang foto dengan erat di tangannya, dia menatap foto itu dengan linglung. Dia sangat kecil dan kurus, dia meringkuk menjadi bola. Tidak ada tangisan, tidak ada gerakan, dia sangat tenang.

Wu He Lian berjongkok di depannya, menghela nafas lega dan bertanya dengan kasihan, " Sudah bilang jangan berlarian, kenapa masih berlarian ? "

Gu Xiao Chen mengangkat kepala dengan panik, matanya yang besar cekung dalam kegelapan, dia berbicara dengan kosong, suaranya sangat lemah, " A He, aku bukan putri mama ku kah ? "

Dia seperti anak hilang, tidak dapat menemukan jalan pulang.

" Bodoh. " Wu He Lian dengan lembut memeluknya ke dalam pelukannya dan bergumam dengan suara yang dalam, " Kau adalah putrinya. Tentu saja dia mencintaimu, hanya saja dia juga mencintai anak yang lain. "

—————————————————————————————————





My Girl 《我的女孩》Penulis asli: 《拓拔瑞瑞》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang