48. Menikahlah denganku 4

258 47 10
                                    

Sehari sebelumnya, Gu Xiao Chen menerima pesan Wu He Lian.

Pada pukul satu siang hari berikutnya, ketiga wanita itu pergi ke Landmark tepat waktu.

Berjalan di jalan, mereka tampaknya menjadi tiga garis pemandangan yang indah dan unik, sangat menarik perhatian, hanya saja mereka bertiga tidak menyadarinya. Setelah berdiri di Landmark dan menunggu selama lima menit, Yu Mei tidak tahan untuk tidak mengeluh, " Sebenarnya apa yang dia lakukan ? Kenapa belum muncul ? "

Pada saat ini, seorang bocah lelaki yang lucu berlari ke mereka bertiga dan menyerahkan amplop pink, " Tiga kakak yang cantik, ada seorang kakak meminta ku memberikan surat ini kepada kak Xiao Chen. "

Gu Xiao Chen mengambil amplop itu dengan terkejut, bocah lelaki itu segera berbalik dan berlari.

Melihat beberapa karakter besar di kertas surat — sampai jumpa di Perpustakaan Universitas Hong Kong.

“ Mei, apakah ini termasuk ingkar janji ? ” Yao Yong Xin tertawa dan Yu Mei menjawab, “ Kurasa dia membodohi kita ! ”

Ketiganya berpindah ke Universitas Hong Kong.

Seharusnya sekolah sedang libur sekarang, namun ajaibnya, begitu mereka memasuki gerbang sekolah, pihak sekolah langsung bergegas menghampiri mereka sambil tersenyum dan memberikan amplop  berwarna pink lagi.

“ Apa ini ? ” Yu Mei tidak mengerti.

Sambil melihat surat, Gu Xiao Chen melanjutkan ke perpustakaan depan. Setelah berjalan beberapa langkah, Yao Yong Xin berkata, " Ada surat lain lagi. "

Dia menulis sendiri, menggambar setiap goresan dengan sepenuh hati.

" Untuk mengatur ruang baca, membutuhkan rak buku besar di seluruh dinding, perlahan-lahan mengisinya bersama mu.

Setiap musim semi pergi menerbangkan layang-layang bersama.

Memeluk mu sesering mungkin dan juga ingin kau memelukku.

Membangunkan mu setiap pagi, atau dibangunkan oleh mu.

Pertahankan kontak fisik dengan mu saat berjalan di jalan, apakah itu berpegangan tangan atau memegang lengan mu, atau dipegang bahu dan pinggang oleh mu, singkatnya tidak terpisah dari mu.

Kapan pun kau membutuhkannya, aku akan mengulurkan tangan kepada mu.

Selama kau di rumah, aku tidak perlu kunci untuk membuka pintu, aku hanya membunyikan bel pintu, aku hanya ingin kau membukanya untuk ku.

Kita harus menyaksikan matahari terbit kemudian matahari terbenam pada hari yang sama.

Lihat anak-anak kita tumbuh bersama-sama.

....... "

Dari gerbang sekolah ke perpustakaan, setiap beberapa meter, Gu Xiao Chen menerima surat darinya. Mereka menerima surat di sepanjang jalan. Pada awalnya, Yu Mei dan Yao Yong Xin akan berteriak " tidak tahan " dan " terlalu menggelikan ", tapi mereka terharu setelah melihat sampai akhir.

Akhirnya berjalan sampai ke depan perpustakaan, sesosok bulu putih bergegas keluar dari perpustakaan.

“ Bukankah itu Duo Duo ? ” Yao Yong berkata dengan terkejut.

Duo Duo juga sudah didandani secara khusus, dengan pita pink yang lucu diikatkan di lehernya, bergegas menuju mereka bertiga, dengan amplop pink di mulutnya. Duo Duo dengan patuh berlari ke Gu Xiao Chen dan berjongkok, menatapnya dengan mata gelapnya.

Surat ke-101 berbunyi, " Meskipun bukan aku yang memikirkan seratus hal ini, tapi aku ingin menyelesaikannya bersama mu.  Aku sudah menghitungnya, setidaknya ada 80 yang belum dilakukan. Kita memiliki seumur hidup untuk melakukannya perlahan-lahan. Jika Anda sedikit tergerak, maka silahkan temukan " A Mid Summer Night " dan izinkan aku memberitahu mu, alasan mengapa kita harus bersama. "

Gu Xiao Chen dengan cepat bergegas ke perpustakaan sambil memegang surat dan mencarinya di antara rak buku di lantai enam perpustakaan.

Sepintas, buku itu sangat menarik perhatian.

Ada seutas benang merah di tengah halaman, yang tampak menggantung.

Ujung tali tergantung di udara, bergoyang tertiup angin.

Gu Xiao Chen mendekati buku itu dan mengeluarkannya dari rak. Sesuatu sepertinya tersembunyi di tengah buku, tali merah hanya memisahkan celah. Ia membukanya dengan perlahan, ada cincin di antara halaman-halaman buku itu, cincin itu, dia mengambil dengan seenaknya dari lehernya. Sekarang tiba-tiba muncul lagi, cincin perak yang dia beli untuk dirinya saat di Paris.

Ia memegangnya dengan hati-hati, seperti harta yang berharga.

Pada baris kedelapan belas, pena merah adalah jejak yang ia gambar.

Hanya saja ada sebaris karakter kecil di samping barisan kata, " Aula keenam, takkan pergi sebelum bertemu. "

Gu Xiao Chen masih bisa mengingat malam ketika kembang api bermekaran, masih ingat bagaimana dirinya menjadi gila mencari aula ini. Jika sudah mengatakan takkan pergi sebelum bertemu, maka akan terus menunggu seperti orang bodoh. Ia berlari dari perpustakaan ke aula lagi, memegang cincin perak dengan erat di tangannya.

Aula utama auditorium penuh dengan siswa dari sekolah, dapat dikatakan tidak ada kursi yang kosong. Yao Yong Xin dan Yu Mei sudah tiba duluan, mereka juga duduk di antara penonton.

Dan Wu Hao Yang berdiri di pintu, seolah sedang menyambut. Melihat Gu Xiao Chen datang, ia segera mengangkat tangannya.

Pintunya tertutup, semua tirai jatuh dalam sekejap, aula utama benar-benar gelap.

Tapi ada seberkas cahaya di tengah panggung.

Sebuah piano putih gading, seorang pria tampan dengan tuksedo duduk dengan tenang di kursi piano. Rambut hitam, jari-jari ramping, cahaya keemasan memancarkan cahaya redup ke tubuhnya, diwarnai kilatan cahaya yang tak terhitung jumlahnya. Dia sangat tampan, seperti lukisan yang indah.

Tiba-tiba, piano ding ding dong dong dong.

Seseorang mulai bernyanyi, suara laki-laki rendah, lembut, penuh magnet, sangat tenang, sangat jauh, perlahan meninggi.

" Berapa banyak persimpangan yang telah di lalui, berapa banyak desahan yang terdengar

Aku sedang serius, kau tidak tahu harus berbuat apa

Ku pikir semua orang pasti memiliki suasana hati yang bingung seperti ini

Untungnya, ku dapat berbagi kekhawatiran mu

Bisakah mendekat, bisakah lebih mendekat ?

Puaskan kesombongan kecil di hatiku

Sebenarnya kau tidak tahu, kau yang paling cantik di hatiku

Sama seperti pelangi di cakrawala setelah angin dan hujan

Jika jalan besok kau tidak tahu harus kemana

Tetaplah bersamaku dan jadilah istriku, oke ?

Bahu ku yang tidak cukup lebar, juga akan menjadi pelukan hangat mu

Jika kau lelah dengan badai dan hujan di luar

Tetaplah bersamaku dan jadilah istriku, oke ?

Aku akan menerima amarahmu sesekali

Mungkin aku masih bisa memberimu sedikit kejutan

Sarang tawa yang sederhana dan aman

Menemanimu saat matahari terbit dan terbenam hingga tua

...... "

Wu He Lian bermain dengan tenang, melantunkan dengan suara rendah,  sekelilingnya sunyi.

Gu Xiao Chen didorong ke atas panggung. Dia perlahan mengangkat kepalanya. Tatapannya akan membuat orang mabuk. Dia tersenyum dan bertanya sambil bernyanyi, " Jika kau lelah dengan badai dan hujan di luar, tetaplah bersamaku dan jadilah istriku, oke ? "

—————————————————————————————————



Menurut reader's, Lian tampan tidak ? Bukankah itu romantis ? Apakah Chen mengangguk, apakah  setuju ? 💞💞💞

My Girl 《我的女孩》Penulis asli: 《拓拔瑞瑞》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang