04. Keraguan

325 90 26
                                    

Pagi-pagi sekali Dahyun sudah datang ke kantor. Membersihkan mejanya sambil memikirkan kata-kata yang pas untuk diucapkan kepada sunbae-sunbaenya sebelum ia pergi. Semalaman ia terus berpikir, ia tidak bisa meneruskan ini. Ia sudah mempersiapkan surat pengunduran diri dan akan langsung mencari pekerjaan setelah ia pergi dari sini.

Sekitar jam 10 Jungkook datang dengan wajah yang tampak lelah. Pasti karena semalam ia banyak minum.

Dahyun pergi ke pantri dan membuat secangkir kopi untuk Bos-nya. Perlahan ia berjalan menuju ruangan Jungkook, ia mengetuk pintu dua kali sebelum masuk ke dalam. Jungkook yang melihatnya langsung menunjukkan ekspresi menyesal.

Dahyun menaruh kopinya di atas meja kemudian mengeluarkan amplop putih dari dalam saku kemudian mearuhnya di samping cangkir kopi buatannya. Jungkook hanya bisa menghela napas.

    "Kau serius dengan ini?" Tanya Jungkook memastikan.

    "Iya," Dahyun mengangguk. Lagi-lagi Jungkook menghela napas.

    "Sungguh aku tidak bermaksud membuatmu merasa seperti itu, aku minta maaf padamu,"

    "Aniyo, Daepyeo-nim. Anda tidak salah apa-apa, saya ... berterima kasih atas semua kebaikan anda selama ini,"

    "Kalau begitu jangan pergi. Perusahaanku memang belum terlalu besar, jadi pekerjaan tidak datang setiap saat. Dan memang jumlah karyawanku sudah lebih dari cukup untuk menangani pekerjaan kami, tapi bukan berarti kau harus pergi dari sini" Dahyun terdiam mendengar perkataan Jungkook, ia lalu menunduk.

    "Anggap saja kau sedang cari pengalaman di sini," lanjut Jungkook.

    "Saya akan mulai mencari pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau pun keterampilan saya hari ini, saya datang hanya untuk berpamitan dengan kalian,"

    "Kenapa kau sangat keras kepala sekali," gerutu Jungkook.

    "Maaf,"

Jungkook menghela napas cukup berat, "kalau begitu bekerjalah untuk temanku, ia sedang membutuhkan asisten,"

    "Teman anda?"

    "Kim Taehyung, CEO perusahaan Hyang-gi Winery. Karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untukmu, setidaknya aku ingin kau mendapat pekerjaan yang baik. Kakekmu masih butuh biaya kan? Sekolahmu juga,"

Dahyun terdiam, mencerna kalimat terakhir Jungkook dengan pahit. Mencari pekerjaan tidaklah mudah, dan ia harus menghasilkam uang untuk dirinya sendiri dan kakek. Saat ia sedang bergumul dengan pikirannya tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Yang baru saja dibicarakn telah datang.

    "Kenapa kau masih di sini? Kalau sudah menyerahkan surat pengunduran diri segeralah datang kepadaku," ucap Taehyung yang langsung duduk di sofa sambil menatap Dahyun datar. Dahyun balas menatapnya.

    "Kenapa saya harus datang?" Tanya Dahyun dengan nada sedikit menantang.

    "Karena kau butuh pekerjaan dan aku punya pekerjaan untukmu," jawab Taehyung.

Kini giliran Dahyun yang menghela napas, "perusahaan Anda sangat besar dan sukses, kalau mau bekerja di sana bukankah harus tes dan wawancara dengan ribuan pesaing?"

    "Tidak perlu," ucap Taehyung enteng.

    "Kenapa?" Tanya Dahyun.

    "Sebaiknya kita bicarakan di luar,"

    "Tidak, terima kasih. Saya tidak tertarik," Dahyun membungkukkan badan dan bersiap keluar dari ruangan Jungkook tapi Taehyung menahannya.

    "Karena kau akan bekerja untukku, bukan perusahaanku," ucap Taehyung sambil memegangi lengan Dahyun.

Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang