22. Kasihan Sekali

202 80 10
                                    

Sudah tiga hari Taehyung tidak pulang, ia tinggal di apartment miliknya yang masih kosong tanpa perabotan. Tadinya ia ingin menginap di rumah Dahyun tapi takut tetangganya berbicara buruk tentang Dahyun. Sekretaris Jo mengurus kebutuhannya selama di sini, seperti baju, makanan serta dokumen-dokumen pekerjaan. Meskipun telah meninggalkan rumah dan tak tahu kapan akan kembali, Taehyung tetap mengurus perusahaan. Hanya saja ia enggan menyapa ayah dan ibunya.

Hari ini ia pergi ke pelabuhan untuk mengecek keberangkatan produknya ke Jepang. Semoga tidak ada masalah lagi kali ini agar ia bisa sedikit bersantai. Setelah semua beres ia langsung pergi ke kampus Dahyun sebelum harus kembali ke kantor.

    "Daepyeo-nim," Dahyun berlari ke arahnya dengan wajah bahagia, ia langsung memeluk Taehyung yang terlihat tampan dengan setelan abu-abu mudanya. Mereka saling tersenyum bahagia dan Dahyun tidak lagi menyembunyikan perasaannya dari siapapun. Setelah kejadian malam itu, di mana Taehyung datang sambil berderai air mata. Menyesali atas apa yang telah dilakukan Irene kepadanya, kini Dahyun memutuskan untuk tidak lagi takut. Ia tidak peduli kalau ada banyak mata yang memperhatikan bahkan mencibirnya, sekarang dia sepenuhnya milik Taehyung. Ia akan menghargai dan menjaga perasaan yang mereka miliki. Apapun itu resikonya.

    "Ada apa? Kau terlihat senang," tanya Taehyung menatap mata gadis di hadapannya dengan senyum bahagia.

    "Aku mendapat nilai yang sangat bagus, aku sangat senang... " jawab Dahyun yang melompat kegirangan sehingga membuat Taehyung ikut melompat seirama.

    "Oh, aku sangat bangga padamu," Taehyung mengeratkan pelukannya. "Temanku baru saja membuka restoran dan memintaku datang, kau mau makan di sana?"

    "Aku pergi kemana pun Anda pergi," ucap Dahyun yang membuat Taehyung mendengus gemas. Setelah itu mereka segera pergi ke daerah Gangnam dan masuk ke sebuah restoran bergaya Eropa. Di sana sudah ada beberapa orang yang sedang menikmati makan siang mereka. Dahyun mencium aroma nikmat dari makanan yang sedang tersaji di meja para pengunjung. Seorang pelayan mempersilahkan mereka duduk di sebuah meja yang terletak di tengah-tengah. Taehyung memesan makanan untuk mereka berdua dan setelah itu mereka menunggu sambil mengobrol.

    "Kim Taehyung, waahhh... aku tidak menyangka kau akan benar-benar datang," suara yang sedikit mengagetkan Dahyun tersebut berasal dari pemilik restoran yang tak lain adalah teman Taehyung semasa kuliah di Stanford University. Taehyung menyambut teman yang sudah lama tidak ia jumpai tersebut dengan sebuah pelukan singkat.

    "Aku tidak menyangka akan melihatmu di Korea," Taehyung menimpali dengan senyuman hangat di bibirnya.

    "Oh, aku hanya akan tinggal selama beberapa bulan," ucapnya, kemudian pandanganya beralih kepada Dahyun yang hanya tersenyum melihat interaksi mereka, "Siapa gadis manis ini?" Tanyanya heran.

    "Kekasihku, Kim Dahyun. Perkenalkan!" Ucap Taehyung tersenyum bangga menatap sang kekasih. Dahyun berdiri dan memberi salam.

    "Senang berkenalan dengan Anda, saya Kim Dahyun," Dahyun menjabat tangan pemilik restoran dengan ramah.

    "Ah, aku Gilbert Nam. Teman kuliahnya dulu, senang bertemu denganmu" wajah Gilbert tersenyum heran. Mereka bertiga kembali duduk di kursi masing-masing.

    "Aku pikir aku mendengar rumor yang salah tentangmu," dengus Gilbert menatap Taehyung dengan alis berkerut.

    "Rumor tentangku?"

    "Iya, aku dengar kalau kau akan bertunangan dengan Irene," ucap Gilbert tertawa sehingga tidak menyadari ada sedikit perubahan di raut wajah Dahyun, tapi Taehyung terlihat tenang. "Tapi mana mungkin kau mau kembali dengannya, 'kan?" Gilbert masih tertawa. Ia tahu betul kisah di balik kandasnya hubungan Taehyung dan Irene saat mereka bertiga sama-sama berkuliah di Amerika dulu.

Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang