18. Bersatu

198 72 23
                                    

Setelah turun dari mobilnya, Taehyung berjalan pelan menghampiri Dahyun yang dari kejauhan terlihat sedang duduk sendiri di bangku yang menghadap sungai. Ia duduk di ujung bangku dengan bahu yang terlihat lemas. Perlahan Taehyung duduk di bangku yang sama, ia tidak berani mendekat jadi ia juga duduk di bagian tepi bangku. Menyisakan banyak ruang di antara mereka.

    "Maaf!!" kata pertama yang terucap dari bibir Taehyung. Mereka sama-sama menatap lurus ke depan, ke arah air sungai yang tenang. Dengan angin yang meniup jiwa mereka.

    "Seharusnya aku melindungimu dari ibuku," ucap Taehyung lirih. Dahyun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya kemudian menyerahkannya kepada Taehyung. Sebuah amplop putih bertuliskan surat pengunduran diri.

    "Terima kasih atas semua bantuan yang telah Anda berikan selama ini. Maaf kalau saya sering merepotkan saat bekerja dengan Anda. Mulai hari ini, semuanya berakhir... " Dahyun bangkit dari bangku.

    "Jangan pergi dan jadilah kekasihku," ucap Taehyung yang kini ikut berdiri dan menghadap Dahyun.

    Dahyun menatapnya tak habis pikir, "apa Anda sudah gila, Daepyeo-nim?? Anda tau apa yang baru saja dilakukan oleh ibu Anda?" Suara Dahyun meninggi.

    "Mulai sekarang aku akan melindungimu darinya," ucap Taehyung mantap. Dahyun masih tidak bisa mencerna semua ini. "Aku menyukaimu, aku yakin kau juga sama," lanjut Taehyung yang kini mulai mendekati Dahyun.

    "Apa aku salah?" Tanya Taehyung memastikan. Dahyun menatap lurus ke dalam mata Taehyung, ingin mencari jawaban atas pertannyaan Taehyung barusan. Matanya mulai memanas mengingat kejadian di kantor ibu Taehyung tadi tapi kemudian ingatan-ingatan tentang hari-hari yang sudah mereka lalui terutama saat Dahyun terpuruk kehilangan kakeknya berkelebat memenuhi otaknya. Entah sejak kapan tapi yang pasti hatinya sudah terbuka untuk Kim Taehyung.

    "Apa saya pantas memiliki Anda??" Tanya Dahyun bersamaan dengan air mata yang merosot ke pipinya. Taehyung langsung menariknya ke dalam pelukan.

    "Sejak awal, aku sudah menjadi milikmu."

Tangis Dahyun langsung pecah di pelukan Taehyung. Ia tidak tahu ini benar atau salah, ini baik atau buruk tapi ia tidak bisa mengabaikan perasaannya. Perasaan mereka berdua, perasaan yang sama, yaitu Cinta.


🍁🍁🍁


Pagi-pagi sekali Dahyun sudah berada di kampus karena hari ini ada kuis dari Prof. Song yang terkenal suka menguras otak mahasiswanya pagi-pagi buta. Hari ini Dahyun banyak tersenyum karena suasana hatinya yang sedang berbunga-bunga. Soobin yang duduk di sampingnya pun bertanya-tanya.

    "Ada apa? Apa ada kabar gembira? Sudah lama aku tidak melihat itu," ucap Soobin sambil menunjuk senyum di wajah Dahyun.

    "Tidak," Dahyun mengelak.

Tak lama Prof. Song datang dan langsung memulai kuis tanpa basa-basi bertanya apa kabar. Kelas hening seketika.

Dua jam berlalu kelas sudah kosong tapi Dahyun tetap di sana sendiri. Semua kejadian beberapa hari ini ia putar kembali di otaknya karena ia masih tidak percaya bagaimana bisa ia berakhir dengan Kim Taehyung. Tiba-tiba terdengar bunyi dari ponselnya, sebuah pesan masuk dari Daepyeo-nim.

    "Harus membereskan banyak masalah, sampai jumpa nanti malam," tulis Taehyung dengan menyisipkan emoticon hati di akhir kalimat.

    "Dia pasti sangat sibuk," gumam Dahyun yang sadar kalau dengan keputusan yang Taehyung ambil maka akan lebih banyak masalah yang harus ditanggung olehnya. Untuk sesaat Dahyun mempertanyakan keputusannya untuk bersama Taehyung.

Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang