Sudah hampir 3 bulan semenjak kepergian kakeknya. Pagi ini Dahyun datang ke kolumbarium sambil membawa bunga mawar putih untuk sang kakek. Tadinya dia akan datang bersama Taehyung tapi tiba-tiba ada rapat penting yang dimajukan jadwalnya, alhasil ia hanya ke sini seorang diri.
Ia berjalan pelan menelusuri lorong bangunan yang penuh dengan rak berisi pasu, guci yang berisi abu sisa kremasi mereka yang sudah tidak bernyawa. Dari rak-rak kaca terlihat berbagai foto yang ditempel para keluarga yang ditinggalkan, Dahyun menatapnya tersenyum pahit. Ini adalah pengalaman pertamanya datang ke sini untuk menjenguk keluarganya.
Saat sampai di ruangan abu kakeknya disemayamkan, ia melihat seorang perempuan berdiri di depan kabinet menghadap foto mendiang kakeknya. Samar-samar Dahyun mendengar wanita tersebut tengah menangis. Dahyun ragu untuk mendekat, tapi ia penasaran siapa wanita tersebut.
"Permisi," ucap Dahyun pelan, takut membuat wanita tersebut terkejut.
Wanita itu pun menoleh, wajahnya tampak terkejut saat bertatapan dengan Dahyun. Sementara Dahyun mematung mencerna kejadian ini, berusaha menemukan jawaban atas perasaan familiar yang tiba-tiba memenuhi ingatannya.
"Da-dahyun," ucap wanita setengah baya tersebut terbata. Dahyun tak kalah terkejutnya saat mendengar namanya disebut. Ingatannya semakin mengerucut ke sebuah kenangan, kenangan yang sudah lama sekali dan hampir ia lupakan. Wajah yang samar-samar mulai ia kenali walaupun sudah banyak berubah.
"Ibu??" Dahyun hampir menangis tidak percaya. Wanita yang ia panggil ibu tersebut langsung menghambur ke dalam pelukannya.
"Anakku... " ucapnya memeluk erat tubuh Dahyun.
Sementara Dahyun merasa tubuhnya lemas seketika, kejadiaan apa ini yang begitu tiba-tiba.
"Kau masih mengingat Ibu?" Tanya wanita tersebut setelah melepaskan Dahyun dari pelukannya. Dahyun terdiam berderai air mata, masih mencoba memahami apa yang terjadi kepada dirinya.
"Maafkan Ibu karena baru datang setelah sekian lama. Maafkan Ibu, Nak!"
"Apa ini benar?" Dahyun mempertanyakan.
Wanita tersebut mengangguk di hadapan Dahyun. "Benar, aku adalah ibumu, Ok Mi Sun," wanita yang mengaku sebagai ibunya tersebut kembali memeluk Dahyun, kini mereka berdua menangis di hadapan guci abu kakeknya.
Dahyun kembali mengingat, nama ayahnya adalah Kim Jung Pal dan ibunya adalah... Ok Mi Sun. Jadi benar, wanita itu adalah ibunya.
🍁🍁🍁
Dahyun dan Ok Mi Sun duduk di sebuah bangku yang terletak di depan gedung kolumbarium. Dahyun tidak banyak bicara karena keterkejutannya, sementara ibunya terus meminta maaf kepada putrinya.
"Ibu bersalah kepadamu, mungkin ibu tidak pantas mendapat maaf darimu," Ok Mi Sun menunduk malu.
"Bagaimana Ibu tahu kalau kakek meninggal?" Tanya Dahyun. Jujur ia kecewa, kenapa ibunya baru datang saat kakeknya sudah tiada. Harusnya mereka datang saat kakeknya masih hidup, itu akan membuat kakek bahagia.
"Ibu bertemu dengan teman ibu di Canada, dia yang memberitahu ibu tentang kalian," ucap Misun dengan nada penuh penyesalan.
"Jadi... selama ini kalian baik-baik saja dan tinggal di Canada?" Pertannyaan tersebut terasa getir di lidah Dahyun. Misun mengangguk lemah.
Dahyun menghela napas berat, "Baguslah, aku sempat berpikir yang tidak-tidak," Dahyun mencoba tersenyum. "Dimana Ayah?" Mulutnya terasa canggung saat menyebut kata ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You
FanficDitinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil membuatnya harus bekerja lebih keras untuk kehidupannya bersama sang kakek yang telah merawat dirinya sejak ia ditinggalkan. Tidak punya banyak teman, tidak sempat jatuh cinta adalah resiko yang ia d...