17. Siasat Kalung Rantai

186 76 12
                                    

Taehyung memegangi pipinya terkejut. Dilihatnya sang ibu sudah merah padam penuh amarah dan siap memaki.

    "Kenapa kau pergi di tengah perjamuan makan malam bersama keluarga Bae?!" Teriak ibu Taehyung murka.

    "Kau mempermalukan ayah dan ibu seperti itu di saat kami membutuhkan bantuanmu," tak peduli pelayan mereka memperhatikan, ibu Taehyung tetap berteriak seperti itu. Memperlakukan anaknya.

    "Aku sudah membantu Ibu sebisaku," ucap Taehyung menimpali. Ibunya langsung memukul lengan Taehyung.

    "Cepat pergi temui Irene dan minta maaf padanya. Kalau perlu memohonlah padanya agar ia mau melanjutkan perjodohan ini," Nyonya Kim terus menuntut sambil memukul-mukul lengan dan dada Taehyung.

    "Umurku sudah 35 tahun kenapa Ibu masih memukulilku seperti anak kecil??" Protes Taehyung tanpa menghindar atau menangkis pukulan demi pukulan dari ibunya. Meskipun tidak terlalu keras tapi hatinya yang merasa sakit.

    "Lalu kenapa kau masih bersikap seperti anak kecil?? Kau sudah dewasa, sudah sewajarnya kau menikah dengan perempuan yang ibu pilih,"

    "Ibu sudah sekaya ini tapi kenapa masih bertingkah seperti pengemis??"

    "CUKUP!!!" suara ayah Taehyung menggelegar. Mereka berdua menoleh di saat yang bersamaan, para pelayan lari terbirit-birit menuju dapur takut disemprot. "Masuk ke ruang kerja Ayah," perintah Tuan Kim yang langsung kembali ke ruangannya.

Taehyung beranjak mengikuti ayahnya yang juga terlihat sangat marah. Ibunya pergi ke kamarnya dengan langkah kesal. Taehyung berdiri di depan meja kerja sang ayah, ia diam menunggu ayahnya mulai berbicara atau lebih tepatnya memarahi dirinya.

    "Kau tahu perjodohan ini sangat penting untuk perusahaan kita, 'kan?" Tanya Tuan Kim masih berusaha tenang, Taehyung mengangguk malas.

    "Lalu kenapa kau seenaknya pergi seperti itu? Kau tahu perusahaan Ayah bisa semakin hancur kalau perjodohan ini tidak berjalan lancar?" Kata demi kata Tuan Kim penuh penekanan.

    "Aku sedang berusaha semampuku agar kita tidak bisa dijatuhkan oleh pesaing Ayah, aku bekerja keras selama ini. Ayah hanya butuh bersabar sebentar lagi,"

    "Mereka menggigit ekor Ayah setiap hari bagaimana Ayah bisa bersabar?? Tuan Bae Jin Seok menawarkan bantuan yang kita butuhkan tapi kau malah melakukan ini?"

    "Itu bukan bantuan, Ayah. Itu rantai yang akan dikalungkan kepada kita. Apa Ayah tidak curiga kenapa dia mau membantu kita disaat orang lain menghindar??"

    "Apa maksud ucapanmu?"

    "Dia mungkin sengaja melakukan ini semua dan bertindak sebagai pahlawan,"

    "Jaga bicaramu, Kim Taehyung!!"

Pintu terbuka dan ibunya menerobos masuk sambil menatap Taehyung penuh amarah. Ia menaruh beberapa lembar foto sambil menggebrak meja di hadapan Taehyung. Mata Taehyung langsung tertuju pada lembar teratas foto tersebut. Foto yang menampilkan dirinya dan Dahyun yang sedang keluar dari hotel Signiel tadi pagi.

Taehyung langsung menyambar foto-foto tersebut dan semuanya adalah foto dirinya dan Dahyun sejak kemarin malam mereka masuk ke kamar hotel sampai saat Taehyung mengantar Dahyun pulang ke rumah. Kini Taehyung yang menatap ibunya marah.

    "Sekarang Ibu menyuruh orang untuk mengikutiku??" rahang Taehyung mengeras. Ini tidak akan bagus untuk Dahyun.

    "Siapa dia?" Tanya ayah Taehyung.

    "Siapa lagi, pasti wanita murahan yang terus menggodanya," jawab ibu Taehyung.

    "Dia bukan wanita murahan," sanggah Taehyung geram.

Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang