Happy reading!
Keesokan harinya Vivi berangkat ke sekolah seperti biasa. Namun, susana hati nya sedang tidak bagus membuat dirinya malas untuk berbicara dan berinteraksi dengan orang-orang. Alhasil ia berinteraksi dengan makhluk halus🙏🏻
Sesampainya di sekolah ia memarkirkan motor mbernya, dan berjalan di koridor menuju kelasnya. Sesampainya di kelas ia mendapati teman-temannya yang sedang berkumpul di mejanya. Dan beberapa murid lainnya sedang memainkan ponsel masing-masing.
Seharusnya ia duduk bersama Mira, namun ia memilih berjalan kebelakang dan menyimpan tas nya di meja paling belakang yang kebetulan memang kosong.
"Kemane Drun?" tanya Olla pada Vivi yang hendak pergi keluar, padahal 1 menit lagi bel akan berbunyi.
Vivi tidak menjawabnya ia hanya melirik lalu pergi berjalan meninggalkan kelasnya.
———
Saat pelajaran berlangsung Mira meminta izin pada guru untuk pergi ke toilet bersama Ara. Sesampainya di toilet ia melihat Vivi yang sedang membasuh mukanya di wastafel.
"Lu ga akan masuk? dicariin guru." ujar Mira berjalan menghampiri Vivi.
Vivi mematikan kerannya, mengambil tisu yang berada di kotak menempel di dinding, lalu menatap Mira dan Ara secara bergantian. Setelah itu ia berjalan tanpa menjawab perkataan Mira, sambil mengelap mukanya menggunakan tissue. Saat berjalan dengan sengaja ia menabrak bahu Ara.
"Santai dong." sewot Ara ia hendak menyusulnya namun di tahan oleh Mira.
"Lu bocil,tapi gue yakin pikiran lu udah dewasa." ujar Mira. Ara mengerti apa yang dimaksud oleh Mira akhirnya ia pun hanya menghela nafasnya.
Saat berjalan di koridor Vivi merasakan perih di tanggannya akibat luka yang belum ia obati lalu terkena air. Dari arah berlawan terdapat Chika bersama Eli yang sedang tertawa, entah apa yang membuat mereka tertawa.
Eli menghentikan tawanya saat melihat Vivi. "Chik itu ka Vivi kan?" tunjuk Eli kearah Vivi. Chika memicingkan matanya untuk memperjelas. Dan ternyata benar itu Vivi yang sedang diam di depan tong sampah sambil men tap-tap tangannya dengan tissue.
"Eh iya." ujar Chika lalu berjalan menghampiri Vivi.
"Ka Vivi" panggil Chika, Vivi pun langsung menoleh tanpa berbicara.
"Belum di obatin tangannya?" tanya Chika saat melihat tissue yang Vivi pegang ada bercak darah, dan tangannya yang mengeluarkan darah.
Vivi menggeleng sebagai jawaban.
"Kan gue udah suruh obatin, kenapa ga denger?"
"Lu siapa mak gue? sampe-sampe gue harus denger perkataan lu?" ucap nya dengan ketus. Ah susah memang berbicara dengan manusia berkepala batu ini. Chika tidak menggubris perkataan Vivi, ia langsung menarik tangan Vivi menyeretnya menuju UKS.
Vivi menarik tangannya yang di pegang oleh Chika. "Kemana?" tanyanya.
"UKS"
"Gue gamau." Chika membalikan tubuhnya menghadap ke Vivi.
"Terus mau, tangannya infeksi? terus nanti di amputasi terus make tangan palsu mau?" ujar Chika dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [vikuy]
Teen FictionViona Gladwin adalah gadis yang selalu di khianati oleh lelaki bahkan ayahnya sendiri. Akankah ia tetap percaya pada laki laki atau malah mencoba melakukan hal baru setelah bertemu dengan gadis yang bernama Yessica Tamara? ⚠️GXG⚠️