Destiny (23)

806 95 47
                                    

Sudahi tubir dan ovt mu mari membaca bersamaku ASKSKSKSK

Happy reading!

Dengan gerak cepat, tanpa memperdulikan keselamatannya. Vivi langsung melepaskan hoodie dan melempar handphonenya ke sembarang arah, ia ikut menceburkan dirinya kedalam pantai.

Mira langsung mengambil hoodie dan handphone milik Vivi. Para siswa dan guru kini semakin panik, Pak Galang langsung membuka kaos yang ia kenakan lalu ikut mencari.

"Gue mau bantu tapi kaga bisa berenang." ujar Olla sambil berjalan tidak karuan.

"Jangan deh yang ada lu kaya si Ara nanti." ujar Oniel.

"Pak saya mohon bantuannya,selamatin mereka pake jetski biar cepet sampai ke pinggir pantai." ucap Frieska dengan lirih saat melihat anaknya di bopong oleh Zee dengan keadaan yang lemas, keadaan Zee juga sepertinya sudah melemah.

"Langsung empat saja pak, disana masih ada 3 siswa dan satu guru yang ikut mencari." perintah Gaby.

"Baik bu." jawab penyewa jetski lalu mereka mengendarai jetski nya menuju pantai untuk menyelamatkan.

"Tenang ya mpris, Ashel pasti selamat." ujar Gaby menenangkan sambil memegang pundak Frieska.

Cukup lama Vivi mencari keberadaan Chika, sampai pada akhirnya Vivi melihat seperti ada tangan yang melambai padanya. Setelah melihat tangan itu Vivi mencoba mendekat dan ternyata benar itu adalah Chika, ia langsung mendekap tubuh Chika.

Pak Galang pun sudah menyelamatkan Ara, untung saja keadaan Ara masih sadar jadi ia langsung menaik kepunggung pak Galang. Tak lama ada dua jetski yang menghampirinya. Pak Galang dan Ara pun langsung menaiki Jetski itu.

Karena posisi Vivi dan Chika bisa di bilang sedikit di tengah pantai, jadi jetski membutuhkan waktu untuk sampai disana. Vivi berusaha membawa Chika sampai tepi pantai, meski ombak terus menarik ulur tubuhnya sangat kencang. Ia tak menghiraukan, ia terus berusaha menyelamatkan Chika, ia tidak mau sampai terjadi apa-apa pada Chika. Entah lah ia merasa sangat panik melihat kondisi Chika yang saat ini.

"Lu udah aman. Gue yakin lu masih bisa denger suara gue, pegangan erat ke leher gue cepet." semampunya Vivi menggunakan bahasa tubunya untuk memberi pesan pada Chika agar tidak menyerah dengan keadaanya. Chika yang memang masih setengah sadar ia dapat memahami maksud Vivi ia langsung berpegang erat pada leher Vivi.

Vivi tersenyum senang saat Chika bisa mendengarnya. Suara mesin jetski kini terdengar semakin mendekat, sekuat tenaga Vivi terus berenang agar dirinya dan Chika bisa selamat.

Chika membuka matanya ia melihat bahwa jarak ke tepi pantai bisa di bilang masih jauh. Dadanya terasa semakin sesak.

"K-ka Vivi." panggil Chika dengan lemas.

"Apa kenapa." jawab Vivi masih sambil berenang.

"A-ak-u s-say-ang s-sama kak V-vivi." ujar Chika terbata bata.

"Gue juga sayang sama lu, gue mohon jangan tutup mata lu." pinta Vivi ia bisa melihat jetski yang semakin dekat.

"a-aku s-suk—" Chika belum menyelesaikan perkataannya, namun ia sudah menutup matanya dan tangan yang awalnya di leher Vivi kini melemah dan lepas. Chika sudah tidak sadarkan diri.

"Chik gue mohon buka mata lu Chik." ucap Vivi dengan panik hatinya merasa sakit saat melihat Chika yang sudah menutup matanya.

"ARGHHHH." teriak Vivi ia semakin mempercepat renang nya agar cepat sampai di bibir pantai. Tak lama pun jetski datang tepat di hadapan Vivi.

Destiny [vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang