Destiny (31)

855 91 55
                                    

Happy reading!

⚠️ Terdapat adegan kekerasan ⚠️

______________________________

Dengan ragu Chika masuk kedalam lapangan menghampirinya. Karena posisi Vivi memang kebetulan membelakangi pintu jadi ia tidak menyadarinya.

"Ka Vivi." panggil Chika, pergerakan Vivi terhenti dan langsung menengok kebelakang.

Saat melihat itu adalah Chika ia lebih memilih melanjutkan aktifitasnya.

Chika berjalan mendekati Vivi, "Ka Vivi ngapain?" tanya nya.

Vivi masih memainkan bola basket nya dan mencoba memasukannya kedalam ring. "Berenang." jawabnya dengan asal.

Chika pun mengerutkan keningnya, "Ihhh." kesalnya.

"Ga buta kan mata lu." ucap Vivi dengan ketus, sambil terus mendrible dan memasukan bola.

"Maksudnya ngapain disini, mana sendirian." Vivi tidak menjawabnya. Ia melempar bola ke arah ring lalu shoot!

Bola itu memantul pada papan dan menggelinding ke arah Chika. Dengan cepat Chika pun langsung mengambilnya.

"Siniin." pinta Vivi. Namun Chika malah mengedikan bahunya, yang pertanda tidak mau.

Vivi pun menghela nafasnya, "Siniin, lu sana deh ngapain kesini." ujarnya.

"Nyamperin ka Vivi." ucap Chika sambil memeluk bola basket.

"Gue lagi pengen sendiri, jadi lu bisa pergi dari sini." usir Vivi.

"Tapi gue maunya nemenin ka Vivi, gimana dong?" ia menatap Vivi dengan raut wajah yang menantang.

"Tapi gue kaga minta di temenin." Vivi berjalan mendekati Chika.

Chika menaikan sebelah alisnya "Kan gue yang mau."

"Tapi gue nya kan gam—"

prang!

Tiba-tiba terdengar suara barang yang jatuh. Mereka pun langsung saling menatap satu sama lain. Vivi mengedarkan pandangannya ke semua sudut lapangan, berharap ada orang yang tiba-tiba keluar. Namun sayang nya ia tidak menemukan siapa-siapa disana selain mereka berdua.

Trang!

Suara itu kembali terdengar lebih nyaring, Vivi berusaha untuk bersikap biasa saja. Pelan-pelan Chika menyimpan bola yang di pegang nya. Vivi mulai berjalan mundur mengendap-endap, Chika pun sama.

Merasa sudah dekat dengan pintu Vivi langsung berlari sekencang-kencangnya.

"SETANN!!!"

"KA VIVI TUNGGUIN!!"

Teriak mereka secara bersamaan.


"Tuh kan di bilang juga apa, gausah bawa-bawa panci, jatoh kan." omel Jinan pada Cindy yang baru saja keluar dari ruangan penyimpanan bola.

Destiny [vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang