Happy reading!
________________________
Vivi sedang berfikir apa ini saatnya untuk memberitahu Chika bahwa dirinya pengidap mental illness. Karena sudah lebih dari dua kali Vivi kambuh dihadapan Chika, dan mungkin Chika juga terkadang bingung mengapa Vivi seperti itu.
Chika masih menunggu Vivi melanjutkan perkataannya sambil terus menyuapi Vivi. "Apa jujur apa? lama banget." tanya Chika.
Vivi pun menelan cream soup yang ada di dalam mulutnya terlebih dahulu. "Ya dari tadi gue mau ngomong di sumpel mulu, gimana si." ucap Vivi dengan kesal.
"Ya maap." ucap Chika sambil menyuapkan cream soup kedalam mulutnya sendiri.
"Lebih tepatnya sih, gue mau ngasih tau tentang gue ke lu."
"Apa?"
"Tapi setelah lu tau gua beda dari orang pada umumnya, lu bakal ngejauh?"
Kening Chika pun berkerut "Maksudnya? ohh jadi ka Vivi sebenernya vampire gitu tapi nyamar jadi manusia?" ucap Chika dengan asal.
"Apaan sih Chik." ujar Vivi dengan malas.
"Ya apa dong, ngomong dulu aja. Urusan ngejauh atau ngga nya itu belakangan." ucap nya dengan santai.
Vivi pun berdecak "Ck, gajadi ah." ujar nya dengan bete.
"Ambekan." ujar Chika. Vivi pun diam, padahal ia ingin membahas hal yang serius tapi Chika malah seperti ini. "Ihh apa dong cepetannn." rengek Chika menggoyangkan lengan Vivi.
"Ka Vivi ihhh."
"Ka Vivii."
"Badrun!"
Vivi pun menoleh "Badrun, Badrun kaya udah akrab aje." ujarnya.
"Udah dong, kita kan friends bingitsss sekarang." ujar Chika dengan alay membuat Vivi bergidik geli. "Cepet kenapaaaa." kesal Chika.
"Sebenernya...gue punya bipolar sama anxiety." Chika pun kaget mendengar pertuturan Vivi, ia menggigit sendok yang tadi di pakai makan menunggu Vivi melanjutkan ucapannya. "Makannya setiap ada perkataan yang bikin gue down atau sakit hati pasti gue kumat, dan belakangan ini gatau kenapa kek banyak banget hal yang bikin gue overthinking."
"Gue udah beberapa kali kumat depan lu, mungkin lu mikir 'ni orang kenapa' ya kan?" Vivi sengaja menjeda kalimatnya untuk melihat reaksi Chika. Melihat Chika yang belum bereaksi ia kembali berbicara "Kadang gue mikir kenapa gue ga mati aja?"
Mendengar pernyataan itu Chika langsung melepas gigitannya pada sendok, lalu melototi Vivi "Apa si gaboleh ngomong gitu!" Chika menyimpan cream soup nya di meja.
"Gue hidup juga nyusahin banyak orang. Gue ngga normal kaya remaja pada umunya. Padahal kan kalau gue mati gue bisa ketemu Yori gue bisa tebus kes—"
"Stop! gue bakal ngejauh kalau ka Vivi ngomong gitu terus." gertak Chika dengan marah.
Ia sangat benci dengan orang yang selalu menyalahkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [vikuy]
Teen FictionViona Gladwin adalah gadis yang selalu di khianati oleh lelaki bahkan ayahnya sendiri. Akankah ia tetap percaya pada laki laki atau malah mencoba melakukan hal baru setelah bertemu dengan gadis yang bernama Yessica Tamara? ⚠️GXG⚠️