Yang tadinya menyatu, bersama dan berharap tak akan terpisah, kini semua itu hanya sebuah janji yang tak pernah nyata.
- BUL & BIN on Wattpad -
***
Happy Reading🧸
***
Membuka Helm, Austin mengernyit kala melihat arloji yang terpasang pada pergelangan tangannya.
Pukul setengah tujuh.
Ia yang baru saja memarkirkan motor kesayangannya itu bertepatan dengan teman lainnya yang menyusul. Tumben, padahal Austin tak memberitahu atau mengajak mereka untuk berangkat tepat waktu.
"Gue ada ngomong sama kalian?" Tanyanya heran. Seingatnya, Austin tak memberitahu mereka perihal kedatangannya untuk pergi sekolah tepat waktu.
Yeah, Austin Arnanda Youth. Tak seperti namanya yang cukup panjang, lelaki itu sangat irit bicara. Akan tetapi, jika ada yang membuatnya terganggu, pria itu akan berbicara panjang kali lebarnya, berbicara sedikit pedas dan membuat telinga pegang.
Selain itu, orang-orang menyebutnya pria minim ekspresi. Tak ada yang tau Austin mode marah, khawatir, senang ataupun panik lantaran eskpresi pria itu selalu sama, datar.
Bisa dikatakan Austin ini memiliki kepribadian Ambrivert. Jangan heran jika pemuda tampan ini terkadang baik, ketus dan juga dingin dalam jangka waktu cepat.
"Austin, lo curang banget mau berangkat duluan." Cerca Ghevan yang baru saja menaruh helm mahalnya. "Gak mau kena hukuman bareng lagi? Gak mau berangkat jam delapan lagi? Tega!"
Austin berdecak malas. "Sok Dramatis, alay."
Nah, kan. Sudah di bilang. Mulut Austin itu sedikit pedas. Lihat saja ekspresi wajah Ghevan sekarang.
Melongo, dengan mulut yang terbuka lebar.
Berpindah pada lelaki yang sejak tadi diam saja, Bintang. Dengan rambut acak-acakan, baju yang tidak dimasukan, satu kancing atas dibiarkan terbuka menampilkan kaos hitam serta kalung peraknya. Lelaki itu mengambil tasnya, lalu ia letakan pada bahu kiri.
Lelaki bermarga Russell itu nampak tak acuh dengan penampilan nya yang terkesan urakan. Bukan terkesan, melainkan definisi urakan sebenarnya. Seperti tak berniat untuk pergi ke sekolah.
Isi tasnya pun hanya terdapat satu buku tulis serta pulpen. Karena terlihat gepeng.
"Bin, benerin dulu baju lo. OSIS hari ini ngadain razia." Peringat Austin, melemparkan dasi cadangannya tepat mengenai dada Bintang.
"Lah, pantes lo berangkat pagi." Kelvin hendak protes, lelaki itu sedikit panik lantaran tak membawa dasi. "Kenapa lo gak ngasih tahu gue?!"
Kelvin Ghantara, seorang playboy kelas kakap. Pemuda itu sangat pandai dalam menggoda kaum hawa, Sudah tak terhitung berapa banyak perempuan yang masuk dalam jebakannya. Kekasih nya pun tak terhitung oleh jari, membuat Kelvin sering mendapatkan tamparan dari banyak gadis yang telah ia sakiti hatinya.
"Apa sih? Lo ketinggalan apaan? Tinggal beli di koperasi aja, jangan kaya orang susah!" Sahut Ghevan.
Ghevan Garestina. Manusia ekstrovert abis yang mempunyai sikap yang gesrek, petakilan dan berisik serta supel pada siapapun. Pemuda satu ini sangat berbeda dengan ketiga sahabatnya. Ghevan sungguh hiperaktif, seperti tak pernah mengenal kata lelah. Namun tak urung, Remaja tampan ini terkadang menjadi seorang penengah dan serius jika menyangkut pautkan hal yang menurutnya patut untuk di selesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUL & BIN
Teen FictionMisteri, Pengkhianatan, Peristiwa, serta Lika-Liku Kehidupan, Semuanya terkuak. Permasalahan yang tak kunjung usai hingga akhirnya menemukan titik terang. Di tengah masa-masa sulit yang ia lalui, Takdir malah mempertemukannya dengan seorang gadis y...