13. 𝐏𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞'𝐬 𝐩𝐫𝐚𝐲𝐞𝐫𝐬 𝐚𝐭 𝐨𝐧𝐞 𝐭𝐢𝐦𝐞.

878 85 32
                                    

Hallo, Ada yg nungguin?

Spam vote & komen kalau mau update cepat >>>

***

Minggu, hari yang paling di nanti bagi kaum manusia untuk  bermalas-malasan dan bangun siang. Akan tetapi, tidak dengan perempuan yang mempunyai nama belakang dari sang ayah, Smith, pagi-pagi sekali gadis sudah berpamitan pada kedua orangtuanya untuk pergi ke salah satu toko buku atau sering biasa di sebut Gramedia yang berada di dalam mall.

Bahkan, ketika mall belum buka, ia sudah stay di salah satu warung nasi uduk untuk sarapan. Sembari menunggu sampai mall di buka.

Tidak ada alasan lain kala Bulan sangat berantusias. Yakni satu, menjemput novel keluaran terbaru yang sedang trending dibicarakan oleh kaum pencinta dunia fiksi di media sosial.

Jangan salah, gini-gini juga Bulan adalah salah satu pencinta novel. Berbagai genre hampir semua ia baca.

Dan disinilah Bulan berada, didalam Gramedia. Memulah-milih novel yang ia cari dan akan ia beli. Tanpa mengajak ke tiga temannya.

"Kok novel yang gue cari gak ada, ya?" Tanyanya pada diri sendiri. "Hampir sejam gue disini." kata Bulan.

Kepala gadis itu sedari tadi celingak celinguk, dirinya sudah pindah dari rak satu ke rak lainnya. Ia juga sudah berjinjit maupun berjongkok hanya untuk memeriksa rak-rak buku novel dari bagian paling atas sampai bagian paling bawah, namun urung novel yang ia cari tak kunjung ketemu.

Bulan lanjut berkeliling, lalu matanya menangkap sebuah novel yang ia cari terpajang di bagian tengah rak paling best seller. Parahnya novel itu hanya tersisa satu. Mungkin, saking terkenal nya novel itu.

Bulan melangkah. "Itu---," Ucapan nya terpotong, ketika seorang lelaki terlebih dahulu mengambil novel yang ia incar.

"Gue yang nemu duluan, jadi itu novel punya gue." sungut Bulan membuat orang yang mengambil novel itu menoleh ke belakang, ke arahnya.

"Lo?"

"Lo?"

Dahi Bulan turut mengerut, bola matanya bergulir dari atas ke bawah memperhatikan gaya berpakaian Alvaro yang casual dengan membawa tote bag berwarna putih khas seperti orang pencinta buku fiksi sungguhan.

Wow! Perfect!

Gaya pakaian yang memberikan kesan soft boy!

Tapi tunggu, ada yang janggal. Tumben sekali seseorang seperti Alvaro Algiendra Abraham mengunjungi toko buku seperti ini?

Singkat cerita, dahulunya lelaki itu sangat menolak keras mengunjungi toko buku seperti ini. Alvaro sangat tidak menyukai segala jenis buku apapun. Bahkan membencinya. Entah itu buku pelajaran, buku non-fiksi seperti ilmiah maupun buku fiksi sekalipun.

Ya ... Walaupun tak urung Alvaro itu cukup pintar dalam akademik.

"Algie ayo beli buku! Kata Cessa ada buku Novel terbaru loh, tentang princess sama vampir!"

Alvaro bergumam malas, tak urung lelaki itu menatap Bulan yang masih menggunakan seragam sekolah dasar yang barusan menghampiri nya ke kamar. Sepertinya gadis itu belum pulang ke rumah, melainkan mampir ke rumahnya terlebih dahulu.

"Sebut aku Alvaro," katanya tak suka di panggil dengan panggilan Algie. "Sebentar lagi ujian kelulusan, beli buku buat latihan UN aja. Jangan beli buku gituan."

BUL & BINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang