Kata Ghevan, siders nanti bisulan.
So, jgn pelit sama vote & komen ya, soalnya do'a Ghevan mujarab (katanya)***
"Shutss."
"Bulan shutss," bisik Vio pelan, sangat pelan. Bahkan Bulan yang duduk di depannya sampai tak mendengar bisikan-nya.
"Bulanjing woi!" Kali ini bisikan Vio agak keras, tangannya pun turut terulur menepuk bahu Bulan dengan pulpen agar sang empu menoleh ke arahnya. Dan berhasil!
Kepala Bulan sedikit menoleh ke belakang saat merasakan tepukan pada bahu nya. "Apaan?" Tanyanya malas.
Vio melirik ke depan, menatap Bu Laras yang anteng di kursinya sebelum menatap sekeliling. "Gak usah keras-keras bege, nanti bu Laras denger, mampus lo." protesnya masih dengan nada berbisik.
Bulan memutar bola matanya jengah. "Apaan? cepet." Desaknya.
"Pakar Kimia-Fisika inggris siapa, woi?" Tanya Vio setelah melihat kembali ulang kertas ulangan nya. "Gue nggak lupa baca bagian itu,"
"Michael Faraday." jawab Bulan spontan tanpa melihat jawaban di kertas ulangan nya.
"Hah? Mikel Friday? Jum'at Mikel?" Tanya Vio. Ia tidak budek, Ia hanya kurang jelas mendengar jawaban yang dilontarkan Bulan.
"Michael Faraday." Ujar Bulan sedikit keras agar terdengar Vio.
"Lo ngomong apaan, sih?"
"Michael Faraday, Budeg!" Habis sudah kesabaran Bulan. ia berbicara sedikit kencang yang mampu mengundang atensi dari seluruh murid termasuk Bu Laras yang ada didalam kelasnya.
"Sudah, sudah. Kerjakan soal kalian masing-masing. Tidak usah tengok kanan kiri." ujaran Bu Laras mengalihkan atensi murid pada dirinya, setelahnya mereka fokus pada kertas ujian mereka masing-masing.
"Bulan! Vio! Kalian saling mencontek?!" Suara keras Bu Laras terdengar bergema di dalam kelas Mipa-1. Guru kimia itu menatap tajam kedua perempuan yang tadi berdebat.
Bulan dan Vio sama-sama menggeleng kikuk. "E-enggak bu." gagap mereka dengan serempak.
"Mampus!"
Hanya dengan menggerakkan bibir tanpa suara, Fanny berkata demikian sambil memasang tampang mengejeknya pada Vio, membuat Vio yang memang duduk di sebelahnya menggeram kesal.
"Hah, Apa lu? Gue tonj-"
"Heh jangan, jangan," Cegah Bulan kala melihat Vio yang hampir menimpuk Fanny dengan sebuah Pensil.
"Ahaha ahaha mam-" Balas Fanny.
"Apa lu? Berani?!" Sahut Vio membuat keadaan kelas menjadi riuh.
"Jangan, jangan,"
"Bocah monyet,"
Mata Bu Laras memincing kearah mereka berdua. Wanita dengan tatapan garang itu bangkit, menghampiri meja bagian tengah. "Kalian berbohong sama ibu?!"
"Enggak, bu. Mana mungkin saya bohong sama ibu?" jawab Vio jujur. Memang benar kan? Ia tadi tidak menyontek pada Bulan, ia hanya sekedar bertanya saja. Tolong bedakan antara bertanya dan menyontek.
"Vio bener, Bu. Mana mungkin kan anak baik-baik dan rajin menabung kaya kita ini berbohong," Bulan ikut manambahkan.
"Gak percaya saya sama kalian, itu kenapa kamu teriak-teriakin nama Michael Faraday?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUL & BIN
Teen FictionMisteri, Pengkhianatan, Peristiwa, serta Lika-Liku Kehidupan, Semuanya terkuak. Permasalahan yang tak kunjung usai hingga akhirnya menemukan titik terang. Di tengah masa-masa sulit yang ia lalui, Takdir malah mempertemukannya dengan seorang gadis y...