11. 𝐃é 𝐉𝐚𝐯𝐮 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐚𝐬𝐭𝐬

736 65 0
                                    

Hi, Luv!
VOTE & KOMEN nya jgn lupa (•3•)

***

BRAK!

Tanpa aba-aba, Bintang menendang keras pintu markas Remoxs. Dengan penuh emosi disertai nafas yang menggebu, lelaki itu menatap nyalang orang di hadapannya yang masih terkejut atas kehadirannya.

"Mana ketua lo?!" Bentaknya.

"Ngg- ngapain Lo nanyain ketua gue?"

BUGH!

Emosi yang sudah memuncak dan tangan yang terkepal kuat, Bintang meninju orang yang ada dihadapannya, yang diyakini salah satu anggota Remoxs. Hingga cowok itu terpental, jatuh terduduk sembari memegang pipinya yang baru saja Bintang hantam kuat-kuat.

"Mana ketua lo?!" Suara Bintang menggelegar di dalam satu ruangan. Sorot matanya yang tajam menyapu pandang, dari ujung sampai ke ujung hanya untuk menemukan sosok yang telah menjadi rivalnya sejak lama.

"I'm here. Why, dude?"

Orang yang dicari Bintang pun menghampiri Bintang dengan berjalan santai membuat atensi Bintang terarah pada orang itu dengan tatapan tajam.

Lelaki yang menjabat sebagai ketua Remoxs tersenyum ketika tatapannya beradu dengan mata elang milik Bintang. Satu tangan yang cowok itu masukkan ke dalam saku celana, sebelum senyum yang ia terbitkan berubah menjadi seringai.

"Maksud lo apa, anjing?!" Tanya Bintang tak santai. Dirinya melangkah, menghampiri pelaku utama dengan tangan yang benar-benar sudah bersiap untuk menghantam wajah lelaki di depannya.

"Ngehajar anggota gue sampai babak belur?!" Bintang mencengkram kerah baju Revan kuat. Ya, dia Revan. Ketua dari Remoxs, yang telah menjadi rivalnya.

Revan terkekeh kecil. Lelaki itu tampak membiarkan Bintang mencengkram kerah bajunya, sama sekali tak berniat untuk melawan.

"Sambutan. Karna gue, Revangga Gustine, udah balik lagi kesini." ujar sang ketua Remoxs yang sering disebut Revan tersebut dengan senyuman mengejek. Ia melepaskan cengkeraman Bintang dengan kasar dari kerah baju yang dikenakan nya.

"Bangsat!"

BUGH!

BUGH!

Bintang melayangkan pukulan beberapa kali, dengan raut penuh emosi. Wajah Revan sampai ikut menoleh saat Bintang meninju keras wajahnya disertai bibirnya mendesis. Pukulan Bintang pada wajahnya tak main-main, sangat keras.

"Shhh ..." Revan meringis memengang pipinya yang terkena hantam. Pria itu langsung memegangi sudut bibirnya yang terasa mengeluarkan cairan berwarna merah dan sudut bibirnya terasa sedikit perih.

"Sakit?" Ledek Bintang dengan wajah puasnya. "Mana ada sakit, itu hasil perbuatan Lo sendiri."

"Lo, Jangan pernah main-main sama gue!" Revan menunjuk wajah Bintang dengan raut emosi. Cowok itu mengusap kasar darah yang mengalir pada dagunya. "Kalo lo, gak mau tau akibatnya!" Bentaknya sungguh keras, menggema di seluruh ruangan.

BUL & BINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang