Part 8: The Moon

980 117 15
                                    


"Selamat pagi Aroon. Kenalin aku suster Sarah yang akan merawat kamu sampai sembuh.", ucap seorang suster yang datang membawa nampan berisi sarapan.

Singto yang tertidur di samping tempat tidur anak laki-laki itu terbangun ketika mendengar suara seseorang memasuki kamar.

"Loh dokter Singto, kan? Kenapa anda disini, dok? Anda wali pasien?"

"Bukan sus, saya bantu teman saya nunggu anaknya. Ini sarapan buat Aroon ya? Sini biar saya saja."

Singto mengambil nampan yang dibawa oleh suster itu, "terima kasih ya."

"Sama-sama, dok. Semangat Aroon, semoga cepat sembuh ya.", suster itu meninggalkan ruangan setelah mengantar sarapan.

Singto menata meja di atas tempat tidur Aroon dan meletakkan makanannya disana, "Aroon sarapan dulu ya."

"Tapi Aroon ga lapar om.", jawab anak itu.

"Aroon harus makan biar cepat sembuh. Gini deh Aroon mau apa? Nanti om beliin kalo Aroon mau makan setengah aja."

"Mau lego."

"Aroon suka mainan lego? Nanti om beli yang Aroon mau."

"Iya om, mau lego yang kapal."

"Oke nanti om belikan ya. Sekarang makan dulu."

Anak laki-laki itu mengangguk. Singto mengambil sendok untuk menyuapi Aroon yang sepertinya masih terlalu lemas untuk makan sendiri.

"Om, Aroon gak mau kacang merah.", ucap anak itu yang meminta agar kacang merah yang dicampur pada nasi nya disingkirkan.

"Aroon gak suka nasi kacang merah?"

Anak itu menggelengkan kepalanya.

"Papa kadang suka maksa Aroon makan katanya kacang merah sehat, tapi Aroon gak suka rasa kacang merah. Akhirnya papa cuma masak nasi putih aja gak dicampur kacang merah."

"Sama. Om juga gak suka kacang merah.", ucap Singto sambil tertawa dan menyingkirkan tiap butir kacang merah yang ada dalam nasi.

"Anak pintar.", puji Singto pada Aroon yang telah menghabiskan seluruh makanannya. Setelah itu, Singto menunjukkan lego yang dijual di toko online.

"Aroon mau yang kapal apa?"

"Beneran om mau beliin?"

"Iya beneran. Kan tadi om udah janji kalau Aroon mau makan bakal beliin."

"Tapi kata papa mahal om. Gak jadi aja."

"Gapapa. Udah pilih aja mau yang mana? Ini?"
Aroon mengangguk pada gambar yang ditunjukkan oleh Singto. Setelah itu ia langsung membayar mainan lego yang barusan disetujui oleh Aroon.

Tak lama kemudian, ada seseorang yang membuka pintu kamar Aroon. Singto langsung menoleh ke arah pintu dan melihat seorang wanita berambut panjang masuk dan tersenyum.

Siapa wanita itu? Apa ibunya Aroon?

"Hai Aroon."

"Hai aunty.", sapa Aroon.

"Pagi, dokter. Biar saya yang menggantikan jaga Aroon.", ucap wanita itu.

"Pagi. Boleh saya tahu siapa anda?"

"Saya Jane, temannya Krist. Tadi Krist telepon saya minta tolong untuk jaga Aroon, katanya gak enak sama dokter kalau harus nunggu kelamaan. Jadi saya kesini mau menggantikan dokter, supaya dokter bisa istirahat."

A Tale of First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang