Part 13: Another Day

998 105 1
                                    



"Aku pergi dulu." Singto mengecup pucuk kepala Krist sebelum pergi ke rumah sakit.

"Ayah pergi dulu ya.", ucapnya sambil mengecup pipi anaknya. Lalu ia buru-buru mengenakan sepatu dengan masih menggigit sepotong roti tawar.

"Tapi makan mu belum habis."

"Gapapa nanti aku makan di rumah sakit aja. Oh ya, nanti bakal ada bibi yang dateng buat bersihin rumah ya. Kamu kalau butuh sesuatu bisa bilang ke dia. Bye sayang..."

"Bye, hati-hati. Have a good day!!"

Singto melambaikan tangannya sebelum menutup pintu.

Krist menghela nafasnya. Pagi hari yang sibuk seperti biasanya. Ia jarang sekali bisa melihat Singto karena jadwal kerjanya yang super padat sebagai residen, bahkan seringkali kekasihnya itu harus menginap di rumah sakit.

Krist akhirnya mengajukan resign dari kantornya, tentu saja karena permintaan Singto. Ia tidak perlu menulis surat pengunduran diri lagi, karena surat itu sudah bertahun-tahun berada dalam laci meja kantornya. Namun, ia tak kunjung menyerahkan suratnya karena masih membutuhkan pekerjaannya.

Krist sebenarnya masih tidak rela melepas pekerjaannya, karena berarti untuk sementara waktu ia akan bergantung sepenuhnya pada Singto sampai ia menemukan pekerjaan baru. Namun, Singto meyakinkan dirinya bahwa ia tidak masalah untuk tanggung jawab sepenuhnya.

"Apa kamu gak mau habisin waktu lebih banyak sama Aroon?", itulah ucapan Singto yang membuat Krist semakin yakin untuk resign. Ia menyadari karena pekerjaannya yang sibuk, ia kehilangan banyak momen putranya. Sejak putranya itu masih kecil, Krist selalu menitipkannya di tempat daycare atau terkadang pada Jane. Ia kehilangan momen ketika Aroon pertama kali berbicara.

Aroon adalah anak yang sangat pintar, semua yang bertemu dengan Aroon akan mengatakan bahwa Aroon lebih pintar daripada anak seusianya. Sangat beruntung Krist diberi anak yang mengerti keadaannya. Jika anaknya bukan Aroon, mungkin ia tidak akan sanggup mengurusnya sendirian.

Akhirnya surat resign Krist sampai di tangan boss nya. Alasan Krist mengundurkan diri karena pekerjaannya banyak menyita waktu, sehingga ia kehilangan waktu bersama anaknya. Banyak teman di kantornya yang tidak mengerti keputusan Krist, karena Krist pasti masih butuh uang kan? Bisa-bisanya Krist resign tanpa memiliki pekerjaan lain?

Setelah Krist mengundurkan diri, barulah boss nya mengungkapkan bahwa Krist adalah salah satu pegawai yang paling bisa diandalkan, makanya ia sering dilimpahkan pekerjaan. Boss nya itu bahkan sempat membujuknya dengan tawaran naik jabatan. Tetapi Krist tetap menolaknya. Waktunya dengan Aroon lebih berharga. Tanpa ia sadari, tiba-tiba bayi yang dulu ia timang kini sudah mau masuk sekolah dasar. Ia tidak ingin tiba-tiba anaknya itu sudah menjadi remaja. Because time really flies.

Seseorang membunyikan bel kondo Singto ketika Singto sedang tidak ada di rumah. Hanya ada Krist dan juga Aroon disana. Krist sedang menemani Aroon merakit lego town yang dibuatnya.

"Bentar ya sayang, papa liat dulu siapa yang datang."

Krist mengintip dari lubang pintu untuk melihat siapa orang yang menekan bel. Krist melihat seorang wanita sekitar usia 40-an sedang berdiri di depan pintu sambil membawa tas belanjaan di kedua tangannya. Krist pun membukakan pintu untuknya.

"Selamat pagi, tuan. Perkenalkan saya Sumiati yang kerja jadi asisten rumah tangga disini. Saya sudah diberitahu tuan Singto tentang anda. Boleh saya tahu nama anda, tuan?"

"Oh, nama saya Krist, bu."

Wanita itu memberi gestur yang bertanya apakah ia boleh masuk, lalu Krist mengizinkannya.

A Tale of First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang