Disclaimer: Ide dan inspirasi dari cerita ini tidak berasal dari karya manapun baik karya tertulis, Film, Drama, dan sejenisnya. Karya ini sepenuhnya murni ide dan inspirasi dari author.
.
Cast dicerita ini masih edisi request yang disebutkan oleh reader di part "Share" sebelumnya, enjoy!
"Ada yang bisa saya bantu Mba?"
"Kalau sepatu yang ini ada yang warna kuning tidak?"
"Untuk ukuran yang sama?"
"Iya"
"Oh sebentar saya cek dulu. Mohon ditunggu sebentar"
"Ini Mba, masih ada"
"Oo aku mau yang ini"
"Baiklah"
Wanita ini berkeliling Mall yang tidak kecil ini dengan wajah sumringah sejak dua jam yang lalu. Hari Minggu ini memang sudah ia rencanakan sejak jauh hari sebelumnya, dimana ia akan menikmati "Me Time" nya setelah minggu sibuk akhir bulan kemarin. Ia hanya seperti wanita kebanyakan dimana shopping seorang diri membeli barang yang diinginkan lalu menikmati makanan enak adalah terapi untuk mengembalikan mood dan energinya yang terkuras karena pekerjaan. Kadang juga ia pergi ke salon, tapi tidak untuk hari ini. Akhir bulan hingga ke awal bulan adalah selalu menjadi hari yang penuh beban bagi seorang yang bekerja di bagian keuangan seperti dirinya. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu untuk menyenangkan dirinya sendiri. Wanita bernama Lisa ini merealisasikan "Me time"nya.
Bukannya tidak memiliki teman yang bisa ia ajak bersenang-senang, tapi hari ini ia memang sedang ingin sendiri membeli banyak barang yang sudah ia incar sejak bulan lalu. Wanita ini cukup sederhana dan tidak ribet, ia menyukai pergi bersama keluarga, senang pergi bersama teman, tapi tetap bahagia menikmati hari panjangnya dengan seorang diri.
Ditangan kanannya sudah ada tiga paper bag, sedangkan dikiri ada dua buah dengan ukuran yang beragam. Dalam langkah menyusuri counter demi counter, toko demi toko, matanya aktif melihat kesana kemari mencari sesuatu yang menarik minatnya. Meski mata itu masih belum diam, ia sudah punya tujuan dalam langkahnya. Apalagi kalau bukan waktu bagi perutnya untuk dibahagiakan. Waktunya ia makan siang. Ia tidak perlu berpikir panjang, bahkan sejak dirumah ia sudah memilih salah satu restoran favoritnya di dalam Mall ini. Restoran semi fast food namun dengan menu yang citarasanya terkesan makanan rumahan buatan Nenek. Sudah cukup lama terakhir kali ia makan disini.
Tempat yang ia tuju tampak cukup ramai hari ini. Wajar jika pada siang hari Minggu, restoran ini biasanya menjadi pilihan bagi yang membawa keluarga. Lisa masih belum mau merubah pilihan tempatnya. Ia berharap masih ada ruang untuknya duduk dan makan dengan tenang didalam.Ia masuk sambil melihat area meja yang bisa ia duduk nanti, seperti masih ada beberapa. Tanpa menunggu lama, ia mengantri diarea pemilihan menu dengan mengambil satu nampan.
"Bisa minta tambahan mangkoknya satu?"
"Baik. Ini silakan"
Setelah mengambil beberapa pilihan yang ia inginkan kedalam nampan itu kemudian memilih minumannya, ia pun mengantri menuju kasir. Hari ini memang harus bersabar meski sudah lapar, karena untuk ke kasir pun antriannya cukup panjang dan rapat. Lisa terus menggeser nampannya maju sedikit demi sedikit. Tepat di antrian depannya, ada seorang anak kecil yang terus berceloteh pada Ayahnya sejak tadi, cukup menghiburnya. Anak laki-laki itu masih kecil mungkin sekitar 6 atau 7 tahun usianya, namun sudah sangat pintar berdebat dengan Ayahnya. Lisa kadang tersenyum dan tertawa sendiri mendengar dialog keduanya. Sekarang malah mereka sudah mengganti topik untuk dibahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories - Rasa
FanfictionShort Stories about Lisa & boys Seringkali setiap pilihan menuntut alasan. Meski tidak semua hal multak beralasan. Seperti Rasa, yang selalu hadir tanpa aturan, tanpa alasan.