Disclaimer: Ide dan inspirasi dari cerita ini tidak berasal dari karya manapun baik karya tertulis, Film, Drama, dan sejenisnya. Karya ini sepenuhnya murni ide dan inspirasi dari author.
-----------------
"Kemana?"
"Biasa"
"Track biasa?"
"Iya"
"Belum mandi?"
"Belum, lapar, mau sarapan dulu"
"Roti sudah mau habis ya"
"Iya, habiskan saja kalau mau"
"Asal nanti beli lagi"
"Ya sudah, aku jalan ya"
"Yuhuu, take care"
Berjalan dengan setelan olahraga, atasan tanktop dryfit berwarna magenta, short dryfit pant yang berwarna hitam. Rambut pendeknya diikat satu tinggi-tinggi, lalu tak lupa headband ia pakai juga. Keluar dari kediamannya dengan langkah kaki ringan sebagai pemanasan, pastinya sambil mendengarkan musik penyemangat dipagi memulai hari. Kadang langkah kaki dan kepalanya bergerak mengikuti irama dengan serunya.
Ia akan jogging pagi ini di track biasa didekat taman yang tidak terlalu jauh dari kediamannya. Makanya ia hanya berjalan kaki menuju kearah sana, hitung-hitung sambil pemanasan tubuh, jadi saat tiba disana ia bisa langsung memulai jogging bahkan larinya.
Taman disini memang tak pernah benar-benar sepi, ada saja yang sudah beraktivitas diawal pagi. Tidak ada kerumunan, tapi cukup banyak aktivitas solo atau hanya bersama pasangan atau anak.
Lisa mulai lari-lari ditempat lebih dulu sebelum memulai jogging di track berbelok dan dibuat cukup panjang juga, bersebelahan dengan track sepeda.
Musik milik Clean Bandit yang didengarnya saat ini membawa mood semangatnya mengalir dengan baik. Lantas ia mulai jogging-nya.
Peluhnya sudah mulai keluar dari celah porinya, ditambah sinar matahari pagi yang menghangatkan kulitnya, padahal baru sekitar 10 menit ia bergerak. Tapi Lisa suka, dan terus melanjutkan lari kecilnya itu.
Tiba-tiba ada sesosok lelaki tinggi berlari kecil di sisi kanannya, seolah menyamakan ritme langkah keduanya meski tak menoleh padanya. Sempat Lisa melirik aneh padanya, tapi saat itu lelaki tadi hanya fokus kedepan. Jadi ia abaikan dengan raut malas. Tidak kenal juga.
"Hai"
Lelaki itu akhirnya melihat padanya sambil tetap bergerak, lantas memberi senyum manisnya pada Lisa, Lisa mulai malas. Modus lelaki ini pasti ingin mendekatinya atau mengajaknya berkenalan. Wanita itu melirik sedikit tapi dengan mantap ia abaikan.
"Hai" sekali lagi ia dengar, lelaki itu menyapanya lagi dan masih saja menyamakan ritme lari mereka. Lelaki itu sama, ia pun memakai setelan olahraga untuk lari pagi selayaknya.
"Mau tahu enggak?" lelaki itu masih terus berucap dengan nafas yang masih teratur meski mereka sambil berlari kecil sejak tadi.
"Aku rela loh ikut lomba lari keliling dunia..."
Lisa melirik sedikit pada lelaki yang matanya tertarik garisnya karena senyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories - Rasa
FanfictionShort Stories about Lisa & boys Seringkali setiap pilihan menuntut alasan. Meski tidak semua hal multak beralasan. Seperti Rasa, yang selalu hadir tanpa aturan, tanpa alasan.