.
.
Please vote and comment if you like it
.
.
Yuk ketemu Ecan dulu!
.
"Hai Ecan"
"Hai Mba-Mba"
"Ngantuk Lu Can?"
"Engga koq Mba"
Mereka melihat sesosok yang sekilas keluar dari ruang ganti menuju ke dalam ruang studio, yang tampak tak asing bagi mata keduanya.
"Lis, itu yang tadi peserta baru?"
"Jangan-jangan feeling Lu sama dengan Gua Ju"
"Hati Gua engga enak ni Ju, Lu tahu kan maksud Gua?"
"Iya paham Gua, berarti Lu juga lihat kan?"
"Eh Can, ada peserta baru malam ini?"
"Iya Mba?"
Kedua gadis itu saling berpandang dengan sorot mata horrornya.
"Siapa namanya?"
"Emang kenapa sih Mba?"
"Cepetan jawab aja!"
"Iya tapi emang kenapa harus tahu namanya, tinggal kenalan didalam aja, repot amat!"
"Eeh ni anak Lis, mulai ngatur-ngatur kita nih" Yuju mulai emosi melihat tingkah Ecan saat memberi jawaban.
"Cepetan Can, Gua mau tahu namanya. Tinggal kasi tahu aja koq ribet Lu Can" Lisa semakin tidak sabar.
"Ya ya..duuuuh Mba, ada-ada aja" Ecan cuma bisa menghela nafas setiap berhadapan dengan keduanya sejak awal. Apapun jawabannya selalu salah bagi Lisa dan Yuju.
"Rosi"
"Tu kan. Gua bilang juga apa Lis"
"Sialan. Dia lagi, dia lagi" Lisa mengepalkan tangannya menahan emosi mendengar nama musuh perang dinginnya itu.
"Kenapa dia selalu ikutin Gua sih sejak dulu. Lu lihat sendirikan sekarang Ju"
"Iya sih. Tu anak maunya apa sih? kelas yang sama lagi"
"Ya udah, kita masuk dan berlagak engga kenal aja sama cewek engga penting itu"
"Bener"
Keduanya melangkah masuk studio seperti seorang senior yang berkuasa. Mengambil tempat, menggelar matras di area yang jauh dari gadis bernama Rosi dan berpura-pura tidak melihatnya. Namun dalam hati Lisa, rasanya panas seperti habis makan ayam geprek level 10. Ketenteraman hidupnya kembali terganggu.
-------
Kelas sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu, dua gadis terlihat terus melirik satu sama lain dengan wajah yang sinis dan tidak senang, melihat sosok yang ada di sisi kanan depan mereka berselang beberapa orang. Dari awal mereka sudah memiliki feeling tidak baik jika melihat gadis sok kalem tu berada disekitaran mereka.
Si Mas Enu banyak memperhatikan dan terus berada disekitar peserta baru yang tak lain adalah rival Lisa. Ini benar-benar mengganggunya. Jika ada yang memberinya gunting saat ini, mungkin matras didepannya ini sudah tercabik-cabik menjadi makanan kambing. Setiap gerakan yoga tidak mampu meredakan emosinya yang sudah kian memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories - Rasa
FanficShort Stories about Lisa & boys Seringkali setiap pilihan menuntut alasan. Meski tidak semua hal multak beralasan. Seperti Rasa, yang selalu hadir tanpa aturan, tanpa alasan.