One Bill 3

553 95 54
                                    

.
.
.
.
.

"Surpriseeeeee"






Lisa membuka pintu rumahnya dimalam hari, melihat kedua tamu yang tak diharapkan kembali muncul didepannya, lagi dan lagi.





"Apa lagi ini?"


"Surprise apanya kalau nyaris setiap hari muncul begini. Tidak dikantor ya di rumah. Ya Tuhaaaan"


Matanya yang sudah mengantuk membuat emosinya sedikit mencuat.




"Pulang...pulang...!!! Haruto harusnya sudah tidur jam segini, Bin"





Lisa mengusir keduanya lalu menutup pintu rumahnya, membiarkan Ayah dan anak itu saling pandang dengan binar kecewa, namun belum putus asa.













"Tante...Tante... mari makan Pizza dengan kami"


"Tante..Tante...aku belum makan dari tadi. Aku sengaja kesini"





"Aku mau makan bersama Tante dan Papa"


Hanbin memberi jempol pada anaknya, keduanya tertawa kecil dibalik pintu diluar sana. Lisa yang mendengarnya bagaimana pun  muncul rasa tidak tega. Tapi keduanya benar-benar telah  mengganggu ketenteramannya sebulan terakhir ini. Ayah dan anak sama saja.








"Tante...Tante....aku cuma mau makan, setelah itu aku janji akan pulang"





Cekleek,

"Haduuuuuh...kalian ini"

"Ya sudah, masuk!"

"Yeaaaay...aku sayang Tante" teriak Haruto memeluk wanita itu.


"Hmmm" ucap Lisa malas, ia sudah semakin hafal dengan trik-trik dari kedua makhluk ini.




















Setelah makan pizza bersama tadi, Haruto tak ingin langsung pulang, tidak seperti janjinya saat minta dibukakan pintu tadi. Lisa juga sudah tahu kalau ucapannya itu tidak bisa ia pegang, namun mau bagaimana lagi.

"Bin, apa tidak kasian Haruto dibawa malam-malam begini, harusnya sudah tidur loh"

"Dia yang mau, Lisa"

"Aku tidak yakin" 

Lisa memandang ragu pada jawaban lelaki itu, sedangkan yang dipandang hanya meliriknya tersenyum simpul.




"Ini sudah kelihatan mengantuk"

Haruto sudah tidak banyak bicara, ia tadi mengajak Lisa menonton televisi, katanya setelah pizza-nya benar-benar turun ke perut baru ia akan pulang. Tapi saat ini sudah bersandar ditubuh Lisa dengan mata yang setengah terpejam. Akhirnya Lisa merebahkan anak itu berbaring dipahanya. Tak lama ia sudah pulas dalam tidurnya. Kedua orang dewasa itu masih menonton dan duduk bersebelahan di sofa hanya dengan dibatasi oleh Haruto.






"Bin, kita harus bicara!"

"Iya, kita memang harus bicara Lisa"


"Kalian bisa berhenti menggangguku tidak?"



"Tidak"


"Kata Ruto kamu kaya dan terkenal,jadi cari saja wanita lain untuk kamu dan jadi Mama Ruto, aku sudah bilang dari awal kalau aku tidak bisa"



Short Stories - RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang