Jejak Temu

736 76 42
                                    

Disclaimer: Ide  dari cerita ini tidak berasal dari karya manapun baik karya tertulis, Film, Drama, dan sejenisnya. 

Tapi ada inspirasi untuk sebagian alur dari dari chapter 1 ini terilhami dari sebuah karya lagu yang akan ditampilkan diakhir chapter 1. Sisanya semua murni dari ide author.

 Sisanya semua murni dari ide author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih"

"Terimakasih"

"Datang kembali"




Hampir pukul 11 malam, masih berada diluar, berjalan sendiri diantara jalanan sempit yang sengaja ia pilih meski ada jalan utama menuju kediamannya. Ia sudah pulang ke rumah tadi setelah sibuk dengan berbagai jadwalnya hari ini. Namun memilih keluar kembali untuk membeli vitamin kucingnya yang habis.

Dengan jeans dan jaket hoodie kebesaran khasnya, dilengkapi masker, karena ia tak memakai riasan apapun pada wajah mulusnya, ia membeli di toko pet dengan jangkauan kaki terdekat, meski tak terlalu dekat juga. Wanita itu memang ingin berjalan saja di udara malam penghujung musim semi.

Dalam langkah pulang diantara jalan sempit yang lengang, ia sengaja menderapkan langkahnya lambat. Sudah lama juga ia tak melewati jalanan ini.

Suara panggilan menggetarkan saku jaket sebelah kirinya.

"Hallo"


"Ya sayang"

"Aku sedang menuju rumah"

"Tadi sudah pulang tapi membeli vitamin untuk anak-anakku sebentar"


"Iya, sendiri"

"Bagaimana syutingnya, lancar?"


"Oo begitu? makan yang benar ya"

"Kau pasti lelah sekali. Akan selesai jam berapa, ini sudah malam?"


"Nanti kalau sudah selesai, langsung istirahat ya"



"Iya, aku pun merindukanmu"

"Heheee"

"Tenang, minggu depan kita bisa bertemu"


"Aku tadi menyelesaikan pemotretanku untuk Penshoppe kemudian ke studio juga"

"Tidak. Aku tak pemotretan dengannya, kami berbeda waktu dan pemotretannya masing-masing"

"Hanya set-nya memang sama"

"Bye, kau juga jaga diri"

"Miss you too"



Ponsel itu itu simpan kembali disakunya dengan senyum kecil diwajah. Ia memulai berbelok arah pada jalan berbata masih dengan penerangan yang  tak jauh beda.



Short Stories - RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang