Paparan Lisa untuk mengambil hati perusahaan minuman ini agar memakai jasanya sudah selesai, banyak diskusi dan pertanyaan yang dilemparkan oleh perwakilan perusahaan tersebut padanya. Cukup tajam dan tegas dan langsung ke sasaran juga. Karena pastinya tidak hanya Lisa yang akan memberikan paparan. Lisa menampilkan jawaban dan paparan terbaiknya menghadapi tim perusahaan itu, namun pastilah ia akan memberi perhatian yang lebih pada di Manager Branding yang ia rasa ia kenal tersebut.
Sungguh, Lisa tak bohong, wajah Manager Na In Woo ini benar-benar mirip dengan si lelaki penggombal di track. Apalagi di lihat dari sisi samping, karena Lisa memang lebih sering melihatnya dari arah samping. Tapi tidak ada tanda-tanda sedikit pun lelaki itu mengenalnya juga. Karakter Manager Na ini cukup formal, serius, dan agak tipikal lelaki kaku. Senyumnya pun tak banyak meski tidak juga sombong dan arogan, singkatnya ia punya bahasa tubuh yang berbeda total. Tidak tampak easy going dan tak tahu malu seperti si lelaki penggombal yang Lisa kenal.
"Terimakasih untuk hari ini, nanti kami kabari lagi untuk keputusan berikutnya atau ada kemungkinan akan ada paparan berikutnya lagi jika kami anggap perlu"
"Baiklah, saya menunggu"
"Terimakasih juga untuk kesempatannya"
Manager Na itu pamit dari ruangan meeting itu tanpa banyak basa-basi setelah jabat tangan tadi, diikuti oleh staffnya. Menyisakan Lisa bersama Dahyun dan dua staff produksi.
"Terimakasih Nona Lisa, paparan yang tadi aku rasa sangat jelas dan menarik"
"Iya, tadi cukup mengesankan. Semoga ada kabar baik setelah ini ya"
"Begitu? woaah terimakasih sekali, aku juga berharap sekali untuk kabar baik itu. Hehee"
Staff produksi ini tampak tak jauh beda usia darinya dan tampak santai.
"Boleh bertanya enggak?"
"Soal apa?"
"Apa Manager Na sudah lama di perusahaan ini?" Lisa tanpa banyak basa-basi dan tanpa sungkan bertanya soal hal yang membuat menggila rasa penasarannya.
"Setahuku iya, kenapa?" tanya Staff bernama Zuho itu.
"Iya, ada apa ?" tanya Dahyun kemudian.
"Enggak ada apa-apa sih, cuma kayak familiar, kayak pernah ketemu sebelumnya"
"Ouwwh"
"Bisa jadi memang pernah bertemu"
"Iya" jawab Zuho.
"Tapi karakternya beda sih, jadi takut salah"
"Apa Manager Na orangnya memang serius begitu?" Mereka keluar dari ruangan itu sambil berjalan pelan menuju elevator.
"Ya begitu sih, enggak galak tapi memang serius, sangat serius malah" jelas Dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories - Rasa
FanficShort Stories about Lisa & boys Seringkali setiap pilihan menuntut alasan. Meski tidak semua hal multak beralasan. Seperti Rasa, yang selalu hadir tanpa aturan, tanpa alasan.