Author pov"Halo."
Aoi cuma menatap datar orang didepannya.
"Hai."
Aoi segera pergi setelah menjawab dengan begitu ketus,bukan masalah apa tapi dia sudah tak mau berhubungan apapun dengan keluarga sakamaki.
"Huh,oneechan apakah yg kulalukan sudah betul,kamu ngak marah kan sama aku?"guman aoi frustasi dan berakhir dia menyendiri didepan taman sekolah.
"Huh,rasanya aku frustasi karena sudah lama tidak melihat wajah kakak."ucap aoi menatap langit yg biru dan berawan cerah.
"Sejak saat itu,aku hanya ingin bisa hidup tenang tanpa ada sebuah gangguan sedikit pun,tapi aku malah terlibat hal yg ngak mengenakkan sama sekali."kesal aoi.
"Lho kamu gadis yg waktu itu kan?"
Aoi menatap bingung lelaki tampan didepannya itu.
"Ano anda siapa ya?"tanya aoi bingung.
Sumpah ni anak pikun pas masih muda parah betul.
"Hee kamu udah lupa sama aku?padahal kamu sendiri yg datang padaku waktu itu."
Aoi masih menatap lelaki didepannya dengan bingung.
"Aku shin,lelaki yg kamu buat sebagai objek tugas kamu waktu itu."ucap lelaki itu sambil mendekatkan wajahnya pada wajah aoi.
"He?,serius?kok kamu bisa ganteng banget?seingatku karena waktu itu gelap kukira kamu jelek."ucap aoi tak percaya lalu mendekat pada shin dan memperhatikan wajah shin dengan seksama.
"Kamu juga ternyata cantik ya,waktu itu kukira kamu lari karena takut padaku ternyata aku salah paham."ucap shin sambil senyum ala pepsodent.
Aoi membalas dengan senyum tipis lalu duduk dikursi taman bersama dengan shin,karena waktu itu sudah jam waktunya pulang,jadi dia memilih untuk berdiam diri dulu disekolah.
"Bagaimana kabarmu baik?"
"Ah,iya aku sudah agak mendingan sejak saat itu,terima kasih karena sudah bertanya."
"Tidak masalah kok,aku juga sedikit tertarik denganmu,sudah lama aku ingin mengobrol banyak denganmu."
"Begitukah?,padahal aku sangat tampan tapi kenapa kamu ngak populer?"
"Eh,kamu kira aku siapa?,aku ngak butuh kepopuleran asalkan ada kamu itu sudah cukup untukku."
Aoi langsung menatap datar shin dan memalingkan wajahnya malas.
Setelah beberapa perbincangan yg absurd,aoi memilih untuk pamit pada shin dan pulang kerumah karena sudah ditunggu sama penghuninya disana.
"Hei,sapu tanganmu ketinggalan lho."teriak shin dari kejauhan tapi dikacangi oleh aoi.
Shin cuma tersenyum tipis lalu menaruh sapu tangan milik aoi disaku bajunya dan berjalan menuju kearah kakaknya yg sudah lama menunggu dirinya yg tengah mabuk cinta.
"Kau lama tolol,kemana saja kau?"tanya carla.
"Aku baru saja dapat harta karun yg amat indah,bisa sayang kalau disia-siakan."ucap shin lalu segera berjalan menyusul sang kakak yg tengah bersiap untuk pulang.
Disisi lain keluarga sakamaki tengah dilanda kesedihan karena didiamkan dan diacuhkan oleh aoi selama seminggu ini.
"Apakah kita salah karena sudah berbuat jahat pada kakaknya ya?"tanya kanato.
"Tidak semua kesalahan bisa dimaafkan dengan mudah kanato,kita masih harus menembus dosa kita yg banyak ini."ujar reiji membetulkan letak kacamatanya yg hampir jatuh.
"Cih,kalau saja waktu itu aku sudah membunuhnya ini tak akan pernah terjadi."kesal subaru memukul tembok disampingnya sampai retak.
"Jangan salahkan dirimu lagi,subaru...sejak awal dia yg memilih untuk ikut dengan keluarga vampir campuran itu."ucap shu masih tiduran disofa miliknya lagi.
"Oh iya,ngomong2 dimana ayato-kun?"tanya laito sambik melihat sekeliling dan tidak mendapat respon bagus dari yg lain.
"Mungkin terjun lagi kekolam."jawab subaru dingin.m
"Wah jangan dong,kalau gitu gimana aku bisa dapat lawan buat main billyard."ujar laito tak terima kalau kakak pertamanya mati konyol lagi.
"Sudahlah mungkin dia sedang mendinginkan kepalanya,jangan ganggu dia dulu...sejak awal aoi pergi sikapnya memang sudah berubah."ucap reiji.
Shu dan kanato hanya menganguk pelan.
"Baiklah aku mau beli makanan,ada yg mau nitip?"tanya laito.
"Aku samain aja."balas yg lain.
Lalu laito pergi keluar untuk mencari jajan atau makanan yg enak untuk dimakan,karena sudah bosan dengan masakannya reiji.
Ditengah jalan laito melihat ada aoi tengah duduk didepan kursi kafe yg dia kunjungi.
"Halo nona manis kamu ngapain disini sendirian?"tanya laito pada aoi yg cuma ditatap cuek dan super dingin.
"Ngapain anda disini tuan sakamaki laito-san?"tanya aoi masih menjaga imagenya agar tak memukul laito nantinya.
"Hih,aoi-chan kejam padahal aku kesini karena lagi cari makan soalnya reiji ngak mau masak buat kami."ucap laito berbohong.
"Kelihatan banget tahu bohongnya,kamu kira aku bodoh apa?"tanya aoi kesal.
"Oke2,aku salah aoi-chan maafkan aku,jadi gimana kalau aku mengajakmu bicara supaya kamu ngak kesepian?"tawar laito dan dibalas cuek oleh aoi.
"Sampai jumpa,sudah lah aku mau pulang nanti malah jadi tambah rumit kalau kamu yg ada disini."ketus aoi lalu segera berlari menuju kasir dan membayar pesanannya lalu segera pergi dari sana setelah memesan ojek online.
"Hadeuh,gagal lagi deh buat dapat makan gratis."guman laito lalu kembali memakai topinya dan berjalan kembali menuju tempat makan yg ada ditoko sebelah untuk mencari makan.
Disisi lain seorang lelaki berambut hitam dan mata bewarna merah darah tengah diam mengawasi sang puteri yg tengah duduk diam sambil makan roti panggang di pinggir jembatan.
"Sayang aku pulang~."
KAMU SEDANG MEMBACA
You will be mine my princess(END)
Teen Fiction"nee onee-chan apakah betul alamatnya disini?kok perasaanku ngak enak gini ya."ucapku merinding. "tenang saja ayah bilang kita tak apa tinggal disini sebagai penebusan dosa ayah ayo masuk."ajak kak yui yg langsung menyeretku masuk kedalam rumah besa...