- Bargaining -

1.3K 299 9
                                    

"EONNI!"

"Aigoo, Jin-ah gak usah teriak juga eonni dengar."

Si bungsu Seong menghiraukan ucapannya dan bergegas pergi memeluk wanita yang baru saja memasuki rumah keluarga Seong.

Seperti biasa Jin-ah berceloteh panjang lebar juga mengomeli [Y/n] betapa khawatirnya dia terhadap keadaannya yang tiba-tiba drop.

"Eonni, ingat jangan ketularan Oppa yang maniak sama dungeon. Jangan berlebihan ingat itu. " Dan kata-kata nasihat yang bermanfaat untuknya juga.

[Y/n] terkekeh sembari mengusap lembut rambut Jin-ah.

Bagi Jin-ah. [Y/n] sudah seperti kakak, teman baik dan juga sosok berperan sebagai ibu pengganti. Di saat keadaan Park Kyung-hee semakin menurun, [Y/n] ikut turut adil merawatnya dan membantu kakaknya.

Kehadiran [Y/n] buatnya merasa tidak kesepian. saat ibunya harus dirawat inap dan kakaknya hanya menyempatkan sedikit waktu karena berusaha mencari uang tambahan untuk ibunya, [Y/n] selalu ada menemaninya. Saat memiliki jadwal sibukpun, dia berusaha meluangkan waktunya.

Kebanyakan kegiatan keduanya adalah memasak dan membuat kue. lebih sekedar jadi juri pencicip saja sih sebenarnya.

Tapi baik [Y/n] dan Jin-ah cukup menikmatinya kebersamaan mereka. pokoknya apapun itu eonninya itu terbaik, karena itu dia sangat sayang pada [Y/n].

Semakin hari, semakin dewasa. baik Jin-ah dan [Y/n] disibukkan dengan aktifitas masing-masing.

[Y/n] yang demikian memutuskan membantu Jin-woo ikut bekerja sebagai Hunter menyita banyak waktu keduanya. membuat Jin-ah rindu saat-saat quality time bersama kakak perempuannya itu.

Bahkan Jin-woo sebagai kakaknya sendiri mengakui [Y/N] dan adik perempuannya sangat dekat sekali.

Mereka berdua juga kompak banget kalau berbuat iseng dan Jin-woo selaku target utama kejahilan mereka dengan lapang dada menerimanya (mungkin).

[Y/n] juga sebaliknya. mengingat didunia asalnya dia juga memiliki seorang adik tentunya bukan masalah besar. poin bonusnya adik Jin-woo lebih penurut ketimbang adik laki-lakinya yang bar-bar.

Jin-ah menarik [Y/n] menuju sofa ruang tamu keduanya duduk dengan tangan yang masih melingkar pada [Y/n] seperti tidak ingin membiarkannya lepas. Jin-woo disisi lain baru saja dari dapur, membawakan makanan dan minuman dimeja dan menempatkan tubuhnya pada sofa yang ditempati kedua gadis itu.

Jin-ah melepaskan pelukannya dan dengan antusias membuka kotak yang dibawakan kakak laki-lakinya.

Dahinya berkerut kemudian bertanya. "Kenapa sayap ayam, apa ada hal baik yang terjadi?"tanya Jin-ah menatap kakak laki-lakinya.

"Ya. aku masih tidak yakin apakah ini baik atau buruk..." Jawabnya sambil membuka tutup kaleng bir dan meneguhkan isinya. raut wajahnya berubah setelah isi dari bir mengalir melewati tenggorokannya.

Jin-ah sedikit tercengang dan berkomentar. "Wow, apa yang terjadi? Biasanya oppa sangat pelit."

Jin-woo menghiraukan apa yang dikatakan adiknya, perhatiannya lebih tertuju kepada gadis disebelah sang adik.

"[Y/n], kamu yakin sudah baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

[Y/n] berkedip lalu menganggukan kepalanya. Pria surai hitam itu terdiam cukup lama menatapnya, merasa tidak yakin dengan jawabannya.

Mengerti maksud tatapannya, [Y/n] menjelaskan segalanya tentang keadaannya. Juga membeberkan fakta bahwa dia memang baik-baik saja juga tidak lemah. tidak aneh sih jika dia secepat itu sembuhnya, mengingat kemampuannya juga profesinya sebagai Hunter.

The Another World Of Dimension ¦¦ Solo Leveling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang