39 - Latihan 2 Tahun (1)

2.4K 199 28
                                    

Di sebuah padang rumput hijau terdapat dua anak yang sedang bermain, mereka berhenti bermain ketika kelelahan dan memilih beristirahat di bawah pohon.

Mereka berbicara, tertawa dan bercanda sepanjang hari. Salah satu anak bertanya.

"Hei, Lena, aku sebenarnya ingin bertanya ini dari awal kita bertemu... Kenapa kau bisa ada di sini? Seharusnya, anak-anak hanya boleh keluar dengan pengawal yang akan mengawasi mereka karena keamanan. Namun, kau sendirian dan lebih anehnya, apa orang tuamu tidak mencarimu?"

"Tidak. Apa kamu berpikir kalau aku adalah anak dari Tenryuubito itu, Shiro?"

"Tentu saja, memang siapa lagi selain mereka? Mereka adalah orang yang mengisi tanah Suci ini, bukan?"

"Benar. Keberadaan ku di dunia ini sangat berbahaya, kau tahu. Aku tidak boleh bermain seperti ini sebenarnya, tapi karena aku ingin bebas, aku memutuskan untuk bermain di sini."

"Kau benar-benar pemberani, bukan? Uhh, pantas saja kau tidak takut terluka saat memanjat pohon untuk menolong seekor kucing."

"Aku tidak akan takut pada siapapun, karena ada orang yang akan selalu melindungiku baik di masa depan maupun saat ini."

"Hm? Siapa orang ini? Apa dia orang tuamu atau temanmu?"

"Bisa di bilang teman, tapi hubungan kita sangat dekat."

"Bagaimana rasanya di lindungi, Lena? Selama ini.. Selama ini aku hanya tahu rasanya melindungi seseorang."

Shiro menatap kedua lengannya, dia kembali mengingat kenangan buruknya yang selalu tersimpan di dalam otaknya, membuatnya meringis. Tetapi, sepasang tangan menggenggamnya.

Yang dia pikirkan hanyalah satu, yaitu kehangatan yang baru pertama kali dia rasakan di dunia ini. Dia mengalihkan pandangannya ke depan, menatap Lena yang tersenyum ke arahnya.

"Kalau begitu, mulai sekarang aku akan melindungimu, Shiro!"

Shiro hanya mengangguk dengan wajah bodoh, dia terpana sesaat melihat senyum itu. Anehnya, dia ingin melindunginya, ingin terus melindungi senyum itu hingga akhir hidupnya.

'Tolong jaga senyuman itu, Lena...'

...

"Selamat tinggal, Oyaji, Marco."

"""Terima kasih banyak, Oyaji, Marco!!"""

Seorang pria tengah berdiri memandang makan Ayahnya dan Teman baiknya yang terbunuh di perang besar yang terjadi beberapa hari yang lalu. Pengorbanan mereka tidak akan di sia-siakan oleh mereka semua.

Mengingat banyak kenangan yang telah mereka lakukan bersama, mereka semua saat ini bertekad untuk meneruskan Tekad dan semangat juang Ayah mereka.

"Lalu, bagaimana denganmu, Ace? Shirohige sudah mati, dia berkorban untuk membuka gerbang menuju masa depan yang lebih baik. Namanya sekarang hanyalah sebuah nama yang akan selalu di kenang baik oleh semua orang."

"Paman, aku tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Aku lemah, bodoh dan mudah sekali mati. Aku ingin berjuang seperti Oyaji, memimpin pasukan dan bertarung layaknya Manusia Terkuat. Makanya, tolong latih aku hingga aku menjadi seperti dirimu!!"

Pria yang di sebut paman oleh Ace hanya tersenyum, dia meminum botol sake di tangannya lalu tertawa.

"Hahahaha! Kau benar-benar mirip seperti Roger. Baiklah, lagipula aku juga tidak akan ada kesibukan dalam 2 tahun ini, karena Bajak Laut kalian juga akan beristirahat dulu."

"Berarti, artinya kau menerimaku sebagai muridmu?!"

"Tentu dengan alasan kau harus menjadi murid terbaikku. Latihanku sangat berat, lho."

Reincarnation In The One Piece WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang