Note: Sebelum baca wajib follow akun author
BANGINHO FANFICTION
Minho melakukan penghianatan yang tidak dapat diampuni oleh seorang Christopher Bang. Membuatnya mendapatkan penyiksaan di setiap harinya.
"Tolong ampunilah aku" - Minho.
WARNING ⚠️
-B...
Minho berusaha untuk menenangkan diri, saat ini dia tengah digandeng oleh istri Chan, Lina.
"Kakak harus kuat, Kak Chris pasti akan baik-baik saja" wanita itu mengusap mengusap bahu Minho.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia di dalam" kata Chan pada pria itu, Minho langsung melepaskan tangan Lina dan membuka pintu itu.
Air mata pria manis itu menetes saat melihat suaminya tengah berbaring di atas ranjang itu dengan menutup matanya.
"Chris" panggil Minho sambil berjalan ke sana. Namun tak ada jawaban sekali. Minho melihat wajah pucat itu, dia lalu memegang tangan milik Chris.
"Ayo bangun, kau sudah janji tidak akan mengecewakan aku bukan? Tolong jangan membuat ku kecewa" Minho memegang tangan Chris lalu menempelkannya ke pipinya.
Masih tidak ada respon dari pria itu, hal itu kembali membuat Minho menangis.
"Ayo bangun Chris" Ujar Minho.
Lalu seseorang menarik menyentuh lengan pria manis itu.
"Minho keluarlah, kau tidak boleh lama-lama di sini" kata Chan pada pria manis itu.
"Tidak, aku tidak mau meninggalkan dia sendirian di sini" kata Minho sambil menangis.
"Pikirkan bayi mu Minho, dia anak kakak ku bukan? Kau harus menjaganya juga" Suara itu membuat Minho menunduk.
"Ayo keluar, dokter akan mengurusnya" kata Chan lalu membawa pria itu keluar dari sana.
🦋🦋🦋
"Kak makan ya" kata Lina sambil membuka makanan rumah sakit itu.
"Aku tidak ingin makan" jawab Minho, Lina lalu menatap perut buncit milik pria itu.
"Sudah berapa bulan?" Tanya wanita itu. Minho nampak diam, sebenarnya dia tidak mood untuk membicarakan itu sekarang.
"Delapan" jawab Minho, Lina tersenyum.
"Apa dia sedang bergerak?" Tanya Lina sambil menatap perut buncit itu.
"Hmm iya" jawab Minho kemudian dia ikut melihat ke perutnya.
"Apa kau pernah berpikir jika dia sedang kelaparan saat begitu?" Tanya Lina. Minho terdiam.
"Mungkinkah begitu?" Tanya Minho. Wanita itu mengangguk.
"Makannya Ayo makan kak, kasihan dia" wanita itu memberikan kotak itu pada Minho. Dengan polosnya, Minho menurutinya.
Dengan kehadiran Lee Lina di sana membuat Minho tidak kesepian lagi, wanita itu sangat menyenangkan.
"Kau hamil juga?" Tanya Minho pada Lina. Dengan cepat wanita itu menggeleng.
"Masih belum, bahkan kami belum pernah tidur bersama" ujar Lina.