Bab 7 - Berusaha

8 0 0
                                    


Mariana's Point Of View

Aku memandang ruangan kosong ini dengan kepala sedikit berdenyut. Satu jam lalu dua orang pria dewasa itu berada didalam ruangan ini, bercerita sesuka mereka dan mengganggap aku tidak ada disana. Mereka berdua bahkan tidak memberi aku kesempatan untuk berbicara sedikitpun. Melvin dan Pak Alvaro sunggu membuatku hampir gila hari ini.

Aku menyesali tawaranku pada Melvin di loby tadi, aku tidak menyangka mulutku bekerja sendirian tanpa perintah dari otak. Aku membenci hal itu.

Aku mengambil gitar yang Melvin letak diatas sofa, gitar ini membuat senyumku mengembang seketika. Melvin bahkan tidak membiarkan Alvaro menyentuh gitar ini sedikitpun.

Ternyata Melvin benar-benar berlatih untuk lagu itu dan setelah empat tahun berlalu dia akhirnya mennyayikan lagu ini untukku juga. Sebenarnya lagu empty space ini bukan termasuk lagu favoritku, aku hanya asal menyebutkannya waktu itu ternyata dia masih ingat sampai hari ini dan membuatku cukup merasa senang.

Sebagai orang yang sudah banyak mengenal pria selama ini, kamu pasti tahu misalnya seseorang itu menyukai kamu atau tidak, atau hanya menganggap kamu hanya sebagai teman saja.

Hari ini aku melihat bahwa tatapan Melvin padaku sama seperti empat tahun lalu, tatapan yang membuatku berdebar dan juga bertanya-tanya. Aku yakin dia menyukaiku. Tetapi kenapa sampai sekarang dia tidak pernah mengatakannya?

 Dia hanya mengandalkan kedua matanya itu hanya untuk menjeratku saja, ingin kucungkil saja bola matanya itu. Maaf, aku sedikit kasar.

Setelah aku renungi, semuanya hanya akan berakhir sama saja seperti empat tahun lalu.

Aku harus melupakan Melvin seberat apapun itu,aku yakin pasti bisa.Aku pernah melakukannya dan itu berhasil.Hal terberatnya adalah kami berdua bekerja dikantor yang sama sekarang.

Sebentar Marina, apakah kamu tidak berpikir kalau dia sudah mempunyai pacar sekarang? Kenapa kamu terus memikirkan kemungkinan yang baik. Coba bayangkan kalau kamu berada diposisi pacarnya? Pasti kamu tidak terima juga ada orang lain yang menginginkan milik kamu kan?

Aku sedikit merinding membayangkan diriku yang cukup jahat ini. Sebenarnya aku tidak terlalu jahat juga karena semuanya itu hanya berkeliaran dipikiranku saja, jadi aku bukan pelakor.

*****

Author

Hari ini Mariana melakukan beberapa pekerjaan diluar kantor ditemani oleh Sisi. Mereka berdua meikmati waktu dengan baik, Sisi banyak bercerita tentang kehidupannya. Mariana sangat senang bisa mengenal Sisi, karena mereka berdua ternyata sangat cocok satu sama lain. Ada satu kemiripan yang membuat mereka berdua tertawa dengan sangat kencang adalah bahwa mereka berdua pernah batal menikah.

Mereka berdua bukannya bersedih tetapi terlihat seperti tidak merasakan apapun juga. Mungkin seperti inilah jika seorang perempuan sudah benar-benar mengiklaskan dia bahkan sudah lupa rasanya.

"Awalnya aku bersedih mbak, tetapi setelah itu aku berpikir bahwa mengapa aku menangisi hal yang bukan menjadi kebahagian aku? Dia yang bersalah dan dia juga yang pergi, berarti dia bukan kebahagian aku dong." Kata Sisi sambil mengaduk jus alpukatya.

Mariana hanya mengangguki perkataan Sisi sambil melap air matanya, bukan air mata kesedihan tetapi air mata yang muncul setelah puas tertawa.

Perempuan terkadang merasa harus mempertahankan sesuatu yang sebenarnya bukan menjadi kebahagian mereka hanya karena tuntutan waktu dan orang-orang disekitar mereka atau juga mungkin karena sudah terbiasa dengan kehadiran orang tersebut.

Empty SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang