Melvin's Point Of View
Aku tahu aku kesalahan terbesarku sekarang adalah terlalu terburu-buru untuk memenangkan hati Mariana. Aku tidak bisa mengontrol diriku lagi,aku takut dia berpaling dariku. Hal yang paling menakutkan lagi adalah jika Mariana menjahuiku karena perbuatanku sendiri dan bukan karena keinginannya dan aku tidak ingin hal itu terjadi.
Aku harus bisa memulai semuanya dengan pelan, dengan santai tetapi disisi lain ada Alvaro yang cukup menjadi saingan terberatku. Sampai saat ini aku tidak pernah tahu maksud Alvaro mendekati Mariana karena tidak hal lain yang terjadi atau mungkin belum?
Sebagai laki-laki sejati aku harus berjuang untuk memiliki sesuatu yang berharga, sesuatu yang membuatku berdebar-debar, sesuatu yang terkadang membuatku sedikit takut.
Aku akan melakukan apa saja agar bisa memiliki Mariana. Dulu aku mungkin aku mempunyai sedikit kesempatan yang bisa aku manfaatkan tetapi aku tidak ingin melukai Mariana maupun mantanku saat itu, walaupun pada akhirnya Mariana yang terluka dan aku hanya menjalani kebahagian yang semu.
Aku ingin memulai sesuatu yang baru,sesuatu yang bisa membuat kami berdua menjadi utuh. Aku ingin berbagi kebahagian dengan orang yang tepat dan aku yakin orang itu adalah Mariana.
"Selamat pagi Ana" kataku dengan lembut. Aku melihat Mariana menatapku bingung karena aku sedang berada di area parkir apartemennya.
"Ngapain kamu disini Melv?" tanya Marina sambil berjalan mendekatiku.
"Aku ingin menjemput Alvaro tetapi dia sudah berangkat duluan dengan taxi." Aku mengarang sedikit cerita, aku tidak tahu Alvaro dimana sekarang. Aku hanya mencari peruntungan agar bisa berangkat kekantor dengan Mariana.
"Ayo berangkat." Alvaro tiba-tiba muncul di belakang Mariana, aku mengumpat pelan dalam hati. Alvaro selalu merusak suasana pikirku.
Mariana lebih memilih menggunakan mobilnya sendiri, aku bersyukur akan keputusan itu. Aku tidak ingin Mariana dan Alvaro berada di tempat yang sempit dalam cukup lama. Aku tidak iklas.
Dulu aku menyukai Mariana karena dia mampu membuatku menjadi diriku sendiri, sekarang aku semakin menyukai Mariana karena dia bisa membuatku melakukan hal-hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya, hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Aku tidak pernah menyesal melakukan itu semua, aku hanya bisa menertawai diriku sendiri bukan karena merasa bodoh, aku merasa senang melakukannya dan aku tidak tahu cara untuk menjelaskannya.
Mariana masuk kedalam ruanganku dengan membawa segelas kopi ditangannya. Mariana meletakan kopi tersebut diatas meja, dia ingin mengatakan sesuatu tetapi sepertinya susah.
"Ada yang bisa aku bantu?" aku bertanya dengan sedikit formal karena memang kami sedang dikantor.
"Aku mau minta maaf soal pertanyaanku semalam Melv, aku merasa sangat kekanakan. Aku tidak bermaksud untuk menyinggung kamu." Mariana berkata dengan hati-hati, dia terlihat sangat menggemaskan.
"Aku gak marah kok, aku hanya ingin berteman dengan kamu. Aku tahu aku membuatmu tidak nyaman, aku juga ingin minta maaf." Aku memperhatikan ekspresi wajah Mariana yang masih terlihat tidak tenang.
"Aku permisi..." katanya dengan sopan. Aku menyicipi kopi yang dibuat oleh Mariana tadi, rasa panasnya sedikit membakar tenggorokanku. Jika aku ingin mendapatkan Mariana maka aku harus membuat strategi yang baru.
Aku menyimak dengan baik presentasi yang dilakukan oleh Mariana hari ini, semua yang dia paparkan sudah lebih baik dari yang kemarin. Aku menyukai desain aplikasinya, fitur-fiturnya lebih bagus dari yang kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty Space
RomanceEmpat tahun lalu aku begitu tergila-gila dengan seseorang,sampai sekarang aku bahkan belum bisa melupakannya.Dia selalu menatapku berbeda dan membuatku harus berpikir keras maksud dari tatapannya itu. Suatu ketika dia memperkenalkan pacarnya,aku men...