Bab 10 - Mengenal Kamu Lagi

6 0 0
                                    


AUTHOR

Tidak ada yang berubah dari hubungan antara Melvin dan Mariana. Mereka masih seperti sebelumnya, menjadi sangat profesional dikantor dan menjadi sahabat diluar. Sahabat? 

Hanya Tuhan dan mereka berdua yang mengetahui makna dari kata itu dan persaaan mereka masing-masing.

Tidak ada persahabatan yang real antara perempuan dan laki-laki, apalagi dalam persahabatan yang sedang terjalin sekarang hanya ada mereka berdua. Kata sahabat hanya menjadi tameng agar kedekatan yang mereka bangun tidak terlihat seperti paksaan dari satu pihak.

"Aku boleh minta nomor telfon kamu?" tanya Melvin saat mereka sedang makan siang di kantin kantor bersama dengan karyawan lainnya. Mereka semua terdiam menatap pasangan berstatus sahabat di samping mereka ini.

Mariana terlihat salah tingkah dengan pertanyaan Melvin barusan, ini adalah pertama kalinya mereka berdua bertukaran nomor handphone setelah sekian tahun berteman. Ada rasa senang dan berbagai rasa lainnya yang sedang berkecamuk didalam dada Mariana, sehingga menghasilkan suara sendawa yang membuat beberapa orang disana menahan tawanya termasuk Melvin.

Setiap hari Melvin selalu makan siang bersama dengan Mariana dikantin kantor, awalnya Mariana agak risih karena beberapa orang memandang tidak suka akan kedekatan mereka. Setelah dipikir-pikir, Mariana agak kesulitan untuk menghentikan keinginan Melvin sekarang ini dan dia juga tidak bisa menghentikan orang lain harus berpikir seperti apa tentang dirinya. Yang harus dia lakukan sekarang adalah duduk makan hingga kenyang dan balik keruangannya.

Sudah tiga kali suara notifikasi pesan di handphone Mariana berbunyi, Mariana melepas kegiatannya sebentar dan mengecek handphonenya. Melvin mengirim tiga pesan berturut-turut menyuruh Mariana menyimpan nomor handphone.

Ohh begini rasanya bertukar pesan, pikir Mariana. Tunggu dulu, ini bukan pertama kalinya dia bertukar pesan dengan seorang laki-laki kan? 

Tetapi ini adalah pesan pertamanya dengan Melvin sehingga sedikit berbeda dan hal itu tidak mampu menahan senyumannya.

"Gak capek tu bibir melengkung terus mbak?" tanya Sisi yang kebetulan akan menyerahkan beberapa berkas ke Mariana.

Mariana buru-buru menormalkan kembali ekspresinya dan menatap Sisi dengan penuh tanda tanya.

"Ada apa si?" tanya Mariana mengalihkan pembicaraan.

"Ada berkas yang harus ibu Mariana lihat dengan senyuman yang paling manis." Sisi dan Mariana semakin dekat, mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama baik dikantor maupun diluar kantor.

Setelah kepergian Sisi, Mariana langsung membalas pesan Melvin.

Jangan chat aku di jam kantor Melv. Mariana mengetik pesannya dengan cepat. Tak lama kemudian handphonenya berbunyi lagi.

Kalau diluar jam kantor boleh dong? Balasan Melvin membuat senyuman Mariana melengkung lagi, dia mengabaikan pesan itu dan melanjutkan pekerjaannya.

Setelah semua pekerjaannya dirasa selesai, Mariana membereskan meja kerjanya dan memutuskan untuk segera pulang.

"Boleh saya numpang mobil kamu Mariana? Mobil saya sedang di service." Kata Alvaro saat bertemu Mariana di lobi kantor.

Tidak salah kalau Alvaro meminta tumpangan dari Mariana karena mereka memang tinggal di gedung apartemen yang sama. Yang salah adalah ketika Melvin mendengar pembicaran mereka. Sebelum Mariana sempat menjawab Melvin langsung menyambarnya.

"Pulang sama aku aja." Kata Melvin yang tiba-tiba muncul diantara mereka.

"kitakan beda arah Melv." kata Alvaro

Empty SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang