Bab 33 - I Love U

10 0 0
                                    


Mariana's Point Of View

Suara alunan lembut gitar memenuhi pendengaranku membuatku langsung terpaku pada sosok orang yang sedang memetik gitar tersebut. Dia membelakangiku, rambutnya sedikit lebih panjang, tetapi sepertinya dia seorang laki-laki.

Aku mendekati seorang bartender yang terlihat sedang sibuk.

"Mas, saya bisa bertemu dengan pemilik tempat ini?" tanyaku hati-hati.

Dia menatapku seseat seolah mengenaliku. Aku mencoba mengingat-ingta juga wajahnya tetapi aku lupa dimana.

***

Hari ini aku tidak mempunyai banyak kegiatan, setelah beberapa urusan hotel selesai aku kembali kekamarku. Saat aku membuka mata ternyata langit mulai redup. Aku mengguling-gulingkan badanku dikasur.

Aku harus melakukan sesuatu yang menyenangkan sebelum aku kembali. Aku mengecek handphoneku tidak ada satupun orang yang menghubungiku, membuatku melempar handphoneku menjauh dariku. Aku memejamkan mataku kembali,aku menarik kembali handphoneku untuk mengecek sesuatu.

Sebelum aku berangkat Alvaro memberiku alamat yang katanya harus aku kunjungi untuk bertemu dengan temannya. Setelah melihat alamat tersebut, aku mulai bergegas kekamar mandi. Setidaknya aku bisa keluar dari kamar hari ini.

Aku sedikit heran karena alamat yang diberikan oleh Alvaro adalah tempat yang kemarin aku datangi. Sebuah bar. Aku masuk kedalam bar tersebut, belum banyak orang yang berada disini,mungkin karena langit belum gelap pikirku.

Bartender tersebut memanggil pria yang sedang memainkan gitar tersebut dan membuatnya segera menoleh. Aku merasakan seluruh badanku panas seketika, dia Melvin. Kulitnya menjadi sangat kecoklatan tetapi sangat cocok padanya, rambutnya juga sudah lebih panjang sehingga dia menguncir setengahnya. Matanya menatap kearahku.

Aku tidak bisa bergerak, aku ingin melihat sinar mata itu tetapi aku agak ajauh darinya. Seorang gadis mudah melewatiku begitu saja dan menuju kearah Melvin. Badannya cukup montok, celana pendek menghiasi kaki panjangnya serta rambut panjang yang tergerai indah. Aku seketika memperhatikan penampilanku, sangat jauh pikirku.

Pandanganku masih tertuju pada mereka berdua,gadis mudah itu masih merengek dilengan Melvin.Sepertinya mereka berdua cukup dekat pikirku.

Aku masih merasa ada yang mengawasiku saat aku mulai duduk. Aku menjadi sangat panik sehingga aku segera memesan segelas minuman yang bahkan tidak pernah aku minum sekalipun. Aku harus melakukan sesuatu, tidak mungkin aku pulang begitu saja atau paling tidak aku bisa menyapanya. Tetapi kamu selalu menginginkan jika dia melupakanmu dulu kan? Bisik suara setan didalam kepalaku.

Aku tidak tahu apa yang merasukiku sehingga kau memutuskan untuk bernyayi ditempat itu, sepertinya aku tidak terima jika Melvin yang akan menyanyi untuknya.

Aku merasa sangat berani sekarang, padahal aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

Aku mulai memitik pelan gitar yang ada digenggamanku sambil membayangkan seseorang yang pernah melakukan hal ini untukku. Aku melirik melalui ekor mataku jika Melvin masih mengawasiku, aku mencoba mengalihkan pandanganku kearah lain.

Aku melihat Melvin melangkah keluar dengan cepat saat aku menyelesaikan lagu itu. Lagu yang cukup berarti bagiku.

Aku kembali kemejaku dan sudah tersaji segelas minuman yang aku pesan tadi. Aku memandang minuman itu tanpa minat.

Melvin sudah melihatku, lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku menarik napas berulang kali menenangkan diriku sendiri. Aku teringat sesuatu bahwa secara tidak langsung aku sedang mencari Melvin walaupun aku tidak pernah membayangkan bahwa orang yang aku cari adalah dia. 

Empty SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang