Melvin's Point Of View
Apa yang aku harapkan dengan kehadiran Mariana sekarang?
Aku tidak tahu, tetapi yang pasti adalah hatiku sangat bahagia saat melihat dia kembali. Ada rasa yang sulit untuk aku jelaskan.
Aku selalu memperhatikannya secara diam-diam, Mariana begitu serius dalam bekerja sehingga tidak mengherankan diusia yang masih cukup mudah dia sudah mengemban posisi yang bagus. Beberapa kali dia memergokiku sedang memperhatikannya tetapi dia mengacuhkanku lagi sehingga membuatku menjadi semakin penasaran.
Dulu kami sangat dekat, tetapi sekarang aku merasa dia agak sedikit berbeda padaku mungkin karena sudah lama kami tidak bertemu atau mungkin hal lain.
Apakah aku salah untuk mendekati Mariana sekarang?
Aku rasa tidak ada salahnya untuk mencoba,aaku tidak ingin kehilangan dia. Aku merasa bahwa sepertinya semesta mendukung kami untuk bertemu kembali.
Kali ini aku akan menyakinkan hatinya dan hatiku, aku harus menjadi laki-laki yang tidak ragu dengan pilihanku.
Aku melihat Mariana baru sampai dikantor, semakin hari aku memperhatikannya aku semakin jatuh hati padanya. Aku berharap orang lain tidak melihat Mariana seperti yang alu lihat sekarang. Aku cukup ragu dengan pemikiran itu karena Marina sangat mempesona.
"Selamat pagi Ana,"sapaku dengan lembut.
"Selamat pagi juga pak." Katanya dengan santai sambil mengacak isi tasnya seperti mencari sesuatu.
"Lagi cari apa?" tanyaku sedikit kepo.
"Flasdisk saya pak," Mariana terlihat cukup panik karena sepertinya Flasdisknya tidak ada ditasnya.
Dia menyerahkan tasnya padaku begitu saja dan lari meninggalkanku tepat saat lift terbuka. Aku memperhatikannya sekilas sambil menggenggam tasnya itu.
Aku cukup senang karena Mariana mempercayaiku. Jangan senang dulu Melvin, dia melakukan itu karena mungkin dia panik dan juga tidak ada orang lain disitu bisik suara didalam kepalaku yang membuatku sedikit kecewa.
Aku tetap berdiri didepan lift menunggu Mariana, beberapa karyawan berpapasan denganku saat mereka akan menunggu lift berikutnya. Aku melihat mereka seperti membisikan sesuatu sambil melirik tas yang sedang aku pegang sekarang. Aku mengabaikan mereka sambil melihat kearah hilangnya Mariana tadi.
Aku melihat Mariana berlari pelan kearahku dengan rambut yang sedikit berantakan tetapi membuatnya makin mempesona. Aku memperhatikanya tanpa berkedip sampai dia benar-benar berdiri disampingku dengan nafas yang sedikit tersengal.
"Terima kasih pak," katanya sambil mengambil tas dari tanganku.
Tanpa sadar aku membenarkan rambutnya yang seikit berantakan itu, aku merasa beberapa orang disana sedang memperhatikan kami tetapi aku tidak peduli.
Saat lift berbunyi lagi Mariana buru-buru melepaskan tanganku dari kepalanya dan merapikan rambutnya sendiri. Aku melihatnya terus menunduk selama didalam lift, apakah dia marah dengan perbuatanku tadi?
Tetapi aku menikmatinya.
"Bagaimana menurut kamu?" tanya Alvaro. Alvaro Nirankara adalah bos sekaligus sepupuku.Dia melanjutkan perusahanan keluarganya dan menjadikan perusahan ini semakin sukses. Hari ini Mariana sedang mempresentasikan ide pengembangan aplikasi yang baru. Rupanya ini yang membuatnya cukup panik pagi tadi.
"Saya tidak menyukai desainnya karena cukup membosankan, dominasi waranya yang cukup berat dan perlu ada perubahan fiturnya. Ada beberapa fitur yang sepertnya bisa dikombinasikan sehingga tidak menjadi berat. Perlu diperhatikan selera orang-ornag jaman sekarang yang menginginkan sesuatu yang berkualitas tetapi simpel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty Space
Roman d'amourEmpat tahun lalu aku begitu tergila-gila dengan seseorang,sampai sekarang aku bahkan belum bisa melupakannya.Dia selalu menatapku berbeda dan membuatku harus berpikir keras maksud dari tatapannya itu. Suatu ketika dia memperkenalkan pacarnya,aku men...