Bab 14 - Keinginan Alvaro

3 0 0
                                    



Author

Kejadian itu sudah begitu lama berlalu. Alvaro begitu mencintai perempuan bernama Shita yang manis namun sangat keras kepala itu. Dia memberikan Alvaro kenyamanan yang tidak bisa Alvaro dapatkan dari orang lain walaupun Alvaro harus berdamai dengan sisi sifat keras kepalanya itu.

Mereka menjalin hubungan yang begitu dalam. Suatu hari mereka berdua bertengkar hebat, Alvaro harus melanjutkan pendidikannya keluar negeri sehingga membuat Shita tidak terima dengan keputusan itu. Alvaro juga tidak bisa hanya mengikuti keingian Shita semata, dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Alvaro ingin menjadi orang yang sukses yang bisa membanggakan orangtunya dan juga Shita.

Karena kesal akan keputusan Alvaro, Shita memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Alvaro mati-matian mempertahankan hubungan mereka tetapi akhirnya dia tetap kalah.

Selama di luar negeri Alvaro terus berusaha untuk melakukan komunikasi dengan Shita tetapi tidak pernah mendapat respon sama sekali. Karena kegiatan kampusnya makin padat Alvaro tidak pernah menghubungi Shita lagi mulai saat itu.

Setelah dua tahun berlalu dan Alvaro hampir menyelesaikan pendidikannya, dia mendapat kabar dari seorang teman yang mengatakan bahwa Shita telah meninggal karena kecelakaan. Alvaro menerima kabar tersebut dengan hati yang hancur, Alvaro terpuruk cukup lama.

Alvaro selalu berkeinginan untuk mengunjungi makam Shita tetapi dia tidak pernah sanggup. Alvaro merasa turut andil atas kepergian Shita, andai saja dia tidak melanjutkan pendidikannya keluar negeri mungkin dia masih bersama Shita sekarang.

Karena rasa kehilangan yang begitu besar Alvaro tenggelam dalam pekerjaannya, dia melakukan pekerjaannya tanpa kenal waktu. Alvaro melakukan itu agar bisa melupakan bayang-banyang Shita.

Saat Alvaro melihat Mariana untuk pertama kalinya dikantor, dia langsung mengetahui kalau Mariana adalah adik Shita yang sering dia ceritakan dulu. Alvaro beberapa kali melihat fotonya yang ditunjukan oleh Shita.

Melihat kehadiran Mariana, Alvaro makin penasaran akan kehidupan Mariana selama ini. Apakah Marina juga merasa kehilangan seperti dirinya?

 Yang pasti ia. Alvaro selalu berusaha untuk berbicara secara pribadi dengan Mariana tetapi waktunya tidak pernah tepat.

Suatu ketika Alvaro iseng untuk mencari tahu alamat rumah Mariana, setelah menemukannya beberapa kali Alvaro juga mendatanginya tetapi tidak mempunyai keberanian untuk masuk.

Alvaro hanya bisa menatap dari jauh dan ada satu hal yang menggetarkan hatinya adalah seorang anak laki-laki yang selalu bermain bola dihalaman rumah itu. Apakah itu anak Mariana? Begitu banyak pertanyaan yang muncul dikepala Alvaro.

Karena terus dihantui oleh rasa penasaran Alvaro mencari tahu tentang anak itu, dia cukup terkejut dengan hasilnya.

Alvaro merasa daranhya mengalir keluar dari tubuhnya. Kalau itu anaknya Shita berarti anaknya juga, apalagi dilihat dari rentang waktu selama itu dan umur anak itu sekarang semuannya makin meyakinkan. Alvaro merasa akan menjadi gila sekarang.

Setelah cukup lama mengamati, Alvaro akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam rumah tersebut. Alvaro melangkah dengan yakin berusaha menenangkan hatinya, dia hanya ingin beban didadanya berkurang setelah mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga Shita.

Alvaro mengetuk pelan pintu dihadapannya, tak lama kemudian pintu tersebut dibuka oleh seorang wanita cantik yang Alvaro yakini sebagai mamanya Shita.

"Selamat sore..." sapanya dengan ramah.

"Selamat sore" jawab Alvaro dengan kaku.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"sa--ya temanya Shita tante, saya....."sebelum Alvaro menyelesaikan kalimatnya mamanya Shita sudah menyuruhnya untuk masuk.

Empty SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang