(33) Marah

781 79 8
                                    

Ckrek.

Suara pintu terbuka, Farhan yang baru pulang langsung melirik keseluruh sudut rumah. Rumahnya tampak sepi dan sunyi.

Farhan melihat jam di tangan nya, "astaghfirullah, udah jam sembilan malam." ucap nya panik.

Ia membuka layar handphone nya lalu melihat riwayat panggilan. Terdapat tujuh belas kali panggilan tak terjawab dari Aina.

Farhan lupa akan istrinya, seharusnya ia menghubungi Aina tadi. Ini lantaran sibuk mengurus dan menjemput Rafa dirumah jandanya tadi. Kalau tak dijemput alamak Rafa sudah menikah dengan janda kembang itu.

Farhan berjalan menaiki tangga, saat sudah sampai di depan pintu kamarnya, Farhan teringat akan ucapan ia tadi pagi. Aina akan memberikan hak nya.

Farhan membuka pintu kamar nya. Menampakkan Aina yang sudah terbaring di kasur.

"Assalamualaikum." ucapan salam dari Farhan.

"Udah tidur? Gajadi rencana kita malam ini?" tanya Farhan menggoda Aina. Farhan tau kalau sebenarnya Aina hanyalah pura pura tidur saja.

Farhan mencium kening Aina, "Maaf udah telat pulang nya." ucapnya.

Aina tetap tak menjawab ia masih bertahan dengan pejaman mata nya.

Karena tak dipedulikan akhirnya Farhan masuk ke kamar mandi, ia ingin membersihkan seluruh tubuh nya.

Aina mengintip sedikit, dilihat nya Farhan sudah tak ada ia bangun dan terduduk di kasur nya.

"Pengen peluk, pengen cium. Tapi kesal mas pulang nya malam-malam, gaada ngasih kabar juga." gerutu Aina.

Setelah beberapa menit bergelut dengan air, akhirnya Farhan selesai juga. Ia membuka pintu kamar mandi nya lalu membuka lemari baju nya.

Setelah itu Farhan sedikit menyisiri rambutnya, lalu ia memakai farhum favorit nya. Farfum yang begitu wangi sampai sampai membuat Aina candu.

Setelah Farhan rasa ia sudah rapi, ia langsung menaiki kasur. Sebelum itu ia tak lupa mencium kening Aina.

"Sayang, kamu marah ya?" tanya nya pada Aina yang masih memejamkan mata.

"Maaf ya, tadi itu aku sibuk ngurusin Rafa. Sampai lupa ngehubungi kamu." perjelas Farhan.

Aina tetap lah Aina, entah mengapa ia tak bisa saja kalau lama lama mendiami suami nya. Aina ingin selalu terus memeluk suami nya.

Dengan perlahan akhirnya Aina membuka kedua mata nya, dan ia melihat Farhan yang sudah terbaring di depan nya.

"Ngurusin Rafa? Emangnya Rafa kenapa?" tanya Aina basa basi.

"Tadi dia mau dinikahi sama janda gitu."

"Ha Janda? Janda siapa? Kalian gabung sama para janda? Mas dekat dekat sama janda? Pantesan lupa sama aku ternyata mas lagi main dibelakang sama janda iya?" tanya Aina berbelit-belit dengan nada ngegasan nya.

"Enggak sayang, bukan mas yang dekat sama janda. Tapi Rafa, dia tadi hampir di culik sama janda itu. Yaudah terus kita tolongin sama yang lain juga." jawab Farhan santai.

Aina menghembuskan nafas nya lega, "oh gitu, awas aja ya kalau dekat dekat sama janda atau perempuan lain." ucap Aina penuh penekanan.

"Iya sayang, iya."

Aina tersenyum mendengar nya, "gak rindu sama aku?" tanya nya.

"Rindu banget, pengen peluk." balas Farhan.

Setelah itu Farhan membuka lebar kedua tangan nya, tentu saja hal itu mengundang Aina untuk masuk kedalam pelukannya. Farhan memeluk erat-erat tubuh Aina, dan Aina, kepala nya ia sembunyikan di bidang dada Farhan.

Cinta Dari Mas FarhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang