3. Kebahagiaan yang hilang

51 11 1
                                    

Sesampanya di rumah Mikeyla langsung memakir sepedanya dan masuk ke rumah. Rumah Mikeyla dipenuhi baju dan kain perca yang berserakan di lantai. ibunya Mikeyla, Indah adalah seorang penjahit pemula. Dia memberanikan diri untuk membuka tempat menjahit karena banyak tetangganya yang puas dengan hasil jahitannya.

Indah sudah hampir tujuh bulan membuka jasa jahit  baju di rumah. Dengan berjalannya waktu, dia mulai banyak menerima pesanan jahit baju sehingga membuat dia kewalahan. Sebenarnya dalam benaknya ingin mencari satu karyawan yang bisa membantunya menjahit. Namun, Dia masih belum bisa membayar gaji jika harus mencari karyawan.

Untuk masalah karyawan Indah tidak terlalu memikirkannya. Dia sangat bersyukur karena ada karyawan sejati yang siap membantunya, yaitu Mikeyla. Mikeyla biasanya membantu mengantar pakaian dan melipat pakaian yang sudah jadi. Meskipun dia tidak bisa menjahit setidaknya dia bisa membantu meringankan pekerjaan ibunya.

"Assalamualaikum bu." Mikeyla menyium tangan ibunya.

"waalaikumsalam"

"Hai kak Mikeyla, " sapa anak kecil yang menghampiri lalu memeluk Mikeyla.

Anak kecil itu terlihat sangat menyayangi Mikeyla. Ia memiliki rambut panjang dan mata yang besar bak rembulan terbit indah. Senyum anak kecil itu membuat Mikeyla dan ibunya juga tersenyum. Anak kecil itu seakan sumber dari kebahagiaan Mikeyla dan ibunya.

"Hai Anna, tadi main apa aja waktu Kakak di sekolah?"

"Main boneka Kak."

"Pinter nih adek Kakak."

Keberadaan ayahnya Mikeyla entah di mana. Ayahnya Mikeyla seperti senja yang hadir hanya untuk sesaat. Ayahnya Mikeyla datang hanya ketika butuh bantuan dari keluarganya dan sehabis itu dia pergi tanpa memikirkan keluarganya. Sifat Ayahnya Mikeyla sangat berbeda dengan yang dulu. Jika waktu bisa berputar pasti keluarganya Mikeyla menginginkan sifat Ayahnya yang dulu. Sifat penyayang dan penyabar yang membuat keluarganya Mikeyla tetap utuh dan hidup tenteram.

Setelah bersalaman dengan ibunya dan menyapa Anna, Mikeyla menuju kamarnya. Kamar Mikeyla dengan dinding berwarna putih dan dihiasi oleh foto dia bersama teman temannya membuat sangat indah untuk dilihat. Mikeyla menidurkan tubuhnya dikasur empuk yang tidak terlalu besar dengan sprei berwarna coklat muda.

"Apa cowok itu tadi ngikutin Gue ya?" Mikeyla berpikir sambil melihat langin-langit kamarnya. "idihh... kok jadi mikirin dia, bisa jadikan dia tadi cuma lewat." Mikeyla menutup wajahnya dengan boneka panda berusaha mengusir bayangan cowok itu dari pikirannya.

Pikiran Mikeyla seketika dihantui dengan pertanyaan-pertanyaan tentang cowok itu. Seakan tidak percaya bahwa Tuhan mempertemukan dia secara kebetulan dengan cowok itu lagi. Mikeyla yakin Pertemuan kedua itu adalah pertemuan secara kebetulan dari Tuhan.

Mikeyla keluar dari kamarnya untuk membersihkan rumah. Mikeyla menyapu potongan kain yang ada di lantai. Sebenarnya Indah bisa melakukan itu sendiri tetapi Mikeyla tak tega jika melihat Ibunya yang sudah bekerja keras harus membersihkan rumah juga. Mikeyla ingin sebisa mungkin membantu agar Ibunya tidak kecapekan dan jatuh sakit karena Indah adalah sumber kekuatan untuk Mikeyla.

Setelah selesai menyapu Mikeyla bermain dengan Anna agar ibunya bisa beristirahat sebentar karena ibunya pasti sangat lelah seharian harus menjahit dan menjaga Anna.

***

Malam hari setelah waktu magrib selesai, suasana sepi menyelimuti setiap orang yang ada di kota itu karena hujan yang dari sore tidak kunjung reda. Mikeyla dan Anna bermain boneka di depan televisi, sedangkan Ibunya masih melanjutkan menjahit karena besok bajunya akan diambil oleh Bu Tika untuk menghadiri resepsi keponakannya.

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang