15. Hujan yang indah

15 0 0
                                    

Udara dingin dan langit yang sedikit mendung menyambut kedatangan Mikeyla dan Saka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara dingin dan langit yang sedikit mendung menyambut kedatangan Mikeyla dan Saka. Suara angin berhembus dan kicauan burung merdu bersautan. Mikeyla dan Saka telah tiba di tepi danau yang indah dan sahdu. Danau yang berlatar belakangkan sebuah gunung yang menjulang tinggi. Disekitar danau tumbuh pepohonan yang rindang dan hijau membuat nyaman ketika dipandang oleh mata. Seperti yang dijelaskan oleh riset bahwa warna hijau akan membuat siapapun nyaman dan bisa menghilangkan stress. Pepohonan yang tumbuh subur itu sebagai rumah bagi burung yang berterbangan di atas danau. Sayangnya di danau itu tidak ada capung yang bisa ditangkap oleh Saka seperti kebiasaannya dulu bersama kakaknya selalu menangkap capung jika pergi ke danau.

Mikeyla memandangi kagum keindahan alam ciptaan Tuhan. Senyum dari bibirnya terpancar indah dan tuluss tidak seperti biasanya. Matanya bergerak melirik ke kanan dan kiri tak berhenti mengamati keindahan di sekitarnya. Sudah lama Mikeyla tidak liburan ke tempat yang Indah. Terakhir liburan waktu dia masih kelas delapan dengan keluarganyaa di Bali saat kehidupannya masih baik-baik saja. Setelah kejadian kebangkrutan Ayahnya, Mikeyla tak pernah merasakan liburan ke tempat yang Indah. Untuk makan sehari-hari saja uang mereka pas-pasan lalu uang mana lagi untuk pergi liburan. Jikapun ada kelebihan uang pasti ibunya Mikeyla akan memilih menabung uang itu untuk keperluan lain.

"Woww, indah bangett." Mikeyla masih terpana dengan keindahan di depan matanya. "Lo kok bisa tau tempat sekeren gini? Padahal Lo baru aja tinggal di Bandung."

"Ya iyalahh. Apa sihh yang Aku enggak tau." Saka menganggkat alisnya dengan sombong. "Yuk duduk di sana." menunjuk ke kursi kayu di tepi danau.

Mikeyla dan Saka menuju kursi kayu yang berada dekat bibir danau. Mereka duduk di kursi itu dengan menikmati pemandangan yang ada. Mikeyla mengusapkan kedua telapak tangannya agar terciptaa hangat di badannya. "Terus Lo ngapain ngajak gue kesini?"

"Pengen buat Kamu bahagia."

"Eh enak aja Gue selama ini bahagiaa terus yaa, emang wajah gue kelihatan enggak bahagia?" Mikeyla memandang Saka yang duduk disebelahnya.

"Iya Kamu kelihatan bahagiaa, tapi kan aku enggak tahu tentang dirimu yang terdalam. Mungkin aja ada kesedihan atau pun kelelahan yang enggak bisa Kamu ceritain ke orang lain. Maka itu Aku ngajak Kamu kesini karena setiap orang pasti punya masalah masing-masing dan setiap orang pasti ingin lari dari masalah itu." Saka melihat ke arah Mikeyla yang tak melihat ke arahnya.

Mikeyla melamun memandang ke arah depan memikirkan semua ucapan Saka. Rambutnya yang terbawa angin terbang ke belakang membuat pipi merah meronanya terlihat. Dari samping Saka mengamati wajah Mikeyla yang cantik, Hidung yang mancung dan bulu mata yang lentik menambah kekaguman Saka pada Mikeyla. Meskipun Mikeyla memiliki wajah yang cantik tapi Saka menyukai Mikeyla bukan karena kecantikannya saja tapi Saka menyukai Mikeyla karena senyum yang terpancar dari bibirnyaa yang membuat Saka ingin memiliki senyum itu seutuhnya dan yang pasti karena Saka bahagia ketika berada di samping Mikeyla.

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang