27. Mimpi

7 0 0
                                    

Malam belum sepenuhnya tinggi, jam dinding masih menunjukkan pukul delapan malam. Rumah mewah Saka sudah sunyi, hanya terdengar suara gemercik air filter di aquarium yang memenuhi ruang keluarga.  Namun sebenarnya sih, maupun siang atau malam rumah Saka akan tetap sepi, hanya ramai jika teman bisnis Papanya atau teman arisan Mamanya datang.

Saka menuruni tangga dengan  tatapan mengarah ke Mamanya yang sedang duduk di sofa depan televisi, menonton televisi. "Ma, Papa belom pulang?"

"Belum, katanya masih ada meeting."

Saka duduk di samping mamanya, ikut menonton televisi sinetron kesukaan mamanya yang alurnya tidak jelas dan pemain yang kian hari bertambah banyak. Sinetron sekarang tuh kebanyakan menambah pemain yang sedang viral dan tidak mementingkan kualitas berakting.

"Eh iya Ka, Mikeyla tuh pacar kamu ya?" Mamanya Saka membenarkan posisi duduknya berganti menghadap ke wajah Saka, dia tersenyum jail. "Kamu kok enggak pernah cerita sama Mama sih?"

"Bukan Ma, cuma temen. Lagian Aku juga baru kenal sama Mikeyla."

"Baru kenal kok udah deket kayak gitu? Hayoo Kamu nyaman ya sama dia?" Rita tertawa geli.

"Apaan sih Mama, bercanda terus." Saka menahan senyum dibibirnya, Tapi semakin Saka menahannya, bulan sabit itu semakin muncul jelas di bibir Saka.

"Tuhh senyum-senyum tuhh." Rita tertawa geli menggoda Saka.

"Eh iya Ma, Mikeyla tuh punya adik loh. Dia lucu banget. Rambutnya panjang, Pipinya cabi banget. Kalo Mama ketemu pasti langsung gemes. Aku aja kalau lihat Anna langsung kepengen punya adik dehh." Saka melirik, menggoda Mamanya.

"Adik, Adik. Udah tutup pabriknya enggak produksi lagi." Mama tertawa hangat, diikuti oleh Saka. "Adiknya Mikeyla perempuan?"

"Iya Ma perempuan, namanya Anna. Mama harus ketemu dia deh, lucu banget soalnya." Saka tersenyum hangat.

"Iya, Kapan-kapan Kamu aja Mama ke rumahnya Mikeyla dong. Nanti sekalian-"

"Sekalian apa Ma."

"Sekalian nglamar." Rita tertawa, menggoda Saka.

"Ahh, enggak tau deh. Mama bercanda mulu. Aku mau belajar dulu." Saka beranjak dari sofa meninggalkan mamanya sendiri di depan televisi.

"Tapi Kamu senengkan kalo dilamarin?" Teriak Mama.

"Enggak tauu ahh gelap." Saka menghiraukan pertanyaan Mamanya, yang berniat menggodanya.

****

Di sebuah kamar yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, dengan dinding yang bercat cokelat tua. Seorang Kakak beradik tertidur di atas kasur empuk dengan selimut halus yang menutupi tubuh mereka. Kasur itu tidak terlalu besar, sehingga harus saling berbagi ruang agar bisa saling menidurkan tubuh dengan nyaman. Sang Kakak tertidur sambil memeluk tubuh adiknya, sedangkan adiknya memeluk sebuah boneka panda.

Iya, benar. Kakak beradik itu adalah Mikeyla dan Anna yang tengah tertidur pulas di kamar Mikeyla. Kali ini Mikeyla mengajak Anna tidur bersamanya agar tidak mengganggu ibu yang sudah tidur terlebih dahulu di kamarnya, kamar Anna juga karena mereka tidur satu kamar. Anna tertidur setelah dibacakan dongeng "Raja yang Bijaksana" oleh Mikeyla, sedangkan Mikeyla tiba-tiba ikut tertidur dengan sendirinya saat melihat Anna yang sudah tertidur lelap di sampingnya. Seperti kodrat alam, membaca buku itu membuat mengantuk siapa saja.

Lampu kamar masih menyala, menerangi kakak beradik itu. Mikeyla yang ketiduran pulas lupa untuk mematikan lampu kamar yang menyorot kamarnya. Kalau ketahuan Ibunya, dia tidak mematikan lampu, dia akan dimarahi habis-habisan. Ibu akan mengomel tiada henti, membuat kuping terasa panas.  Namun, untuk sekarang, itu sejenak tidak berlaku. Ibu yang sudah lelah menunggu suaminya pulang, tidak mau membuang tenaganya untuk memarahi Mikeyla karena hal kecil tersebut.

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang