29. Kebenaran

5 0 0
                                    

Di ruang tunggu depan UGD, Saka dan Mikeyla gelisah menunggu kabar dari Indah yang masih diperiksa oleh dokter di dalam UGD . Mikeyla mondar mandir gelisah di depan pintu UGD, mengintip ke dalam UGD, meremas jemarinya, sesekali duduk sebentar lalu berdiri lagi menengok ke dalam UGD. Dalam hatinya selalu berdoa, agar Tuhan memberikan kesembuhan untuk Ibunya.

Saka duduk memandang Mikeyla yang mondar-mandir dan menenangkan Mikeyla saat dia duduk. Seberapa besar usaha Saka menenangkan Mikeyla, Mikeyla tetap cemas dan gelisah. Wajar jika seorang Anak akan gelisah kalau melihat orang tuanya sedang sakit. Orang tua adalah pegangannya hidup. Jika terjadi sesuatu kepada orang tuanya, hidup seorang anak akan goyah.

Dokter membuka pintu dari dalam UGD, lalu beranjak keluar.

Anna dan Saka langsung mendekat ke dokter. Menanyakan tentang kondisi Indah. "Dokter kondisi ibu saya gimana? Ibu saya sakit apa?.

"Tekanan darah bu Indah sangat tinggi, apa ada kejadian yang membuat bu Indah menjadi berpikir keras? Saya harap Bu Indah tidak terlalu kecapekan. Dan jangan terlalu berpikir keras. Setelah membaik nanti akan kita pindah ke kamar biasa. Saya harap Bu Indah bisa beristirahat cukup."

"Baik dok terima kasih."

Dokter itu lalu pergi meninggalkan Saka dan Mikeyla.

Suasana lengang sejenak, Mikeyla lalu duduk di kursi, menunduk, memegang kepalanya dengan kedua tanganya. Air mata Mikeyla tiba-tiba jatuh menetes, mendengar kondisi ibunya yang sakit gara-gara memikirkan Ayahnya.

"Key ayok ikut Aku bentar, mau ada yang aku tanyakan." Saka berdiri di depan Mikeyla, menatap Mikeyla yang menunduk.

Mikeyla mengusap air matanya, mendongak menghadap wajah Saka Lalu berdiri. Saka melihat wajah Mikeyla yang sedih dan ada sesuatu hal yang dia sembunyikan selama ini.  Saka menarik halus tangan gadis itu menuju tempat yang cocok untuk mengobrol empat mata.

Langit sudah menjadi gelap  sepenuhnya. Kegelisahan dan kecemasan  membuat mereka tidak menyadari bahwa malam sudah datang. Bukan dengan indah tetapi dengan suram.  entah kenapa bintang tidak muncul sama sekali. Mungkin langit bisa merasakan perasaan Mikeyla hingga dia ikut sedih.

Mereka telah sampai di taman rumah sakit. Tempat yang cocok untuk mereka mengobrol.. Bunga-bunga dan pohon tumbuh subur dan hijau, pasti pihak rumah sakit merawat tumbuhan dengan baik, agar bisa menjadi daya tarik tersendiri. Apa yang ingin dibicarakan Saka? Kenapa dia ngajak ke sini? Semua pertanyaan itu tersimpan sempurna di benak Mikeyla.

"Duduk Key." Saka menyuruh Mikeyla duduk di sampingnya.

Hening sejenak, hanya menyisakan suara burung berkicau di taman.

Saka menatap wajah Mikeyla, tapi Mikeyla menatap tidak menatap Saka, dia menatap ke depan. "Key, Aku kan udah pernah bilang, Kamu kalo ada masalah bisa cerita ke Aku. Aku bakal selalu ada buat kamu, buat Ibu, buat Anna. Aku juga sayang sama Kamu. Aku enggak mau lihat kamu sedih kauak gini." Saka menarik nafas. "Ini sebenarnya ada apa key? Kenapa ibu bisa sakit gini? Dan kamu akhir-akhir ini juga kenapa kelihatan sedih?"

"Enggak ada apa-apa Ka." Mikeyla tersenyum tipis melihat Saka.

"Ayok-lah Key cerita, Aku bakal usaha buat bisa bantu masalah Kamu. Kita hadapi masalahnya bareng-bareng, kita cari jalan keluarnya. Kamu bukan malaikat Key yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kamu manusia biasa yang selalu butuh bantuan orang lain." Saka menatap tajam Mikeyla.

Mikeyla meneteskan air matanya, menatap Saka. Dia tidak bisa mengontrol  perasaannya kali ini. Menangis terisak di bawah langit yang suram. "Aku enggak mau dibilang lemah Ka,karena nunjukin kesedihan dan masalahku ke orang lain.  Aku kepengen menyelessaikan masalahku sendiri." Mikeyla mulai menangis terisak. "Aku juga engggak mau merepotkan Kamu dengan semua masalahku ini. karena Aku juga tau, Kamu juga punya masalah sendiri, Aku tau kamu sedang sedih bingung nyaari keberadaan Kakakmu."

Benar kata Mikeyla, Saka akhir-akhir ini sedang keingungan mencari Kakaknya. Apalagi di tambah pertengkaran dia dengan Ayahnya waktu itu, membuat hidup Saka dipenuhi kebimbangan. Tapi di satu sisi Saka juga ingin membantu Mikeyla. Dia tidak mau Mikeyla sedih, melewati semua masalahnya ini sendiri. Ia ingin selalu ada untuk Mikeyla, ingin menjadi tempat ternyaman untuk Mikeyla bercerita semuanya.

Akhirnya Saka tau, senyum Indah milik Mikeyla bukanlah senyumnya yang sesungguhnya. Mikeyla tersenyum dengan hati yang hancur dan sedih menjadi satu. Senyum Indahnya itu mampu membohongi beribu orang yang melihatnya, termasuk Saka

"Enggak Key, Kamu engggak lemah, justru Aku bangga sama Kamu, Kamu bisa kuat dengan semua ini." Saka memegang kedua bahu Mikeyla. "sekarang  Kamu cerita sama Aku, apa yang sebenarnya terjadi. Biar kamu enggak melewati ini sendirian, biar aku bisa bantu kamu, kita selesaikan masalahnya bersama-sama."

Mikeyla menarik nafas. "Ayahku hilang Ka. Dia enggak ada kabar selama hampir dua minggu ini." Mikeyla berusaha mengontrol emosinya agar bisa menjelaskan ke Saka dengan jelas.

Mendengar itu, Saka melebarkan matanya. Emosinya memuncak dan sangat kecewa denga Mikeyla "Ya Ampun Key kenapa Kamu enggak cerita ini dari kemaren? Kenapa kamu selalu bohong sama Aku key?" Saka berdiri dari kursi, menatap mata Mikeyla dengan tajam. "Terus kenapa bisa hilang Key?"

"Ayah diajak memulai bisnis baru sama Om Herry, temennya dulu. lalu Ayah diajak Om Herry ke Yogjakarta buat ketemu temannya Om Herry yang akan membantu bisnis itu. tapi sejak telepon waktu itu Ayah enggak ada kabar, ponselnya mati."

"Key Kamu udah lapor polisi?"

"udah, tapi belum ada kabar dari kantor polisi,

"Waktu terakhir Kamu telepon  Ayah Kamu posisinya ada di Yogjakarta atau masih di Bandung?"

"Masih di Bakarta, di rumahnya Om Herry."

"Besok kita cari Ayah Kamu, Aku yakin Ayah Kamu masih di Bandung."

Saka kembali duduk di sebelah Mikeyla. Dia memeluk Mikeyla dari samping, menyenderkan kepala Mikeyla ke dada bidangnya. Malam terus beranjak naik, taman Rumah Sakit semakin sepi. Menyisakan Saka dan Mikeyla ditemani oleh daun-daun yang bergoyang terkena nagin malam.

"Key jangan sedih lagi ya, sekarang Kamu enggak sendirian. Aku bakal selalu ada buat Kamu, Kita nyari Ayah kamu sama-sama ya. Saka mengusap lembut rambut MIkeyla

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang