21. Pukulan

9 0 0
                                    

Mikeyla duduk di teras memandang jalanan dengan tatapan kosong tanpa senyum indahnya. Raut wajahnya masih sedih memikirkan keberadaan ayahnya. Sedangkan Ibunya menangis tiada henti sepanjang hari dan tidak mau makan sama sekali. Ini membuat ibunya pucat dan tidak bertenaga, sehingga hanya bisa duduk sambil selalu memandangi teleponnya, berharap suaminya akan menelepon. Ibu juga memutuskan untuk berhenti menjahit sejenak untuk menunggu kabar dari Ayah.

Motor ninja hitam masuk ke dalam halaman rumah Mikeyla. Lalu Mikeyla berjalan mendekat ke Saka dan motor ninja hitam itu. Mikeyla berjalan pelan dengan wajah yang diusahakan tersenyum tipis dan mata yang bengkak, sisa dia menangis tadi malam.

"Key kamu kenapa?"

Mikeyla menunjukkan senyum lebarnya ke Saka "Enggak kenapa kenapa."

"Terus kenapa mata kamu bengkak gitu?"

"Oh.. Ini semalem aku habis lihat drakor terus pasangannya meninggal gitu, jadi nangis deh aku hahaha."

Saka mengerutkan keningnya, seakan tau bahwa Mikeyla berbohong. "Key kalo ada apa-apa cerita ya." Saka memandang cemas ke wajah Mikeyla.

"Iya-Iya, yuk berangkat nanti telat." Mikeyla naik ke motor Saka.

"Enggak pamit Ibu dulu?"

"Aku tadi udah pamit."

"Ohh yaudah."

****

Saka menghentikan motornya di depan gerbang SMA Tunas Bangsa . Semua mata tertuju ke Mikeyla yang turun dari motor Saka. Ini baru pertama kalinya siswa SMA Tunas Bangsa melihat Mikeyla berangkat bareng cowok lagi setelah dulu pernah berangkat sama Dika satu kali, itupun karena sepeda Mikeyla rusak di jalan. Banyak siswa lain yang saling bisik-bisik memandang Mikeyla. Menyoroti dengan tatapan yang sinis.

"Nanti aku jemput lagi ya. Jangan pulang dulu," Ucap Saka.

"Iyaa, Gue masuk duluan ya." Mikeyla buru-buru masuk ke dalam sekolah karena malu dilihati oleh banyak orang.

Mikeyla melewati Pak umur di samping gerbang, yang tadi juga melihat Mikeyla turun dari motor Saka. Mikeyla menunduk agar Pak Umar tidak mengetahuinya dan tidak ditanya-tanya karena Pak Umar merupakan satpam yang selalu kepo. Pak Umar selalu mengetahui percintaan tentang murid SMA Tunas Bangsa karena dia selalu menghafal murid yang diantar atau pun berangkat bersama pacarnya.

"Neng tadi cowok barunya ya?" Tanya Pak Umar.

"Enggak Pak, Pak Umar Saya duluan ke kelas ya." Mikeyla berhenti sejenak menghadap Pak Umar lalu bergegas pergi ke kelas.

Mikeyla cepat-cepat masuk ke kelas karena dia belum mengerjakan tugas Fisika dari Bu Susan. Tadi malam kepalanya pusing memikirkan masalah yang menimpa keluarganya hingga tidak fokus untuk mengerjakan tugas.

Kelas sudah ramai dengan siswa lain yang saling contek menyontek pekerjaan milik temannya. Untung saja mata pelajaran fisika masih nanti jam ke enam, sehingga bisa mengerjakan tugas fisika dengan santai. Mikeyla menghampiri segerumbukan teman-temannya yang bergerumbul di meja Siska, cewek pendiam dan yang selalu mendapatkan peringkat satu di kelas. Siska selalu mengajari murid lain yang tidak paham pelajaran dengan senang hati.

"Siska aku nyontek boleh?" Mikeyla memelas meminta contekan ke Siska.

"Ia enggak apa, nanti kalo enggak paham tanya ya," Jawab Siska.

Mikeyla fokus mengerjakan tugasnya dan tidak menghiraukan suara ramai teman sekelasnya yang berteriak-teriak.

****
Suara riuh murid SMA Pancasila kencang berhamburan ke kantin. Saka dan Fahri seperti biasa masih bertahan di kelas memainkan ponselnya masing-masing. Seperti biasa Fahri sedang membalas pesan dari ceweknya dan Saka sibuk menjelajahi sosial media untuk mencari Kakaknya. Dia tidak pantang menyerah. Meskipun Papanya melarangnya mencari Danu, tapi dia akan berusaha untuk menemukan Danu.

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang