28. Sabtu Sore

5 0 0
                                    

Sore hari pada hari sabtu kali ini disambut dengan cuaca mendung, sinar matahari hilang dimakan awan gelap yang bertebaran di langit. Pasti hari ini banyak anak muda yang berdoa, meminta kepada Sang penurun hujan tidak menurunkan hujan untuk malam ini, agar mereka bisa berkencan dengan kekasihnya, tanpa terganggu oleh hujan. Agar bisa berboncengan naik motor mengeliling kota, melihat lampu kota yang bersinar indah dengan angin syahdu yang menenani perjalanan dan yang pasti pelukan tangan hangat yang melingkar di perut.

Sama seperti Saka yang berkunjung ke rumah Mikeyla. Namun, bedanya Saka tidak perlu repot-repot keliling kota berboncengan berdua. Dia hanya perlu melihat Mikeyla, mengobrol bersama, dan melihat senyum Mikeyla, itu lebih dari cukup. Apa lagi kalo ibu dan Anna ikut mengobrol bersama, itu akan menambah kebahagiaan Saka. Melihat keluarga yang saling sayang, merupakan impiannya.

Mobil Saka berhenti tepat di halaman rumah Mikeyla. Suara mobil yang berhenti sempurna membuat Mikeyla keluar rumah untuk memastikan siapa sebenarnya tuan dari mobil itu. Karena jarang ada tamu yang berkunjung memakai mobil. Semua saudara Mikeyla mulai menjauh satu per satu sejak Ayahnya bangkrut. Jadi yang bertamu pasti tetangga dekat atau pelanggan ibunya yang ingin menjahit.

Saka turun dari mobil. Penampilannya tidak seperti biasanya. Kali ini dia memakai kemeja tanpa diselimuti oleh jaket kulitnya sambil membawa sesuatu yang pegang dibalik badannya.

Anna berlari menghampiri Mikeyla. Rupanya dia juga ingin melihat siapa yang sebenarnya datang menggunakan mobil bagus tersebut. "Kak Saka." Teriak Anna ketika tau kalau ternyata pemilik mobil itu adalah Saka.

Saka beranjang mendekat, menunjukkan senyum manisnya ke Kakak Beradik itu. "Hi Anna. Tebak Kak Saka bawain apa ini? Taaraaa." Saka menunjukkan boneka panda besar kepada Anna.

Anna terperangai melihat boneka panda yang begitu besar, lebih besar 3 kali lipat dari punyanya Rini. "Wahhh bonekanya besar banget."

"Ini buat Anna." Saka mengulurkan boneka panda itu ke Anna.

"Wahhh Asyikk, Aku punya boneka baru."

"Enggak usah Ka." Mikeyla menyaut, menolak pemberian Saka. Karena dia tidak mau merepotkan Saka, apalagi boneka itu sangat besar dan pastinya harganya juga mahal. "Ka waktu di telepon itu Anna cuma bercanda. Enggak usah sampek dibeliin juga."

"Enggak Apa Key, ini hadiah buat Anna." Saka mengulurkan boneka itu ke Anna. Lalu diambil oleh Anna. "Itu tadi yang beliin Mama, soalnya sekalian beliin kado buat anak rekan bisnis Papa yang besok mau ulang tahun."

"Waahh bagus banget, makasih ya Kak Saka." Anna menyeringai. Terlihat wajahnya sangat bahagia. Kini dia punya boneka baru yang besar, lebih besar sari punya Rini.

"Sama-Sama cantik." Saka mengusap rambut Anna. Lalu Anna masuk ke dalam rumah bermain boneka barunya itu.

"Eh iya, yuk duduk dulu." Mikeyla mempesilahkan Saka duduk, lalu Saka duduk. Seperti biasa duduk dikursi teras sambil menikmati udara yang sejuk dari pepohonan yang ada di sekitar rumah Mikeyla.

Mikeyla ikut duduk di kursi satunya. "Eh Iya, Emang Tante tau kalo Aku punya Adik?" Sejak saat Saka mengungkapkan perasaannya ke Mikeyla, sejak mata mereka bertatapan memancarkan api cinta. Mikeyla ketika mengobrol dengan Saka lebih halus, tidak lagi memakai lo gue. Lebih tepatnya Aku, Kamu

"Tau, Aku yang cerita."

"Dasar yaa, Kamu cerita apa lagi ke Mama kamu tentang Aku?" Mikeyla tersenyum.

"Cerita kalau Kamu tuh baik, cantik penyabarr dan rajin menabung."

"Halahh, gombal banget." Mikeyla menyeringai mendengar itu. Bulan sabit muncul indah di bibir Mikeyla. "Aku buatin minum ya, tunggu sebentar."

Tak Seindah SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang