Setelah melewati pergulatan batin yang cukup hebat, akhirnya gue mencoba untuk membicarakan hal ini pada Aron. Soal gue yang memutuskan untuk kembali ke dunia kerja gue.Sekarang ini gue dan Aron lagi di mall, pulang sekolah tadi gue ajak di buat ke mall, niatnya buat nyogok dia supaya setuju dengan rencana gue ini.
"Aron mau makan apa?"
Udah lebih dari limabelas menit, gue sama Aron naik turun lantai pake eskalator cuma buat nyari tempat makan. Padahal gue tau, keputusan terakhirnya pasti di ayam goreng merah pak tua itu.
"Aron bingung, Mmy ..."
"You wanna eat sushi?Or steak?"
"I don't know. Do you have any advice?"
"I already told you, ayo coba Aron pikir-pikir dulu."
Gue dan Aron lagi duduk di salah satu meja kosong di sebuah foodcourt.
"If i told you, i wanna eat Fried chicken, You marah, gak sama I?"
Kalau dia gak ajak gue keliling dan to the point aja, ke stand si ayam goreng merah pak tua itu, gue gak akan gedek. Tapi, gue harus sabar, hari ini gue harus buat dia bahagia supaya dia setuju sama apa yang mau gue diskusikan ke dia.
"Ok, Aron tunggu sini, biar Omyy yang antri. Pakai nasi atau kentang?"
"Kentang, kentangnya yang large, and i want paha pentung, and soft drink, can i?"
"Dua pilihan boleh, kalau soft drink, Omyy gak kasih." Aduh, gue paling gak suka kasih anak-anak minuman kaya gitu.
"Mmm, okelah, i ganti mineral water."
"Good boy." Gue ngelus kepala dia dan pergi buat antri di stand si ayam merah kakek tua.
* * *
Senampan makanan yang Aron pesan sudah ada di meja, dia sekarang lagi cuci tangan di wastafel. Kenapa? Bilang gue tega kalau gue biarin dia sendiri? Cowok harus lakik, berani sendiri!
"Omyy, Omyy gak makan?" Selesai cuci tangan, Aron buru-buru duduk di kursinya dia.
"Omyy lagi pesen nasi hainan. Aron makan dulu aja. Ayo doa dulu."
Aron mulai memejamkan matanya dan mulai berdoa. Ah, gue bangga banget lihat dia kalo lagi kaya gini. Walaupun dia bukan anak kandung gue, tapi sayangnya gue ke dia gak perlu diragukan lagi.
"Omyy makan ..."
"Iya sayang."
Dia mulai misahin kulit ayamnya, dan mulai gigit daging bagian dalamnya. Tangan kirinya ambil kentang satu persatu dan masukin ke mulutnya.
"Enak?"
Aron cuma anggukin kepalanya sambil terus ngunyah makanan. Gak lama pesenan nasi punya gue juga datang. Gue dan Aron mulai sibuk sama makanan kita masing-masing. Ini kebiasaan kita, kita jarang ngobrol waktu makan, hampir gak pernah juga. Itu semua karena Aron yang suka ingetin kita buat gak ngobrol. Dia bilang, dulu waktu di panti asuhan dilarang berbicara saat makan, sangat ditegakkan. Ibu panti bilang itu adalah manner yang harus di miliki oleh setiap orang.
Selesai kita makan, gue ajak dia buat beli eskrim kesukaannya dia. Sekarang ini gue duduk di salah satu kafe. Dia duduk sambil terus nikmatin eskrimnya.
"Aron?"
Sekarang waktu yang tepat buat gue bilang ke dia, soal rencana gue.
"Iya?"
"Ommy boleh bilang sesuatu?"
"Yes, of course."
"Kalau Ommy mau kerja lagi, boleh?"