part 8

2.8K 375 44
                                    

Hari ini Alan, Alana dan dua temannya yaitu Rasen dan Saddam sedang berolahraga bersama. Hari libur ini, mereka memutuskan untuk joging di taman kota.

Entah sudah berapa kali mereka mengelilingi taman, yang pasti tubuh mereka sekarang sudah dipenuhi keringat.

"Sen, beli minum sana!" Suruh Alana.

"Duit?" Alan memberikan selembar uang ke Rasen.

Mereka duduk di kursi taman, menunggu Rasen yang membeli minum.

"Jadi? Kita mulai penyelidikannya besok?" Tanya Saddam.

Alan mengangguk, "Besok kita mulai, jangan hanya curiga dengan orang yang pantas dicurigai karena yang tidak dicurigai bisa jadi pelakunya."

"Susah juga ya, apalagi di sekolah murid gak cuma puluhan tapi ratusan," sahut Alana.

"Kita bersama pasti kita bisa." Rasen membagikan air minum yang ia beli tadi.

Mereka terdiam, tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

--

Alan dan Alana turun tergesa-gesa, sedikit semangat untuk sekolah hari ini bukan karena teman namun karena misi.

"Pagi."

"Pagi."

"Mommy lihat, kalian semangat untuk berangkat sekolah, ada apa? Udah punya teman ya? Atau gebetan?" Tanya mommy Angel.

"Ada misi," jawab si kembar.

Mommy Angel menatap ke arah putra pertamanya. Lio yang ditatap pun mengangguk membenarkan, "Lio kasih mereka misi buat cari pembunuh yang sembunyi itu."

"Kenapa kamu kasih mereka? Mereka bisa-bisa tidak fokus untuk belajar," ucap mommy Angel.

"Lio tau resiko itu mom, Lio juga sudah buat perjanjian bersama mereka, mommy tenang aja, masalah si kembar biar Lio yang urus," balas Lio.

"Lio sudah besar dan aku percaya, jika Lio bisa mendidik adik-adiknya dengan baik," sahut Daddy Dito menenangkan istrinya.

Mommy Angel menghela nafas kasar.

Alan dan Alana saling tatap, "Jika mommy gak mau kita lakuin misi ini, kita gak papa kalau misi ini dibatalin," ucap Alana.

Si kembar memang selalu menjaga perasaan orang tuanya terutama mommy mereka.

Mommy Angel menggeleng dan tersenyum, "Mommy yakin kalian bisa, utamakan belajar juga ya, kalau butuh bantuan, bilang ke mommy."

Kembar mengangguk senang, inilah keluarga mereka, saling mengerti satu sama lain dan mendukung satu sama lain.

--

Alana berjalan sendirian tanpa Alan, ia izin ke toilet saat pembelajaran berlangsung.
Koridor yang sepi membuat suara langkah Alana bergema.

Alana masuk ke dalam toilet dan menuntaskan apa yang perlu dituntaskan.

Saat berada di dalam toilet, Alana mendengar suara orang masuk, Alana tetap diam di dalam, mendengarkan apa yang dibicarakan orang itu.

"Lo kenapa sih sedih mulu? Di udah lama hilangnya, udahlah lupain aja."

"Gimana gue bisa lupain, kalau kenangan gue sama Sania banyak banget, lagian gue temenan sama Sania udah lama."

"Emang cerita aslinya gimana sih? Kenapa pada bilang kalau Sania pindah sekolah?"

"Cerita Sania itu emang ditutupi sama keluarganya, gue juga disuruh tutup mulut walaupun gue cuma tau kalau Sania hilang gitu aja, bahkan pihak sekolah juga gak tau, gue juga gak tau kayak gimana yang sebenarnya, orang tua Sania juga ngilang gitu aja setelah Sania hilang."

Psychopath TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang