part 16

2.1K 332 54
                                    

Misi telah usai. Alan, Alana, Rasen dan Saddam juga diberi hadiah oleh Lio atas misi kali ini. Bukan hadiah mobil atau uang, namun bermain dengan para tahanan. Waktu yang diberikan 2 hari untuk bermain-main, walaupun sudah membantu puluhan tahanan agar tidak tersisa lagi, mereka belum puas.

Tentang Saptono dan Ajeng. Mereka akan menetap di salah satu rumah Nathan, tidak hanya itu, Saptono juga bekerja di perusahaan Lio. Perawatan Ajeng juga akan tetap berjalan.

Alan, Alana, Rasen dan Saddam, kini malah menjadi teman dekat dengan Nathan, Bisma dan Keenan. Bukan team saat misi saja seperti yang mereka bicarakan dulu.

Mereka menjadi satu kesatuan yang paling dikagumi di sekolah. Orang-orang tampan dan cantik bergabung menjadi satu.

Seperti saat ini ketujuhnya tengah bermain basket bersama. Waktu jam kosong, mereka memutuskan untuk bermain basket. Alana pun juga ikut.

Peluh yang disebabkan matahari yang amat panas dan banyak bergerak membasahi tubuh mereka. Otot-otot yang selama ini tersembunyi, tercetak jelas di seragam putih mereka. Bahkan seragam Alana menampilkan dalaman tank top yang ia pakai.

Alana mengangkat satu tangannya, "Capek!"

Alana duduk di pinggir lapangan diikuti yang lain. Minuman yang telah mereka siapkan tadi, juga langsung tandas.

Alan mengusap keringat di dahi dan leher Alana dengan sapu tangan yang ia bawa.

"Makasih, kak." Alan mengangguk.

Bisma melotot melihat penampilan Alana yang nampak seksi dengan keringat-keringan itu, "Beh... Uh sangat menggairahkan."

Nathan langsung melempar botol kosongnya ke Bisma yang membuat Bisma mengaduh kesakitan.

"Apaan sih, Nat," kesal Bisma.

Alan menarik tangan Alana untuk berganti seragam yang ada di loker. Alan tidak membiarkan tubuh kembarannya dilihat oleh orang lain.

☞ ̄ᴥ ̄☞

Pulang sekolah, mereka bertujuh berencana untuk main. Hanya berkumpul, dan melakukan aktivitas remaja seperti biasa.

Saat bertujuh, mereka tidak lagi kumpul di rumah Saddam, namun di apartemen Nathan.

Mereka berpencar melakukan aktivitas masing-masing, dengan berbagai makanan dan minuman di meja.
Rasen dan Bisma yang bermain PS, Keenan, Saddam, dan Alan yang diam dengan ponsel masing-masing. Dan dua sejoli yang diharapkan menjadi pasangan yaitu, Alana dan Nathan yang tengah bercerita.

Alana terkekeh kecil mendengar cerita Nathan. Ah ya, akhir-akhir ini ia merasa nyaman bersama Nathan.

"Keluar?" Tanya Nathan.

"Hah? Kamu ngajak alu keluar?" Tanya balik Alana.

Nathan mengangguk dan menggandeng tangan Alana keluar apartemen, meninggalkan teman-temannya yang hanya diam menatap keduanya.

"Mau dibawa kemana Alana?" Gumam Alan dan hendak menyusul keduanya, namun ditahan oleh Saddam.

"Biarin aja." Alan menurut dan kembali duduk.

Kembali ke Alana dan Nathan.

Keduanya menaiki lift, yang menuju lantai atas.

"Mau kemana sih? Aku kira kita keluar jalan-jalan," ucap Alana.

Nathan diam, tangannya masih menggenggam tangan Alana.

Pintu lift terbuka yang langsung berhadapan dengan sebuah pintu kamar apartemen. Nathan menekan password dan keduanya masuk. Kamar apartemen yang sangat luas dan mewah.

Psychopath TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang