Matanya menatap gelisah jam dinding di rumah pasangan muda hoseok dan yoongi. Kepalanya seperti ingin meledak karena kelamaan memikirkan untuk mengungkapkan perasaannya pada jimin.
"Tae, percaya sama gue. Gue udah sahabatan sama jimin dari kecil, lo cuma harus berani minta jimin buat jadi temen hidup lo"
Hoseok sudah memberi ceramah pada taehyung, bahkan yoongi juga.
Memberikan kata penyemangat agar ia berani untuk mengungkapkan perasaannya."Gimana kalo jimin malah kabur lagi? Dan dia lari dari kita semua. Gue gamau seok"
Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Di satu sisi hatinya sudah tidak sanggup untuk menahan perasaan ini lebih lama.
Tapi di sisi lainnya, taehyung takut jika ia melakukannya jimin akan pergi dari mereka semua. Ia tidak mau hal itu sampai terjadi.
"Te, serius deh. Udah lo dengerin aja tuh kata hoseok, kasian suami gue capek ceramahin lu dari tadi. Baby gue nanti stress"
Yoongi menatap taehyung malas. Pasalnya sudah dua jam berlalu, dan taehyung masih tidak ada pergerakan.
"Aaaaaaakh! Oke. Bentar, gue mikir dulu"
"Mikir apalagi?!!" Yoongi melempar bantal sofa pada sepupunya.
"Buset, santai dikit kek jangan timpuk gueeee!"
"Lagian lama banget, ini tuh udah jam 8 malem te. Lo kelamaan mikir tau gak?! Kalo jimin keburu balikan sama namjoon tau rasa lo!"
"Seok, jangan ngomong gitu dong..." Suaranya melemah.
"Ya makanya, sebelom lu kecolongan lagi, buruan gerakkkkk" yoongi rasanya gemas bukan main.
Sepupunya itu pintar di akademis tapi masalah cinta. Kayanya lebih bodoh dibanding yoongi.
"Oke. Oke, gua temuin jimin dan ungkapin sekarang"
Hoseok dan yoongi rasanya bisa bernafas lebih lega. Akhirnya, kisah cinta rumit ini menemukan titik terang.
Taehyung akhirnya pamit, membawa mobil miliknya ke rumah jimin. Soal bagaimana nanti sikap jimin, ia tidak mau memikirkannya.
Yang penting malam ini ia harus mengungkapkannya.
Malam itu terasa lebih dingin akibat hujan deras tadi sore.
Taehyung sudah sampai, sudah dibuatkan teh hangat oleh Bi ikma, pembatu di rumah jimin.
Sebelumnya Bi ikma sempat memberitahu bahwa jimin tidak ingin menemuinya dan memintanya untuk pulang. Tapi taehyung bersikeras ingin bertemu jimin.
Ia bilang 5 menit pun tidak apa apa.
Dan bi ikma akhirnya berhasil merayu jimin.Jantungnya serasa mencelos ke perut. Rasanya lebih degdegan dibandingkan saat ia disidang oleh keluarga besar karena mengasingkan diri ke jogja saat itu.
Orang yang ia tunggu akhirnya keluar, berjalan menuju sofa dengan menggunakan piyama kotak kotaknya.
Duduk di depan taehyung yang sudah sangat gugup.
"Jadi.. ada apa?"
"Eee... Itu.. mmm"
"Waktu kamu cuma lima menit. Kamu cuma buang waktu kalo ngomongnya kaya gitu" jelas jimin dengan perasaan yang sebenarnya sudah tidak karuan.
"Hmmm.. oke. Aku mau langsung to the point"
Jimin menatap wajah taehyung dengan seksama. Menunggu kalimat yang akan diucapkan pria itu.
"Mungkin kamu juga udah tau hal ini, tapi aku bakal ucapin sekali lagi.
Taehyung mengatur nafasnya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
Jimin, I love u. I'll always do. Perasaan sayang aku gak pernah dan gak akan berubah. Tiap hari rasanya aku selalu ngerasa jatuh cinta sama kamu. Senyum kamu, ketawa kamu, semuanya.
Jadi... Aku gak mau cuma minta kamu buat jadi pacarku, aku mau kamu jadi teman hidupku selamanya.
Will you?"Dan jimin hanya bisa tertegun. Hanya air matanya yang mengalir.
Jimin bangun dari duduknya. Dan taehyung juga otomatis ikut berdiri.
Lalu tanpa aba aba, jimin memeluknya. Suara isakan terdengar dari bibirnya.
"I will tae.."
Kini taehyung yang bengong, rasanya seperti mimpi. Benarkah jimin menerimanya??
Ia melepas pelukan itu, menatap mata jimin dan hidung merahnya. Menghapus air mata yang turun deras ke pipinya.
"I love you"
Dan tangannya kembali menarik tubuh mungil itu kedalam peluknya.
"Makasih banyak ji.."
"No. Thankyou tae, and i love you too"
Malam itu, kisah cinta rumit yang mereka jalani selama bertahun-tahun, pasangan dan orang orang yang lalu lalang di hidup mereka akhirnya membawa hati jimin pada hati taehyung.
Cukup dengan waktu dua bulan mereka sepakat untuk menjalani pendekatan kembali sekaligus menyiapkan pernikahan mereka.
Seperti yang taehyung bilang. Setiap hari yang ia habiskan dengan jimin, makin membuatnya jatuh cinta.
Hingga akhirnya hari dimana mereka mengikat janji datang. Semua orang bersorak, merayakan kebersamaan mereka.
Terlebih lagi hoseok dan yoongi yang sudah mengikuti hubungan mereka sejak awal. Senangnya bukan main.
Namjoon juga datang, dengan pasangan barunya yang tak di duga duga. Yaitu seokjin, mantan taehyung sekaligus sepupu hoseok.
Sedangkan jungkook, ia datang bersama ibunya. Ibu kos kesayangan taehyung.
Tidak ada lagi marah, sedih dan kecewa. Mereka semua larut dalam suka cita.
Terlalu sibuk berbahagia dengan dua insan yang akhirnya disatukan oleh semesta.
Dan hatiku memilihmu ji.
Sejak senyum hangat yang aku lihat di stasiun hari pertama kita bertemu, aku tau aku akan jatuh hati.
Meski kebodohanku membawa aku jauh pergi dari kamu,
Tapi semesta punya caranya sendiri menyatukan kita.
Dan aku tidak akan melepas kamu lagi, karena aku akan sangat egois jika itu soal kamu.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Thankyou buat yang udah mau baca dan ngikutin ceritanya sampe akhir, semoga kalian suka yaa sama ceritanya..
Maaf banget kalo ceritanya gak sesuai ekspektasi kalian dan lain-lain.
Because this is my first story.Maaf juga yaa kalo updatenya lama, aku sedang sibuk sidang proposal dan skripsi jadinya agak susah atur waktu hehe.
But finally it's end now!😄
Sampe ketemu di cerita cerita yang lainnya!❤️❤️
Love,
Aawanbiru☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
Shtëpia [VMIN] End✔️
Teen FictionMereka tidak sadar perasaan itu telah tumbuh sejak awal. merasa denial terhadap perasaan masing-masing. terhalang cinta yang lain, hingga akhirnya menyerah. masih dapatkah cinta mereka terselamatkan dan bersatu seperti yang seharusnya? . . . . P.s T...