Mereka tidak sadar perasaan itu telah tumbuh sejak awal. merasa denial terhadap perasaan masing-masing. terhalang cinta yang lain, hingga akhirnya menyerah. masih dapatkah cinta mereka terselamatkan dan bersatu seperti yang seharusnya?
.
.
.
.
P.s T...
Sudah dua minggu terakhir jimin sibuk bahkan tak jarang ia begadang untuk menyiapkan kado spesial ini. Karena nanti malam dia, hoseok dan yoongi akan memberikan kejutan ulangtahun kepada taehyung.
Jimin telah menyiapkan kardigan rajut berwarna cokelat muda dan di sebelah kirinya terdapat patch bergambar beruang yang menurutnya sangat cocok untuk taehyung.
Keahlian merajut ini dia dapatkan dari ibunya sejak kecil. Jimin SD lebih senang membaca buku, merajut, atau bermain basket bersama hoseok dan yoongi.
Tok tok tok..
"Jiii, gua boleh masuk?" Hoseok berbicara dari balik pintu
"Boleh, masuk aja gak dikunci" jimin langsung menyembunyikan kardigan buatannya ke dalam lemari.
"lo lagi ngapain?" tanya hoseok ketika memasuki kamar jimin
"ah.. gua gak lagi apa apa" jimin kemudian duduk di kursi kecil yang ada dikamar nya
"okay. Gua kesini cuma mau bilang lu gak lupa kan sama kejutan buat taehyung nanti malem?"
"iya gua inget kok. Jam 7 kan?"
"iya nanti yoongi kesini jemput kita. But.. gua udah nyiapin surprise yang lain buat ultah taehyung"
"hm? Surprise apalagi?" alis jimin sedikit terangkat
Hoseok dengan nada dan wajah cerianya berkata "malem ini gua sekalian mau ngenalin taehyung ke sepupu gua, namanya seokjin. Dia anak orang kaya, cakep lagi. Pokoknya gua yakin sih mereka bakal cocok"
"O-oh.. hmm" jimin hanya mengangguk dan memasang wajah tersenyum dengan paksa. Entahlah, hatinya merasa tidak enak. Seperti ada sesuatu yang menghantam dirinya. Sakit. Tapi dia bisa apa? Toh walaupun sikap taehyung sangat manis kepadanya tetapi mereka tidak ada status apa-apa.
Sudah dua semester mereka berteman. Setahun, dan tidak ada perubahan apapun dalam status pertemanan keduanya.
Jimin memang tidak pernah curhat apa-apa ke hoseok soal perasaannya pada taehyung. Dia juga masih belum terlalu yakin atas perasaanya sendiri.
"ji, kok bengong sih? Are u okay?" tanya hoseok sambil mengibaskan tangannya didepan wajah jimin
"ah. Iya gua gapapa kok seok"
"yaudah kalo gitu gua mau balik dulu ke kamar ya, mau telepon seokjin"
"oke seok"
***
Tepat pukul tujuh mereka tengah bersiap untuk berangkat memberi kejutan ke taehyung. Jimin sangat bersemangat.
Ia mengacak lemarinya untuk mencari baju yang cocok agar terlihat berbeda dari biasanya. Kemudian ia keluar kamar.
"Eh jim, lo mau kondangan? Rapi bener" Yoongi yang berada didepan kosan meledek begitu melihat penampilan jimin.
"ish jangan nyebelin deh lo!"
Kemudian hoseok keluar dari kamarnya dan melihat jimin.
"ji? Lu rapi banget?"
Baru saja jimin ingin mengeluarkan sumpah serapah kepada hoseok tapi kemudian pandangannya teralihkan pada lelaki tampan yang berdiri dibelakang hoseok.
"ah iya sampe lupa. Ji, kenalin ini seokjin sepupu gue dari jakarta"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kemudian seokjin mengulurkan tangannya kepada jimin sambil tersenyum "Hi gue seokjin"
"jimin" sambil menyalami uluran tangan seokjin
Gila. Secakep ini?! Gue sih gak ada apa-apanya.
Yoongi kemudian bangkit dari duduknya "udah yok berangkat nanti kemaleman lagi"
Akhirnya mereka berangkat menuju sebuah rumah, tidak terlalu besar. Tempat tinggal taehyung dan yoongi.
Rumah ini milik nenek mereka jadi dari pada kost mereka tinggal disini secara percuma.
Setelah sampai mereka berjalan mengendap ngendap agar tidak diketahui taehyung yang sedang sibuk bermain gitar dan sepertinya tengah menulis nada.
"Satu.. dua... tiga.. SURPRISE!!!"
Yoongi membuka pintu sedangkan hoseok membawa kue ditangannya. Disebelahnya ada Seokjin. Dan jimin dibelakang mereka.
"Wahhh gue gak nyangka kalian bakal surprisein gini" Taehyung yang tadinya sedang duduk kemudian berdiri meniup lilin dan tentu membuat suatu permintaan sebelumnya. Lalu kue itu ditaruh diatas mejanya beserta kado dari yoongi dan hoseok.
Taehyung menengok ke belakang mencari si pipi tembam itu. ternyata ada, jimin ada disana. Tersenyum manis kepadanya.
"Hai ji" sapa taehyung begitu manik mereka bertemu
"Tae, selamat ulangtahun! Oh iya.. ini-"
Tiba-tiba hoseok menarik lengan seokjin "Tae, ini kenalin sepupu gua seokjin. Cakep kan kaya gue. Dia itu pinter banget loh, jago marketing juga di perusahaan ayahnya"
"Oh, gue taehyung. Salam kenal" Taehyung tersenyum kemudian menunduk sekejap
"gue seokjin. Btw, kamar lo bagus banget. Banyak foto polaroidnya gini. Lo pasti fotografer ya?"
"ah haha nggak kok belum sejago itu" kata taehyung kikuk
"gue boleh liat foto-foto yang lain?" seokjin meminta izin. Sejujurnya ayah seokjin sangat suka hal-hal seperti taehyung yang berbau seni. Apalagi foto foto ini.
"bo-boleh. Ini ada disebelah sini foto yang lainnya" taehyung berjalan diikuti oleh seokjin, hoseok dan yoongi yang sibuk bergumam akan kegemasan mereka berdua.
Sedangkan jimin.
Kado yang tadinya mau ia keluarkan untuk taehyung, ia simpan kembali kedalam tasnya.
Mereka semua sibuk berempat. Tapi kemudian jimin pamit lebih dulu, keluar dari rumah itu untuk pulang. rasanya ingin menangis sepuasnya dikamar kos.
Begitu sampai di kamarnya, ia langsung mengunci pintu. mendudukkan dirinya ditepi tempat tidur.
"Jimin bego! Buat apa lo kaya gini?! udah jelas jelas gak mungkin. Gak mungkin taehyung punya perasaan yang sama kaya lo! Ayo sadar ji.. sadar! Hoseok juga bilang kalo seokjin lebih pantes buat dia. Dibanding seokjin gue gak ada apa-apanya"
Matanya basah. Air mata itu terus mengalir membasahi wajahnya. Tangannya mengeluarkan kardigan yang sudah ia buat selama dua minggu yang bahkan terkadang dia sampai begadang agar cepat selesai.
Kini kardigan itupun ikut basah karena air matanya. Ia kemudian menyimpannya kedalam sebuah box berwarna hijau dan meletakkannya dibawah kolong tempat tidur.
Semenjak hari kejutan itu. Jimin melihat seokjin dan taehyung semakin dekat.
Bahkan terkadang seokjin tidak ragu untuk menggandeng tangan taehyung dan menyender pada bahunya ketika mereka berkumpul bersama seperti yang dulu taehyung dan jimin sering lakukan.
Tapi sekarang jimin hanya bisa tersenyum getir melihat keduanya. Ia juga mendengar pengakuan dari hoseok jika taehyung dan seokjin sudah berpacaran.
Hatinya sangat terluka. Tapi dia tidak ingin menunjukannya. Biarlah taehyung berbahagia bersama seokjin. Jimin bertekad untuk mencari kesibukannya sendiri dan melupakan mereka.