Bab 9

514 62 2
                                    

Kegiatan di panti hari ini sangat menyenangkan. Perkenalan diri, bermain tebak-tebakan bersama, membuat nyanyian untuk menghafal huruf.

Begitu riuh dan ramai. Seru. Sangat seru. Sejenak pikirannya tentang taehyung teralihkan. Melupakan perasaan perasaan yang membebaninya belakangan ini.

Mungkin kalian bertanya-tanya. Mengapa Jimin sebegitu sakitnya karena menyukai taehyung.

Biar aku jelaskan perasaan yang baby ji rasakan.

Sejak pertama kali bertemu, meski awalnya sangat canggung, tapi taehyung mencairkan suasana diantara mereka. Bahkan sampai saat ini panggilan aku-kamu hanya dilontarkan kepada masing masing dan tetap menggunakan gue-lo pada hoseok dan yoongi.

Banyak kejadian kecil yang membuat mereka merasa nyaman, saling diperhatikan. Saling menemani dan membantu. Seperti ketika taehyung menemani jimin mengerjakan tugas hingga larut. Dan berkahir dengan jimin yang berjalan pelan ke kamar untuk mengambil selimut agar taehyung tak kedinginan.

Menjadi penolong pertama yang datang tanpa diminta. Seperti saat hujan membasahi taehyung yang tengah menuju basemen, dan jimin merentangkan jaketnya agar taehyung terhindar dari rintik deras itu.

Ya. Baper mungkin kata yang tepat. Nyaman. Tapi hingga dua semester status mereka tak kunjung berubah. Dan di akhir semester ke 3 taehyung memutuskan untuk menerima seokjin menjadi kekasihnya.

Jimin hanya merasa sadar diri. Menarik diri lebih tepatnya. Biarlah taehyung berbahagia. Dan dia mencari bahagianya juga.

Jam mulai menunjukkan pukul 18.50 ketika ia baru saja tiba di kamar kosnya. Melempar tas ke pojok ruangan. Merebahkan dirinya sebentar sambil mengatur napas.

Lelah. Tapi hari ini sangat menyenangkan. Anak-anak itu bahkan sudah sangat akrab dengannya di hari pertama.

Besok ia menjanjikan mereka dengan dongeng pangeran kodok. tentu setelah pembelajaran baca tulis selesai.

Jimin melepas jaketnya, hendak mandi karena badannya sudah lengket dengan keringat. Ponselnya ia keluarkan dari kantung jaket sebelum jaket itu dilepas.

Ternyata ada 7 notifikasi disana. 4 chat dari grup kelas kuliah, dan sisanya dari taehyung. Matanya mengerjap sebentar sebelum akhirnya membaca dengan jelas apa isi pesan tersebut.

senyum tipis tersinggung dibibirnya. Tapi akhirnya ia sadar kembali. Ia menghela nafas berat sebelum menaruh ponselnya ke atas meja belajar. Membiarkan pesan itu hanya sekedar dibaca.

Sementara si pengirim pesan begitu antusias ketika melihat ceklis dua itu berubah menjadi warna biru, tanda pesannya sudah dibaca. Ia menunggu. 5 menit.. 15 menit.. 20 menit..

Hingga satu jam berlalu tidak ada balasan dari pesan yang ia kirimkan. Putus asa ia kemudian menaruh ponselnya di kasur. Sepertinya jimin belum mau membalas.

Ting!

Satu notifikasi muncul di layar. Ada sebuah pesan disana. Taehyung begitu antusias dan buru-buru melihatnya.

Tapi sekian detik kemudian senyum yang tadi tak segaja mengembang kini kembali datar. Ternyata bukan balasan dari jimin. Tapi dari seokjin yang meminta taehyung untuk menjemputnya besok.

Lagi-lagi. Taehyung merasa kosong. Perasaannya tidak karuan. Apa ini. Apakah ia salah menerima seokjin?

Taehyung memilih mematikan notifikasi dan berecana untuk tidur. Tapi, alih-alih akan tidur ia justru sibuk berselancar di dunia maya, mencari lagu yang pas degan suasana hatinya.

Setelah membuat playlist malam ini. Ia kemudian membaringkan badannya. Menarik selimut dan menutup mata.

Ia tak tahu ada notifikasi chat yang baru masuk dari seseorang yang sedari tadi ia tunggu. Mungkin ia akan menyesal esok pagi karena mensilent ponselnya malam ini.

Shtëpia [VMIN] End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang