Jimin saat ini sudah berada di restoran yang taehyung kirimkan lokasinya untuk mereka bertemu.
Sejujurnya baik jimin maupun taehyung masih merasa canggung. Makanya taehyung enggan menjemput jimin dirumahnya dan langsung bertemu di restoran ini.
Taehyung mengatakan dalam pesannya ia menunggu di lantai atas. Dan jimin langsung bergegas kesana begitu sampai.
Hari ini memang tanggal merah, dan namjoon ternyata ada pekerjaan yang mendadak. Jadi jimin bisa bertemu degan taehyung. Sebelumnya sudah ijin untuk pergi bersama dengan teman ke namjoon.
Tangannya melambai ke arah jimin begitu matanya menangkap sosok manis itu tiba.
"Disini ji"Jimin tersenyum singkat, lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan taehyung.
"Hai. Ada apa? Waktu itu katanya mau ngomong di chat aja, tapi sekarang jadi ngajak ketemu haha"
Taehyung menggaruk tengkuknya "hehe iya nih, setelah dipikir lagi kayanya lebih baik ngomong secara langsung"
Jimin hanya mengangguk pelan menanggapinya. meski ia tidak tau omongan apa yang akan taehyung ucapkan.
"Tapi aku gak mau ngomong disini, yuk ikut aku"
Tangannya mengandeng lengan jimin kemudian mereka masuk ke dalam mobil taehyung. Jimin sangat bingung. Dia hanya bisa bengong, masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
"Kamu kok diem aja?" Tanya taehyung sambil menyetir
Begitu ditanya ia langsung tersadar dari lamunannya. "A-ah gakapapa, kita mau kemana?"
"Masih agak lama sih sampenya, kalo ngantuk bisa tidur dulu"
Jimin menoleh ke arah laki laki disebelahnya "Masih siang tae, belum ngantuk"
"Haha yaudah kita ngobrol aja, atau mau dengerin lagu? Nyalain aja sama kamu ji"
Dari memutar playlist lagu taehyung hingga bulak balik mengganti saluran radio dan sesekali diisi obrolan singkat, begitulah perjalanan mereka selama 3 jam. Jimin sekarang tengah tertidur pulas. Dan taehyung memandanginya dengan perasaan tenang.
Tak lama kemudian ia memarkirkan mobilnya di atas pasir putih.
"Ji, udah sampe nih. Bangun ji" katanya pelan.
Matanya mulai mengerjap, dan mulutnya masih menguap. Jimin bangun dari tidurnya dan sedikit tercengang dengan lokasi mereka sekarang.
"Tae? Kita dimana? Dipatai??" Tanyanya sambil membuka pintu mobil dan berlari menuju bibir pantai.
Taehyung tersenyum melihat antusias jimin. Reaksinya sangat lucu, seperti anak kecil yang baru dapat hadiah.
"Suka sama pantainya?"
Jimin mengangguk antusias "sukaa. Aku udah lama banget gak ke pantai"
Kemudian taehyung membiarkan jimin bermain air di bibir pantai. Sedangkan ia duduk diatas bagian depan mobil miliknya sambil menatap jimin.
Setelah sedikit lelah bermain air akhirnya ia mendekat ke arah taehyung dan menyandarkan badannya pada mobil.
"Udahan main airnya?"
Jimin menoleh "udah, cape juga ternyata lari lari. Kamu kenapa diem aja disini?"
"Aku gak mau ganggu kamu main air"
"Ih nyebelin" jimin kemudian menatapnya malas. Dan taehyung hanya bisa tertawa.
Kemudian keadaan hening sesaat. Membiarkan rambut mereka tertiup oleh angin.
"Aku mau nanya sama kamu. Kenapa kamu ajak aku kesini?" Tanya jimin. Matanya menatap taehyung yang tengah menikmati hembusan angin.
"Sebagai permintaan maaf.....? Hehe"
Jimin menghembuskan napas pelan. "Minta maaf?"
"Duduk disitu yuk" taehyung menunjuk ke arah karpet kecil yang sudah ia siapkan. Lalu jimin mengikutinya.
Matanya menatap jimin yang kini sudah duduk di sebelahnya. "Aku ajak kamu kesini, sebagai permintaan maaf aku karena aku udah jahat ke kamu. Aku bikin kamu marahan sama hoseok dan ngilang gitu aja. Aku gak bertanggung jawab sama masalahku yang bikin kamu ikut jadi korbannya. Aku.... Pengecut banget ya ji" matanya ia alihkan melihat ke arah pantai.
"Pertama tama.. makasih udah ajak aku ke pantai" lalu ia merangkai kata dalam benaknya, emosinya campur aduk.
"Lagian, walaupun kamu gak ajak aku kesini, aku udah maafin kamu. Aku gak mau inget inget masalah itu lagi. Aku udah lega sekarang semuanya udah baik-baik aja tae""Makasih banyak ji. Hatimu baik banget"
"Apasih... Ih lebay. Udah ah aku mau main air. Mau liat matahari tenggelam lebih deket" jimin bangun dari duduknya
Taehyung yang melihatnya juga ikut bangun dan ikut berdiri di samping jimin. Mereka menatap matahari senja yang perlahan mulai tenggelam, seperti menyelam ke dalam laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shtëpia [VMIN] End✔️
Fiksi RemajaMereka tidak sadar perasaan itu telah tumbuh sejak awal. merasa denial terhadap perasaan masing-masing. terhalang cinta yang lain, hingga akhirnya menyerah. masih dapatkah cinta mereka terselamatkan dan bersatu seperti yang seharusnya? . . . . P.s T...